"Mau main basket ya?" Tanya Rain saat menyadari kedua tangan Zaldi memegang bola basket.
"Iya. Gimana? Mau nungguin aku aja atau gimana?" Tanya Zaldi. Rain tampak menimbang-nimbang akan bagaimana, namun Rain lebih memilih untuk pulang lebih dahulu dari pada harus berlama -lama menunggu zaldi.
"Ngga deh, pulang aja."
"Pulang naik apa coba? Apa aku anterin dulu aja ya?" Tanya Zaldi merasa tidak enak hati.
"Gausah aku Naik taxi atau buss atau ojek atau apalah yang bisa bawa pulang cepet."
"Gapapa emang? Nanti kalo kamu di culik gimana? Aku anterin aja deh, atau aku nyuruh Rafa jrmput ya?"
"Ih Zaldi kok doanya kaya gitu?"
"Iya deh, lagian ngga ada yang mau nyulik kamu kali Rain." Kata Zaldi yang kemudian menoel hidung Rain gemas. Membuat Rain bersungut-sungut sebal."yaudah aku tungguin nunggu taxi dulu ya?" Tawar Zaldi lagi. Rain menggelengkan kepalanya
"Udah gapapa nyai rombeng, aku bisa pulang dengan selamat kok. Aku bukan anak kecil tau." Kata Rain yang kemudian berlari cepat agar Zaldi tidak dapat mencegahnya kembali.
Zaldi terkekeh melihat tinggah Rain yang kekanak-kanakan itu, dan terlihat sangat menggemaskan. Setelah itu Zaldi berbalik arah kemudian menuju ke lapangan basket. Zaldi langsung mengisyaratkan kepada teman-temannya untuk bermain.
Gerakan lincah Zaldi membuat temannya sulit merebut bola yang ada di tangan Zaldi hingga akhirnya bola itu masuk kedalam ring. Menandakan score tinggi telah di raih Zaldi. Satu permainan telah Zaldi selesaikan, setelah itu ia terduduk di pinggiran lapangan untuk beristirahat sejenak.
"Hai" sapa seseorang yang sekarang telah duduk di samping Zaldi dengan memberikan sebotol air mineral untuk Zaldi.
Zaldi menerima botol itu. Kemudian tersenyum "Gue ngga biasa minum air dingin habis main basket, tapi ini makasih ya." Kata Zaldi yang kemudian menaruh botol air mineral itu ke samping tubuhnya tanpa meminum itu lebih dulu.
"Rain mana?" Tanya Sella saat mengetahui Rain tidak ada di sekitar Zaldi.
"Udah balik, katanya pengen cepet-cepet balik. Tadinya mau gue anter dulu tapi dianya ngga mau. Lah Lo sendiri belum balik? " Ucap Zaldi sambil tersenyum ramah ke arah Sella.
"Belum, lagi nunggu jemputan."
"Yaudah tunggu disini aja bareng gue."
"Lo kok baik banget sama gue?"
"Gue ngga cuma baik ke lo doang kok Sell, gue baik ke semua cewe karena gue ngehargai nyokap gue yang cewe juga. Gue cuma punya satu temen cewe yang spesial di hati gue, dan dia yang selalu gue marah-marahin."
"Rain ya?" Tanya Sella membuat Zaldi mengangguk sambil tersenyum. "Kenapa lo selalu marahin Rain, sedangkan ke cewe lain lo bersikap kaya baik banget? Lo ngga pernah berfikiran karo Rain bakal cemburu gitu? Atau Rain bakal ngerasa lo ngga peduliin dia? Tanya Sella lagi membuat Zaldi terkekeh.
"Gue tau Rain bukan tipe pecemburu, lo inget waktu gue pindah duduk sama lo? Dia ngga marah sama sekali sama gue. Dan buat masalah kenapa gue selalu marahin Rain itu karena dia spesial buat gue. Lagian Rain itu pengertian banget, dia ngga mempermasalahin sama sikap cuek gue ke dia." Jelas Zaldi lagi sambil tersenyum.
"Kalo gue cinta sama lo gimana?" Tanya Sella yang membuat Zaldi tersedak. "Apa?" Jawab Zaldi yang mengerutkan dahinya.
"Gue bisa bantu adik lo asal lo nerima cinta gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain
Teen Fictionjika aku masih mempunyai waktu yang lebih, aku pasti akan memutar waktuku, memikirkan baik buruk yang akan terjadi, dan aku akan memilih pergi menjauh. karena sejauh dan sedalam apapun perasaan ini, ini adalah perasaan yang salah. tapi semuanya su...