In frame :Rafa Anzie AN (kakak rain)
Zaldi memakirkan mobilnya di depan rumah makan padang di daerah dekat rumah rain.
Kuduanya turun dari mobil, lalu masuk kedalam secara bersama-sama. Setelah memilih tempat duduk yang nyaman. Zaldi memanggil pelayan untuk memesan makanan. sedikit berdebat karena zaldi tidak membolehkan rain memesan makanan yang pedas, akhirnya pun rain menurut dengan pasrah.
"Nasi rendang 2 ya mas, minumnya air putih." Rain hendak memprotes zaldi namun zaldi tidak memperdulikannya. Rain berusaha menerima toh, dia masih bisa makan pedas dari sambel nya. Belum sempat menyunggingkan senyum karena zaldi lupa untuk memberitahu pelayan agar tidak memberikan sambal, zaldi sudah dulu memanggil pelayan tadi lagi.
"Eh mas tunggu, dua-duanya ngga usah di kasih sambal ya."ucap zaldi lagi, pelayan tadi pun pergi meninggalkan mereka. Kali ini rain benar-benar memajukan bibirnya kesal. Zaldi benar-benar tega! Tidak tau apa sambal itu favorite nya?
Zaldi mengangkat dagu rain, agar melihat wajahnya dengan jelas. Wajah rain yang tertekuk itu masih terlihat, zaldi menyunggingkan senyumnya kepada rain.
"Jangan cemberut rain, lo kam abis main air lama banget, kalo pola makan lo ngga di jaga, lo bisa sakit. kalo lo sakit kan gue yang kawatir." Jelas zaldi. Membuat rain memaksakan senyumnya.
Setelah beberapa lama berbincang, membujuk rain agar tidak ngambek lagi. Pelayan pun datang membawakan makanan, keduanya diam melahap makanannya masing-masing.
Rain diam memperhatikan cara zaldi makan, tanpa sadar ia menyunggingkan senyumnya. Zaldi yang merasa diperhatikan menengok ke arah rain, rain tidak merasa risih saat dirinya di tangkap sedang memperhatikan zaldi, dia malah semakin tersenyum di hadapan zaldi.
"Lo kok liatin gue kaya gitu?"
"Lucu aja, liatin lo makan."
"Lo ngga malu kepergok liatin gue?"
"Ngapain malu, emang gue lagi ngeliatin lo juga. Gue ngga munafik ya mas." Dengan gemas zaldi mencubit pipi rain. Sampai rain mengaduh kesakitan. Zaldi pun tertawa melihat reaksi rain yang menurutnya sangat menggemaskan itu.
Tak terima di perlakukan seperti itu, rain menjambak rambut zaldi keras hingga kini tawa keduanya pecah. Seluruh pengunjung melihat kearah mereka berdua, karena malu mereka cepat-cepat menghabiskan makanannya lalu keluar dari rumah makan.
Setelah keduanya keluar lalu masuk kedalam mobil, tawa mereka kembali pecah. Tak tau apa yang mereka tertawakan. Hingga tak terasa mobil zaldi telah sampai di rumah rain.
Rumah rain terlihat sepi, seperti tidak ada penghini. Zaldi melirik kearah rain yang gusar.
"Mau gue temenin nunggu rafa?"
"Ngga usah deh, ini kan udah malem pasti lo cape."
"Gue bisa numpang tidur di sofa lo kalo gue cape." Setelah menimbang-nimbang rain akhirnya menyetujui untuk zaldi menemani rain. Rafa pasti tidak akan marah karena maksud zaldi kali ini adalah untuk menjaganya.
Keduanya masuk ke dalam rumah, rain pamit untuk masuk kedalam kamarnya,karena lelah. Zaldi pun hanya manggut-manggut dan dia menunggu di depan ruang tv. Karena bingung harus apa dia menyalakan tv nya dan kemudian tertidur.
Rain bangun dari tidurnya karena merasa tenggorokannya terasa kering. Rain bejalan menuju ke arah dapur, setelah melegalan rasa hausnya, rain berbalik ke kamarnya. Sebelum sampai di kamar, rain melihat zaldi tertidur dengan tv yang masih menyala. Dengan langkah perlahan tanpa ingin membangunkan zaldi, rain mengambil selimut yang ada di kamar rafa. Kemudian menyelimuti zaldi dengan selimut yang ada di tangannya. Tangannya tergerak lagi untuk mematikan tv .

KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain
Fiksyen Remajajika aku masih mempunyai waktu yang lebih, aku pasti akan memutar waktuku, memikirkan baik buruk yang akan terjadi, dan aku akan memilih pergi menjauh. karena sejauh dan sedalam apapun perasaan ini, ini adalah perasaan yang salah. tapi semuanya su...