27

762 59 0
                                    

Irene masih diam dengan tatapan tajamnya. "Baiklah. Memang aku yang melakukannya. Kau puas?"

"Mengapa kau melakukannya?"

"Itu bukan urusannmu."

"Urusan dia adalah urusanku juga. Jadi siapapun yang berani berbuat hal itu pada Cherry, dia akan berurusan denganku."

Kring...

Bel berbunyi...

Sayangnya pertunjukan di depan kelasnya harus berakhir sampai di sana. Mungkin akan dilanjutkan setelah jam istirahat.

"Bel menyelamatkanmu." Junhoe dengan tatapan dinginnya kembali pada posisi Cherry berdiri. Gadis itu sekarang sudah tidak lagi dengan air matanya. Junhoe menggenggam tangan Cherry dan menuntunnya untuk duduk di tempat duduknya dan pria itulah yang duduk di tempat penuh tulisan warna warni itu.

"Guru! Meja dan kursi ini penuh dengan coretan akibat Irene. Bolehkah aku mengambil meja dan kursi baru?" Tanya Junhoe saat guru memasuki ruang kelas.

"Baiklah. Silahkan." Mendengar izin dari guru langsung membuat Junhoe keluar dari kelas lalu menuju gudang sekolah untuk mengambil meja dan kursi.

"Ada kabar gembira untuk kalian semua." Kata guru bersemangat. Para murid memasang wajah penuh tanda tanya. "Sebentar lagi kita akan melaksanakan ujian." Guru bertepuk tangan dan murid-murid lainnya hanya memandangnya malas.

"Ujian lagi."

"Mengapa setiap hari harus ada ujian?"

"Tidak bisakah sekali saja tidak harus ada ujian?"

Para murid mengeluh keras.

Junhoe kembali dengan meja dan kursi yang ia bawa untuk dirinya sendiri. Junhoe menyeret kursi dan mengangkat meja di pundaknya dengan sangat mudah. Tenaganya sangatlah kuat.

"Tetapi." Kata guru yang membuat kelas kembali tenang. "Sebelum ujian dimulai, kalian akan melaksakan kegiatan sekolah yaitu camping. Jadi selama camping berlangsung bersenang-senanglah kalian supaya tidak frustasi saat ujian dimulai."

Murid-murid tampak sangat gembira dengan kabar baik itu tetapi tidak dengan Cherry, gadis itu tampak tertekan dengan kegiatan sekolah itu. Masih banyak orang yang tidak menyukainya. Bagaimana jika ia mengalami kesulitan atau hal lainnya. Ia berniat tidak mengikuti camping. Tidak ada teman yang dapat ia ajak bicara juga.

Junhoe baru saja memasuki kelas dengan menyeret kedua benda itu. Ia memutuskan untuk menaruh meja dan kursi tersebut di belakang Cherry agar bisa selalu melindunginya dan menatapnya terus walau hanya dari belakang, rasanya ia sedikit lebih tenang.

"Camping akan diadakan dua hari lagi. Kalian bisa mempersiapkan semua yang ingin dibawa mulai dari sekarang. Baik, kita lanjutkan pelajaran kita." Guru mulai membuka buku pelajarannya. Hal itu membuat para murid mengeluh.

***

Joo Hyeok mengendarai mobilnya menuju kantor agensinya. Sesampainya di sana, dengan gagah ia memasuki kantor lalu menuju ruangan CEO.

"Kedatangan saya ke sini adalah untuk membicarakan mengenai apa yang harus saya kedepannya. Saya ingin beristirahat kira-kira satu tahun dari dunia ke-artisan ini."

"Benarkah? Lalu apa yang akan kau lakukan satu tahun kedepan?" Pihak agensi terkejut dengan keputusan yang diambil Joo Hyeok.

"Entahlah. Saya juga belum memikirkannya. Mungkin saya ingin berlatih lagi supaya lebih baik tahun depan atau saya ingin menjalankan kehidupanku seperti orang biasa yang dapat ke manapun dengan bebas. Saya ingin memulai hidup baru. Lembaran baru dan memulai semuanya dari awal."

Love in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang