19

986 78 0
                                    

Bruk..

Pintu depan kelas yang tak tertutup rapat tiba-tiba terdorong keras hingga mengeluarkan suara keras. Suara yang sangat mengganggu proses belajar mengajar. Guru yang tadinya menulis dengan asyik terpaksa menghentikan kegiatannya dan beralih ke dua murid yang telat masuk di pelajarannya.

Pria itu dan Cherry memasuki ruang kelas dengan napas tak beraturan. Mereka seperti berlomba lari hingga memasuki ruang kelas.

Hari ini tidak ada jadwal syuting di sekolah itu. Oleh karena itu para guru dapat dengan bebas memarahi muridnya atau menghukumnya.

"Maaf guru. Saya telat." Kata pria itu sambil membungkuk. Murid-murid yang berada di dalam kelas itu terkesima dengan pria itu.

Murid perempuan maupun laki-laki bertanya-tanya mengenai pria itu dengan bisikan yang masih dapat didengar jelas.

Cherry yang mendengar suara bisikan itu penuh dengan tanda tanya. Apa ada yang salah dengan dirinya?

Cherry mengikuti pria itu dari belakang. Ada hal-hal yang dikecewai oleh para murid melihat pria itu terlihat bersama dengan Cherry.

"Kenapa kalian bisa telat?" Tanya guru setelah meletakkan buku dan juga kapur papan tulis.

"Maaf guru. Tadi kami tidak mendengar bunyi bel." Kata Cherry.

"Bagaimana bisa kalian tidak mendengar bunyi bel yang begitu keras? Memangnya kalian ada di mana?"

Pria itu dan Cherry terdiam. Mereka tidak dapat memberi tahu alasan mengapa mereka telat masuk ke kelas.

Jika mereka berkata jujur, tempat itu bisa saja menjadi tempat larangan bagi para siswa karena dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Jika mereka berbohong, alasan apa yang harus mereka berikan agar guru percaya pada mereka?

"Kenapa tidak menjawab?" Guru memecahkan keheningan di dalam kelas.

"Tadi aku habis dari toilet dan saat ingin masuk ke kelas, aku berpapasan dengan Cherry. Jadi kita masuk kelas bersama." Pria itu menjelaskan dengan alasan yang sudah pasti diterima karena pria itu merupakan salah satu orang spesial di sekolah.

"Kalau begitu kau bisa duduk." Kata guru sambil mengisyaratkan kata-katanya dengan tangannya. "Lalu kau?" Guru kemudian menunjuk Cherry.

Cherry tidak bisa memberikan alasan apapun karena alasan yang sangat mudah sudah digunakan pria tadi.

"Aku.."

"Kau tidak ingin memberi tahu?"

"Bukan begitu.."

"Kalau begitu kau keluar.."

"Tapi," baru Cherry ingin menjawab tetapi guru sudah tidak mau mendengar apapun lagi. 

"Kau belum mengetahui peraturan saya? Saya tidak suka bila ada orang yang telat masuk saat pelajaran saya. Jadi kau keluar sekarang."

"Bukankah dia juga telat?" Won Geun sedari tadi menyaksikan Cherry di depan kelas sedang dimarahi habis-habisan oleh guru, ia pun mulai bertindak.

"Tapi dia dapat memberikan alasan yang jelas sementara dia tidak." Guru juga tidak mau kalah, ia membalas pertanyaan Won Geun.

"Itu adalah alasan yang sangat mudah. Semua orang dapat menggunakan alasan itu." Kata Won Geun.

"Lalu? Mengapa kau melawan guru?"

"Aku tidak melawan. Apa karena dia adalah artis? Oleh karena itu guru tidak berani memarahi atau menghukumnya?" Balas Won Geun.

"Kau ini benar-benar." Seketika perkataan guru terhenti. Kesabarannya yang sudah memuncak tiba-tiba menjadi reda. Ia tidak ingin bertengkar dengan murid karena mencoreng nama baiknya. "Baiklah. Junhoe, kau keluar juga."

Love in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang