30

796 59 0
                                    

"Kalian saling mengenal?" Tanya Cherry pada keduanya. Ae Rin merasa lega karena Cherry meluncurkan pertanyaan itu sehingga ia tidak perlu menjawab pertanyaan dari cinta pertamanya.

"Kita sudah berteman sejak kecil." Jawab Joo Hyeok.

"Benarkah? Kalau begitu kita juga sudah saling mengenal satu sama lain sejak dulu."

Joo Hyeok mengerutkan keningnya heran. "Maksudmu?"

"Aku adalah adiknya. Jika kau sudah berteman dengannya sejak dulu, berarti kau dan aku sudah saling mengenal sejak dulu." Jelas Cherry.

Joo Hyeok dibuat mati kutu oleh Cherry karena perkataannya. Jadi selama ini orang yang ia sukai adalah adik dari cinta pertamanya? ternyata tebakannya dari dulu memang benar.

"Mungkin begitulah." Katanya setelah diam beberapa saat. Ae Rin hanya bisa menanggapi dengan tawa kecilnya.

Joo Hyeok merasa bersalah pada kedua kakak beradik ini. Ia merasa sudah menyakiti keduanya dengan dirinya yang pernah menyukai kedua kakak beradik ini. Dalam pikirannya sekarang adalah bagaimana jika Ae Rin mengetahui bahwa saat ini Joo Hyeok menyukai Cherry dan bagaimana jika Cherry mengetahui bahwa Joo Hyeok adalah cinta pertama kakaknya dan masih berlaku hingga sekarang.

Joo Hyeok berpikir sejenak. Saat Cherry sudah berada di dekatnya dan rasanya tinggal satu tahap lagi hingga Cherry menjadi miliknya seutuhnya dan datang masalah yang sangat besar yang tidak tahu bagaimana harus menyelesaikannya. Hal ini rasanya tidak akan terselesaikan hanya dalam waktu singkat. Hanya mengalahlah yang dapat menyelesaikan semuanya.

Yang berada dalam pikiran Cherry saat ini adalah ia merasa bahagia karena ternyata mereka sudah berteman sejak kecil dan otomatis Ae Rin mengetahui bagaimana sifat Joo Hyeok dan apakah pria itu pantas untuk dirinya atau sebaliknya. Rasanya Cherry ingin sekali mengajak kakaknya untuk datang ke rumahnya dan menceritakan semua kisah cintanya yang sudah ia pendam selama berada di negeri gingseng ini.

Ae Rin merasa sangat senang saat melihat Joo Hyeok yang sedang menyantap makanannya. Walaupun dilihat dari belakang, Ae Rin tetap bisa mengetahui jika itu adalah Joo Hyeok. Tetapi saat ini semua keadaan tidak sedang baik. Joo Hyeok dan Cherry nampaknya sangat dekat hingga pagi-pagi seperti ini mereka sudah sarapan bersama dan terlihat asyik berbicara.

Ae Rin merasa tatapan yang Joo Hyeok berikan kepada adiknya ini sangat berbeda dengan tatapan yang Joo Hyeok berikan berikan pada dirinya. Ada sesuatu sinar yang terpancar di balik bola matanya. Bagaimana jika kejadian dulu yang sempat terjadi di antara kita terulang lagi? Ae Rin benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Benar-benar masa yang sulit.

.

Pertemuan tadi hanya diisi dengan kecanggungan yang tiba-tiba hadir di antara ketiganya. Setelah Ae Rin pergi dari tempat itu dan Joo Hyeok mengantar Cherry pulang, hanya sepatah dua kata yang keluar dari mulut Joo Hyeok. Rasanya canggung.

Ae Rin merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya sebentar untuk menjernihkan pikirannya saat ini. Sebuah ide timbul di dalam pikiran Ae Rin. Ae Rin langsung duduk di atas kasurnya dan mulai mencari sosok ponselnya kemudian mencari kontak Joo Hyeok pada teleponnya dan kemudian meneleponnya.

.

Ae Rin duduk di kursi dekat jendela di sebuah kafe sambil menunggu kedatangan Joo Hyeok. Setelah menunggu beberapa saat pria yang ditunggunya pun akhirnya samapi dan duduk di hadapannya sekarang.

Love in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang