22

950 69 0
                                    

Syuting berlangsung kembali. Hari ini Joo Hyeok terlihat tidak bersemangat karena kejadian kemarin. Hatinya merasa sangat sakit mengingat kejadian kemarin. Ia merasa gadis yang ia cintai menganggapnya hanya sebatas teman dan tidak lebih. Entah apa yang harus ia lakukan. Hal itu benar-benar berpengaruh dalam kegiatannya. Ia tidak bisa fokus melakukan pekerjaannya sekarang.

Dilain sisi, entah hal apa yang mengganggu pikiran Cherry hingga membuatnya masuk sekolah lebih telat dari biasanya. Ia terlihat sangat tidak bersemangat. Semalam ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ada sesuatu yang ganjil pada pikirannya tapi Cherry tidak tahu apa itu.

Melihat Joo Hyeok yang berjalan di koridor sekolah sendirian membuat Cherry tersadar tiba-tiba akan apa yang membuat dirinya terus menerus merasa gelisah. Ia merasa bersalah dengan perkataan kemarin yang menurutnya sangat menyakitkan bagi Joo Hyeok.

Mereka masing-masing berjalan ke arah yang sama. Joo Hyeok masuk ke dalam kelas melewati pintu depan kelas dan Cherry melewati pintu belakang kelas.

Cherry menaruh tasnya di tempat duduknya lalu menghampiri Joo Hyeok yang sedang mencari sesuatu di antara tumpukan kertas di dalam lemari kelas.

"Joo Hyeok-ah." Ia tidak menjawab panggilan Cherry. Ia masih sibuk dengan kegiatannya mencari barang di antara tumpukkan kertas.

"Joo Hyeok-ah." Panggil Cherry sekali lagi. Tangannya saat ini menahan lengan Joo Hyeok yang baru saja diangkat untuk mengambil tumpukan kertas yang lebih tinggi.

Joo Hyeok hanya terdiam. Lagi-lagi terdiam. Ia melepaskan tangan yang menggenggam lengannya kemudian melanjutkan kegiatannya.

"Aku minta maaf." Kata-kata Cherry membuat Joo Hyeok menghentikan kegiatannya kemudian menghadap ke arah Cherry.

"Untuk apa?" Joo Hyeok menatap Cherry.

"Untuk yang kemarin. Aku membentakmu." Cherry menunduk merasa bersalah seperti anak kecil yang sehabis berbuat kesalahan besar. Hal itu sangat menggemaskan.

Kata-kata itu membuat Joo Hyeok sedikit lega dan hatinya kini berbunga-bunga. Hatinya panas. Dia gugup. Jantungnya berdetak kencang. Ingin sekali Joo Hyeok menyatakan perasaannya sekarang tapi bagaimana jika Cherry sama sekali tidak menyukainya? Ia hanya tidak ingin Cherry mengetahui perasaannya sebelum Joo Hyeok mengetahui bagaimana perasaan Cherry.

"Aku tidak bermaksud melakukan itu." Kata Cherry lagi. Perkataan Cherry terhenti seketika saat Joo Hyeok tiba-tiba memeluknya. Joo Hyeok memeluknya di depan umum. Di depan murid-murid yang ada di dalam kelas. Banyak pasang mata yang menyaksikan dan ada juga beberapa yang memotret mereka. Beberapa anak yang melewati kelas pun berhenti sejenak menyaksikan apa yang terjadi di dalam sana. Cherry benar-benar bermasalah sekarang. Masalah yang sebelumnya terjadi padanya saja belum selesai, sekarang muncul masalah baru lagi.

"Joo Hyeok-ah. Kau kenapa? Ada apa denganmu?" Cherry berusaha melepas pelukan Joo Hyeok.

Won Geun melihat kejadian itu dari tempat duduk dari awal sampai sekarang. Dapat disimpulkan bahwa kali ini Won Geun gagal lagi akan cintanya. Ia merasa semua gadis yang dicintainya mencintai orang lain dan terlebih itu adalah kakaknya sendiri.

Ini benar-benar akhir dari semuanya. Won Geun sudah tidak dapat menahan semuanya. Ingin sekali ia meninggalkan negara Korea dan pergi sejauh-jauhnya. Ia tidak sanggup melihat gadis yang dicintainya jatuh ke tangan orang lain untuk kedua kalinya.

Tidak tahan dengan pandangan seperti ini, Won Geun meninggalkan kelas. Tidak dengan tangan kosong. Ia membawa tasnya menandakan ia akan pulang sekarang juga. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

Kembali lagi pada drama singkat di depan kelas. Cherry masih terus berusaha melepaskan dirinya dari pelukan hangat Joo Hyeok tetapi sulit. Pelukannya sangat erat. "Joo Hyeok-ah. Ada apa denganmu? Banyak yang melihat kita."

Love in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang