16

1K 77 0
                                    

"Apa yang kalian bicarakan hingga membuatmu begitu kesal?"

"Tidak. Aku tidak berbicara apa-apa. Tidak perlu dipikirkan." Ia teringat akan sesuatu. Ia lupa menyampaikan sesuatu pada Won Geun. "Bisa putar balik?" Tanya Cherry pada supir di depannya. Mobil pun kembali terparkir di depan rumah Won Geun. 

"Kenapa kau kembali?" Tanya Won Geun setelah Cherry turun dari mobil dan berdiri di hadapannya.

"Aku hanya ingin memberi tahu. Barang yang kau berikan padaku pasti akan ku kembalikan uangnya. berapapun itu."

"Kau kembali hanya ingin mengucapkan hal itu?"

Cherry mengangguk. "Kalau begitu aku pergi dulu." Cherry melambaikan tangannya sambil tersenyum. Pasti Cherry sangat bahagia saat ini. 

Mobil mereka pun berjalan meninggalkan Won Geun yang sangat terpuruk. Won geun memandang mobil yang berjalan semakin jauh dan berharap Cherry akan kembali, apapun alasannya. 

Kotak kue yang dibawanya pun akhirnya harus dimakan sendiri. Awalnya Won Geun berniat memberikan kue itu pada Cherry, karena ia tahu, Cherry pasti akan menyukainya.

Won Geun berjalan masuk ke dalam dengan mata yang masih tertuju pada kotak kue. Tiba - tiba langkahnya terhenti pada sebuah pita yang tak jauh dari pagar rumahnya. Pita berwarna pink milik Cherry yang diberikan oleh Joo Hyeok tadi. Tanpa mengetahui asal mula pita itu, Won Geun yakin bahwa pita itu milik Cherry. Akan ada alasan bagi Won Geun untuk bertemu Cherry kembali.

Won Geun tersenyum menatap pita berwarna pink itu sambil memikirkan tingkah laku bodoh dan lucu Cherry saat bersamanya. Ia masuk ke dalam rumahnya. Ia berharap pita pink itu dapat membawa Won Geun untuk bertemu kembali dengan Cherry. Apa itu mungkin? Hanya takdir yang bisa menentukan.

***

Beberapa hari telah berlalu, tak terasa Cherry melalui hari tanpa kedua orang itu, Won Geun dan Joo Hyeok.

Kejadian tiga tahun lalu.

Di hari ulang tahun Ae Rin keempat belas yang dirayakan di rumahnya, ia mengundang seluruh keluarga, semua teman satu sekolahnya dan lain-lain. Di sana terlihat begitu ramai. Banyak anak kecil yang berlari-larian, orang tua yang saling berbicara, tertawa bersama dan ada juga yang sedang makan.

Di pertengahan acara setelah tiup lilin dan memotong kue, Ae Rin sengaja memotong sepotong kue dan menyimpannya. Kue itu khusus ia berikan untuk Joo Hyeok.

Ae Rin mencari ke seluruh sudut rumah mencari sosok Joo Hyeok sambil membawa sebuah piring kertas yang berisikan sepotong kue ulang tahun. Ia menemukan sosok Joo Hyeok yang berdiri di tepi kolam renang. Ia menghampiri pria itu yang sedang berbicara dengan adiknya. "Ini kue untukmu." Gadis kecil itu memberikan kue dengan kedua tangannya.

Won Geun yang hanya dapat menatap dari sisi lain merasakan bahwa gadis yang disukainya menyukai orang lain. Apalagi orang itu adalah kakaknya sendiri.

Awalnya memang biasa saja. Won Geun selalu merasakan bahwa kedekatan kakaknya dan Ae Rin hanyalah sebatas persahabatan yang sudah sangat lama dijalinnya. Tapi tidak untuk kali ini, kali ini ia merasakan bahwa Ae Rin sangat menyukai kakaknya. Dapat dilihat dari bagaimana ekspresi gadis itu, begitupun dengan Joo Hyeok. Sekarang, barulah ia merasakan bagaimana rasanya cinta bertepuk sebelah tangan.

Joo Hyeok dengan senang menerima kue yang diberikan Ae Rin tanpa mengetahui hal itu membuat hati adiknya tersakiti. Usia yang masih dibilang belum cukup dewasa untuk menerima rasa sakit itu sendiri. Usia yang masih dibilang rasa suka itu hanyalah cinta monyet.

Setelah kuenya diterima, gadis yang lebih tua satu tahun dari Won Geun dan lebih muda dua tahun dari Joo Hyeok kemudian pergi menghampiri teman-temannya yang lain.

Love in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang