"Lalu, setelah beberapa tahun aku kembali dengan tujuan dapat memperbaiki hubunganku dengannya. Tapi saat aku di sini dia tidak pernah berubah. Masih sama seperti sebelumnya. Dia masih dingin padaku dan yang membuat hatiku sangat hancur adalah saat mendengar bahwa sekarang dia sudah mempunyai pacar."
"Benarkah? Lalu?"
"Aku takut kejadian dulu akan terulang kembali. Saat ini dia dalam posisiku yang dulu. Saat dia dan adiknya menyukai gadis yang sama." Ae Rin menumpahkan air mata yang sudah ia kumpulkan di pelupuk matanya.
Pelan-pelan Cherry dapat mengerti apa yang dirasakan Ae Rin dan Cherry tanpa sadar mengerti dengan pembicaraan kakaknya.
Apa maksud dari pembicaraan Ae Rin mengenai pria yang disukainya sekarang berada dalam posisi Ae Rin dulu? Jika pria itu dan adiknya yang Ae Rin maksud menyukai gadis yang sama, berarti Ae Rin adalah gadis itu dan Ae Rin takut jika kejadian dulu terulang dan pria itu saat ini berada dalam posisi Ae Rin yang dulu. Itu berarti Ae Rin dan Cherry menyukai pria yang sama dan pria itu adalah Joo Hyeok.
Setelah berpikir sejenak. "Jadi maksud permbicaraanmu adalah... pria yang kau sukai adalah... Joo Hyeok?" Cherry sudah mulai merasa sedih. Sebentar lagi gadis itu akan mengeluarkan air mata juga.
Ae Rin menghapus air mata dengan telapak tangannya kemudian mengambil napas. "Iya. Dia adalah cinta pertamaku dan Won Geun adalah adiknya. Mereka berdua dulu menyukaiku dan Joo Hyeok memutuskan untuk melepas aku demi adiknya."
"Untuk apa kau menceritakan semua ini padaku? Biarkan saja aku tidak tahu apapun sampai akhir. Aku sangat menyukai Joo Hyeok dan aku takut kehilangan pria itu. Lalu sekarang apa yang harus kulakukan?" Cherry merasa hatinya hancur seketika. Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini.
"Kau pikirkan saja apa yang harus kau lakukan. Aku datang hanya untuk menceritakan hal itu agar kau tidak salah paham. Oh iya, bukankah kau sendiri yang memintaku untuk menceritakannya?" Tanya Ae Rin.
"Apa kau benar-benar tidak bisa melupakan Joo Hyeok?" Tanya Cherry dengan sekuat tenaganya.
"Dia sangat berarti dalam hidupku. Aku tidak bisa melepaskan dia sampai kapanpun. Saat dia berkata padaku bahwa dia menyukaimu. Saat itu juga aku sangat terpuruk. Aku bahkan mengurung diriku berhari-hari. Aku menangis tanpa henti. Aku benar-benar mencintainya. Aku tidak tahu bagaimana jika dia menghilang atau tidak bersamaku lagi atau aku tidak bisa bertemu dan mendengar suaranya lagi. Aku pasti benar-benar akan terpuruk." Keduanya menangis hebat saat ini.
"Aku... aku tidak tahu harus berkata apa lagi sekarang." Cherry memilih mengakhiri pembicaraannya dan menyiapkan hati dan pikirannya untuk berpikir apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
"Aku punya satu permintaan. Aku harap kau bisa memenuhinya." Kata Ae Rin.
"Apa itu?"
"Bisakah. Kau melepas Joo Hyeok untuk aku?" Kata Ae Rin yang membuat Cherry bertambah hancur.
"Bagaimana jika aku tidak bisa?"
"Kau harus bisa. Demi aku." Ae Rin beranjak dari kasur dan membawa tasnya kemudian berjalan menghampiri pintu yang ada pada kamar itu untuk keluar dari tempat yang hawanya sudah panas.
"Mama? Sedang apa kau di sini? Kau mendengar semua pembicaraan kita?" Tanya Ae Rin saat membuka pintu dan mendapatkan Mama yang sedang menunduk melihat lubang kunci untuk mendengar pembicaraan mereka.
"Tidak. Aku hanya lewat. Aku harap kalian dapat menyelesaikan masalah kalian dengan baik." kata Mama kemudian pergi dari tempat itu. Mama berharap keduanya dapat terus rukun setelah kejadian ini. Ae Rin menutup pintu kamar sebelum meninggalkan kamar itu dan juga rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Seoul
FanfictionSeorang gadis berusia 16 tahun dipaksa Mamanya untuk bersekolah di Korea. karena kemalangan yang menimpanya, ia kehilangan jejak Mamanya sehingga ia harus menumpang di rumah seorang pria yang tinggal seorang diri dirumah yang sangat megah sambil men...