Epilog

1.9K 50 0
                                    

"Raina- Raina Raina, omaygat omaygat." Seru Fanny saat menghampiri sahabatnya itu dengan tergesa-gesa.

"Apaan sih Fan. Pelan pelan kenapa, Inget ada penghuni di dalem perut lo itu." Kata Rain sambil geleng-geleng kepala melihat perilaku sahabatnya yang sangat aktif meski sudah mengandung di usiannya yang ke tujuh.

"Oke, oke ibu dokter! Tapi gue kesini bawa berita penting, dan gue ngga percaya ini bakal terjadi."

"Sepenting apa berita lo itu hah? Paling juga hoak!" Kata Rain yang tidak minat mendengarkan Fanny lagi.

"Nggak hoak Rain, gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri astagaa!"

"Yaudah apa beritanya?"

"Lo tau? Azka bilang kalian berdua udah bercerai ke suster tukang gosip disini. Demi apa Rainaa gue ngga nyangka Azka bakal ngelakuin ini lebih cepet dari yang gue duga." Kata Fanny heboh, tapi kehebohan Fanny justru membuat Rain bingung.

"Lo ngga salah denger kan? Soalnya  baru aja kemaren malem Azka ngajakin gue nikah, dan sekarang dia nylesein sandiwara ini? Gue bener-bener nggak ngerti."

"Yaudah sih Rain yang terpenting masalah terbesar yang ngehambat hubungan lo sama Zaldi udah kelar."

"Tapi gue masih ngga ngerti Fan, gue harus temuin Azka sekarang."

"Eh tapi Rai- ih dasar bocah ngeyel banget sih" kata Fanny yang tak terselesaikan karena Rain telah lebih dulu pergi.

Rain mengetuk pelan pintu ruangan Azka, tidak seperti biasanya Azka yang menyuruh Rain langsung masuk, kini Azka membukakan pintu langsung untuk Rain. Rain masuk kedalam ruangan Azka kemudian duduk di sofa empuk yang ada dalam ruangannya.

"Aku tau kamu bakal dateng kesini." Ucap Azka memulai pembicaraan.

"Oke kalo gitu kamu pasti tau kan apa yang bakal aku omongin."

"Tentu, kamu ngga perlu mengklarifikasi apapun Raina, kamu cukup jawab kita sudah bercerai dari seminggu yang lalu. Aku sudah menjelaskan semuanya, bahkan penggosip rumah sakit udah denger bakal di pastiin besok semua orang tahu kalau kamu bukan lagi nyonya Raina Brahmanta."

"Azka stop it, aku bener-bener ngga ngerti sama jalan pikiran kamu. Bercerai? Ini gila Azka."

"Lalu aku harus seperti apa Raina! Katakan!aku ngga mungkim bisa ngehalangin kebahagiaan kamu lagi, aku nglepasin kamu sekarang."

"Azka, apa yang terjadi? Apa-"

"I'm oke Raina. Berbahagialah dengan Zaldi, kamu emang di takdirin sama dia." Kata Azka tulus, menampakan senyumnya membuat Rain berkaca-kaca.

"Azkaa" panggil Rain yang kemudian memeluk Azka dengan erat. "Makasih- makasih banget, aku -aku bener bener ngga bisa berkata-kata lagi" tutur Rain sambil terus mengeluarkan air mata bahagiannya. Disisi lain Azka pun menangis, menangis untuk benar-benar melepaskan Rain dari sisinya untuk pasangan Rain yang sesungguhnya.

Setelah menemui Azka pikiran dan hati Rain menjadi lega, bebean berat yang ada dalam hidupnya kini telah meluruh begitu saja. Saking bahagianya Rain sampai tak bisa menahan senyumnya.

Rain memberikan senyum termanisnya kepada semua orang yang lewat disisinya, tentu itu bukan hal yang biasa. Rain terkenal sebagai dokter yang judes di rumah sakit ini.

"Ibu dokter kok kayak nya seneng banget." Ucap seseorang dari belakang yang tak lupa merangkul Pundak Rain.

"Astaga Zal, kamu ngagetin aja. Lepas Zal, ngga enak di liatin orang" Zaldi melepaskan rangkulannya kemudian berjalan bersisian di smpung Rain sambil memandang wajah Rain lekat.

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang