Penjelasan kecil

1.4K 55 0
                                    

Zaldi menengok ke belakang bangkunya. Dia melihat rain yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Tanpa zaldi sadari ia juga menyunggingkan senyumnya membuat rasa rindunya pada rain kembali menyeruak.

Zaldi kembali menatap ke arah depan dan kemudian menghela nafas panjang untuk menetralkan perasaan dalam hatinya. Ia harus tahan sampai semua masalahnya selesai.

Hari ini jam kosong kembali masuk ke dalam kelas zaldi, untuk mengisi jam kosong ini, anak anak cowok kelas zaldi mengadakan pertandingan basket dengan kelas azka yang kebetulan juga sedang jam kosong.

Permainan sudah berlangsung selama lima belas menit, rain dan teman temannya pun kini telah asik menonton. Sudah sedari tadi azka meneriaki nama rain ketika ia berhasil memasukan bola kedalam ring. Rain pun tersenyum ke arah azka untuk menyemangati.

Selama beberapa hari ini tanpa rain sadari azka telah masuk kedalam hidupnya dan sedikit demi sedikit kehancurannya telah terobati karena kedatangan azka. Meski rain sangat sadar jika perasaannya pada zaldi belum juga berubah.

Permainan babak pertama telah selesai, azka berjalan ke arah rain kemudian minum air mineral yang telah rain sediakan. sedangkan zaldi, sella sudah lebih dulu berlari ke arah zaldi dan memberikan air mineral pada cowok itu setelahnya ia bergelayut manja di lengan pria itu.

"Kalo gue bisa ngalahin zaldi, lo harus mau jalan sama gue." Kata azka.

"Ih ajakan macem apa kaya gitu, gabisa! Gabisa!" Tolak rain pada azka.

"Lo takut kalo zaldi kalah terus jalan sama gue gitu?"

"Gue tau zaldi bisa kalahin lo azka, jadi lo jangan sombong!" Cibir rain sambil menjulurkan lidahnya.

"Oke kita buktiin kalo zaldi kalah lo harus jalan sama gue." Kata azka lagi sebelum kembali ke lapangan.

Pertandingan kembali di mulai semua anak kembali bersorak-sorak meneriaki kelas mereka masing-masing. Namun berbeda dengan rain, ia terdiam, hatinya bimbang harus bagaimana.

Dan ketika pertandingan selesai, skore yang lebih tinggi adalah kelas rain, dan entah bagaimana ada perasaan lega tersendiri dalam dirinya. dengan langkah yang pede rain berjalan ke arah azka dan menepuk pundaknya.

"Sekarang udah liat kan? Zaldi emang bisa jadi pemenang yang baik, azka." Kata rain yang memuji zaldi. Dengan memamerkan senyum kebanggaan.

"Gue tadi terlalu fokus sama lo sih" elak azka. Sambil tertawa kecil

"Alah alibi aja lo." Kata rain sambil menjulurkan lidahnya.

"Lo gemesin banget sih" Kata azka sambil mencubit pipi rain gemas. Yang kemudian keduanya tersenyum bersama.

Dari arah berlawanan zaldi berlari ke arah rain dan azka yang sedang bercanda ria bersama, dengan kasar ia menarik tangan azka.

"Zaldi apaan sih, kenapa narik-narik azka kaya gitu? Ngga bisa lebih alus apa" Cegah rain saat zaldi membawa azka pergi dari rain.

"Aku mau bicara sama azka, sebentar. Ga akan ganggu waktu kalian, janji" kata zaldi lagi yang kemudian pergi dari hadapan rain.

....

Setelah pertandingan basket tadi, seluruh anak kelas rain masuk kedalam kelasnya untuk mengikuti pergantian pelajaran, tak terkecuali dengan zaldi yang tiba-tiba saja menghilang dan membawa azka, sebenarnya rain penasaran apa yang mereka berdua bicarakan, namun rain terlalu gengsi untuk bertanya.

Rain duduk manis mendengarkan gurunya menjelaskan materi, kali ini rain benar-benar terfokus pada guru yang mereka ajar karena rain merasa ia sudah lama tertinggal pelajaran karena terlalu banyak memikirkan masalahnya dengan zaldi.

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang