"Kamu yakin mau kerumah sakit?" Tanya Zaldi yang menatap Rain serius.
"Aku ga mungkin ninggalin pasien ku cuma gara gara Azka terus terusan" kata Rain yang membereskan barang-barangnya.
Sudah selama seminggu ini Rain dan Raka memang keluar dari rumah Azka, selama ini juga Rain tinggal di apartement Zaldi. Bukan karena Rain sudah kembali memberikan hatinya pada Zaldi tapi karena Rain ingin menenangkan pikirannya setelah kejadian satu minggu yang lalu dan juga karena Zaldi yang memaksa nya.
"Kamu sarapan aja dulu, aku mau bangunin Raka." Zaldi mengangguk sekilas kemudian terfokus pada sarapannya.
Rain berjalan menaiki tangga, memutar knop pintu kamar Raka. Rain tersenyum ke arah Raka karena melihat Raka telah bangun dari tidurnya.
"Mama, kapan kita pulang?" Tanya Raka dengan wajahnya yang cemberut.
"Kenapa? Raka ngga suka ya disini?" Tanya Rain yang kini telah berjongkok di hadapan Raka. Mengelus kepala anak itu lembut.
"Raka suka, tapi Raka kangen papa." Kata raka yang membuat Rain lemas.
"Mama masih marah sama Papa ya? Raka juga marah sama papa, tapi Raka mau ketemu papa, ma" Kata Raka lagi. Rain tersenyum kearah Raka, kemudian menarik Raka kedalam pelukannya.
"Sekarang Raka mandi, baru kita ketemu papa ya sayang." Kata Rain yang melepas Raka dari pelukannya dnegan mata yang berkaca-kaca.
Raka memangguk semangat kemudian bersiap untuk mandi bersama Rain. Ia melepas bajunya dan diam ketika Rain mulai memandikan Raka.
Setelah selesai, Rain dan Raka turun dari kamar dan beranjak menemui Zaldi di ruang makan.
"Pagi little boy." Sapaan yang terlontar dari mulut Zaldi ketika Raka mencium pipinya.
"Pagi om. Hari ini aku tidak ikut om ya?" Kata Raka menggunakan nada bertanyanya yang menggemaskan. Meminta izin pada Zaldi untuk tidak ikut ke kantornya seperti biasa.
"Memangnya Raka mau kemana?"
"Ikut mama." Zaldi memalingkan pandangannya kearah Rain. Mencari jawaban dari perkataan yang Raka lontarkan. Rain merasa dipandangi itu mengangkat kedua bahunya tanda tak tau.
"Baiklah, om akan mengantarkan kalian ke rumah sakit." Rain menengok, mendelikan matanya ke arah Zaldi. "Apaan sih Zal, nanti orang-orang mikir macem macem." Kata Rain menyela.
"Setidaknya aku nganter kalian sampe depan rumah sakit."
"Zal"
"Ayolah Rain, jangan biarin aku ini kawatir."
"Terserahmu saja." Kata Rain akhir.
...
"Makan siang aku bakal jemput kamu." Kata Zaldi ketika mobilnya telah sampai di depan Rumah Sakit.
"Ngga perlu kaya gitu, aku bisa makan siang disini. Kamu juga pasti banyak kerjaan."
"Ayolah Rain." Kata Zaldi memohon. Rain menghela nafasnya kasar.
"Zal, disini orang melihatku sebagai nyonya Brahmanta. Ngga mungkin aku pergi dengan laki-laki lain."
"Oke. Aku tunggu kamu nanti malam di apartement."
Rain tersenyum kemudian mengangguk. "Ayo Raka, kita turun." Raka mengangguk kemudian beralih mencium pipi Zaldi kilas. "Dah om" kata Raka sambil melambaikan tangannya saat turun dari mobil.
Rain menggendong Raka masuk ke dalam rumah sakit, sesampainya di rumah sakit Rain tidak langsung masuk ke ruangannya, tapi ia menyempatkan diri untuk masuk ke dalam ruangan Azka untuk mengantarkan Raka pada papa nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain
Dla nastolatkówjika aku masih mempunyai waktu yang lebih, aku pasti akan memutar waktuku, memikirkan baik buruk yang akan terjadi, dan aku akan memilih pergi menjauh. karena sejauh dan sedalam apapun perasaan ini, ini adalah perasaan yang salah. tapi semuanya su...