Jangan pacaran ya?

1.4K 60 0
                                        

Paginya seperti biasa zaldi menjemput rain. Meski keduannya masih sama-sama marah. zaldi tetap mau menjemput rain  karena menurut zaldi, menjemput dan mengantar rain adalah tanggung jawab zaldi setelah dulu ia meminta rain untuk selalu berangkat dan pulang bersama.

Motor zaldi melaju dengan sangat kencang membuat rain melingkarkan tangannya di pinggang zaldi takut-takut ia terjungkal dan pasti akan sangat memalukan jika sampai itu terjadi.

Sesampainya di sekolah keduannya masih sama-sama terdiam. Bahkan sekarang zaldi berjalan lebih dulu dari pada rain. Tak mau merasa mengikuti zaldi, rain hanya pasrah berjalan yang berjarak beberapa langkah dari zaldi.

Dari arah lapangan basket, bola meluncur dengan sangat lincah sehingga mengenai kepala rain. Membuat rain terpental ke arah tembok dan kepalannya terbentur tembok. Rain mengaduh sakit ketika dia menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke bawah. Kepalannya terasa sangat pusing, namun rain masih berusaha tetap sadar.

Mendengar ada yang merintih kesakitan zaldi menengok ke belakang dan mendapati rain yang sudah terjatuh kelantai dengan kepala yang berdarah. Dengan cepat zaldi berlari ke arah rain dan menggendong rain menuju ke UKS.

Sesampainya di UKS, zaldi cepat cepat memanggil petugas kesehatan untuk mengobati luka di kepala rain. Setelah lukannya di obati ,petugas kesehatan itu pamit pergi, petugas itu bilang rain tidak ada masalah apa-apa cuma ada benturan sedikit di kepalannya. Sekarang zaldi merasa lega, zaldi berniat beranjak pergi keluar dari UKS untuk kembali ke lapangan basket namun tangannya terlebih dulu di cegat oleh rain.

"Jangan pergi" pinta rain lirih, dengan wajah pucatnya.

Zaldi membalikan badannya ke arah rain kemudian memegang tangan dingin rain yang masih berada di pergelangan tangan zaldi. Zaldi mendekatkan dirinya ke ranjang uks yang sedang di tiduri oleh rain.

"Sebentar aja. Aku pasti balik lagi." Kata zaldi yang kemudian mengecup dahi rain cukup lama.

Zaldi berlari keluar uks. Menuju ke lapangan basket tempat saat rain tadi terlempar bola. Saat zaldi sampai di lapangan basket, segerombolan orang yang memakai baju olah raga sedang terdiam, mereka terlihat sedang di marahi oleh kaptennya.

"Siapa yang nglempar bola tadi!" Tanya zaldi dengan nada yang penuh menahan amarah.

Semua anak yang bermain basket melihat ke sumber suara namun mereka diam, menutup mulutnya rapat tanpa menjawab perkataan zaldi.

Benny dan nata berlari ke arah zaldi untuk bertanya titik permasalahan yang sedang zaldi ributkan. Zaldi menjelaskan kepada keduannya bahwa ada yang melempar rain dengan bola sehingga rain terjatuh dan kepalannya mengenai tembok.

Setelah mengetahui titik permasalahannya, benny dan nata membantu zaldi untuk menemukan siapa pelakunya.

"Disini semuannya ngga ada yang ngaku hah? Kalian semua bitch!! Lo liat ini! Siapapun yang nyakitin rain bakal beradepan sama gue!" Kata zaldi marah. Sambil menunjukan bercak darah di kemeja sekolahnya.

"Lima menit belum ada yang ngomong, kalian semua bakal tau akibatnya!!" Kata zaldi lagi. Semuannya masih terdiam tidak ada yang menjawab ataupun melawan zaldi, seolah semuannya takut untuk berbicara.

Fanny berlari ke arah zaldi dengan muka yang cemas. Takut-takut ia memberi tau kepada zaldi tentang keadaan rain di saat seperti ini, namun mau tidak mau fanny harus memberi tahunya.

"Zal, rain pingsan." Kata fanny akhirnya. Hal itu membuat hati zaldi semakin teriris. Jantungnya berpacu lebih cepat, fikirannya terasa kalut.

Zaldi memandang nata dan benny seperti memberikan isyarat kepada mereka untuk menyelesaikan masalah ini. Mengerti apa maksud zaldi keduannya mengangguk setelah itu zaldi berlari ke arah UKS untuk menemui rain.

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang