My dream is about you

1.8K 70 0
                                    

Liburan akhir tahun telah selesai. Rain kembali menjalankan aktifitas sekolah seperti biasa .

Rain memandang dirinya di depan cermin, menampakan pemandangan dirinya di cermin yang mengenakan seragam sekolahnya. Ia mengukirkan senyum manis untuk mengawalinya menjadi anak kelas 12 .

Setelah selesai berdandan, rain turun dari kamarnya dan beranjak menuju ke halaman rumahnya menunggu zaldi.

Selama liburan kemarin rain dan zaldi memang menjadi sangat akrab, bukan akrab sebagai pasangan kekasih. Tapi mereka akrab sebagai sahabat. Dan Sesuai permintaan zaldi juga rain akan berangkat dan pulang sekolah bersama zaldi agar rafa tidak terlalu repot mengantar jemput rain.

Rain melirik ke jam yang ada di tangannya kemudian berdecak sebal. Hampir setengah jam rain menunggu zaldi datang tapi cowok itu belum menampakan batang hidungnya juga. Rain memang belum pernah berangkat sekolah bersama zaldi, tapi ia hapal betul zaldi adalah tipe orang yang selalu berangkat pagi terbukti ketika ia berangkat pagi di anter rafa , zaldi telah tertidur di kelas.

Lamunan rain tersadar ketika suara motor berjalan mendekat ke arahnya, dengan kesal rain menaiki motor zaldi tanpa mengatakan apapun.

Sesampainya di sekolah rain dan zaldi berjalan beriringan, rain sudah tidak lagi mendiamkan zaldi karena tadi zaldi membawa motor dengan kecepatan kilat membuat rain berteriak-teriak memaki maki zaldi.

"Zal, liat ke papan pengumuman dulu deh. Gue belum tau masuk kelas mana." Ajak rain, zaldi pun menurutinya mengikuti rain dari belakang.

Sesampainya di papan pengumuman, rain mencari namanya. Seketika dia tercengang, dia sekelas lagi dengan zaldi bahkan fanny juga.

"Kok cemberut? Kan kita sekelas." Kata zaldi yang sekarang telah menggiring rain berjalan menuju kelas barunya.

"Kan gue males sama lo terus, absennya atas bawah terus lagi." Kata rain pura pura sebal. Bukan membalas zaldi malah mengacak-acak rambut rain sambil terkekeh.

Sesampainya di kelas zaldi memilih untuk duduk di depan rain, katanya sih kalo lagi tidur jadi bisa di bangunin rain. Alibi banget kan? Padahal kan niat nya dia mau modusin rain.

Hari pertama sekolah belum ada pelajaran apapun, mereka cuma perkenalan guru mengajar mereka yang baru dan membentuk kepengurusan kelas. Setelahnya mereka boleh pulang.

Rain dan zaldi keluar dari kelas kemudian menuju ke parkiran, belum sampai di parkiran ponsel zaldi bergetar. Tidak tau ada apa rain hanya memandang sekitar sekolahnya menunggu zaldi selesai berkutat dengan ponselnya.

"Rain, lo ke parkiran dulu deh. Gue ada urusan bentaran nih sama nata." Kata zaldi,

"Yaudah deh gue ke parkiran dulu, lo jangan lama-lama ya" kata rain. tak membalas zaldi malah mengacak-acak rambut rain yang merupakan satu kebiasaan baru zaldi. Setelahnya. Zaldi berlari ke arah yang berlawanan dengan tujuan awal mereka.

Sesampainya di parkiran, rain duduk di atas motor zaldi, memutar mutarkan ponsel yang ada di tangannya bosan. Sekali-kali rain mengecek ponselnya siapa tahu zaldi telah memberikan kabar, namun nihil dia masih belum kembali.

Rain mendial nomer zaldi mencoba menelfon belum sempat di angkat, zaldi telah berdiri di depannya sambil tersenyum. Dengan cepat rain mematikan telfonnya dan memandang zaldi dengan tatapan tajam.

"Lama banget ish, panas tau ga!" Runtuk rain.

"Yaa maaf kali. itu si nata berisik banget minta di benerin ps nya.yaudah yuk pulang."

Rain menaiki motor zaldi dengan bantuan pundak zaldi. Saat zaldi keluar dari perkarangan sekolah, handphone zaldi bergetar.

"Rain angkatin telfon gue dong, susah nih." Kata zaldi memerintah.

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang