Cemburu buta

1.4K 60 0
                                    

Pagi ini rain merasa sangat kesal. Sudah lama sekali rain menunggu zaldi di depan rumahnya namun anak itu belum datang juga untuk menjemputnya. Selama rain di antar jemput oleh zaldi, rain tidak pernah merasa se lama ini. Biasanya zaldi hanya telat selama dua puluh menit tapi ini sudah hampir satu jam zaldi belum juga menjemput rain. Meskipun hari ini sekolah rain dan zaldi sedang mengadakan pekan olah raga, sehingga siswa boleh berangkat sesuka hati mereka yang penting dalam daftar hadir mereka tetap tercatat hadir. Tapi zaldi tetap aja kelewat batas, hampir saja rain kembali ke rumahnya dan berniat meminta rafa untuk mengantarkannya. Namun ada suara motor yang berhenti di depannya kemudian mengklaksonnya.

Dengan gerakan reflek rain menoleh ke arah motor yang mengklaksonnya tadi, dan seketika matannya membulat. Rain kini melihat azka. salah satu teman zaldi yang dulu menyatakan cintanya kepada rain sehingga membuat zaldi membabi buta di hadapan rain memarahi rain agar ia tidak menerima pernyataan cinta azka.

"Kok belum berangkat?" Tanya azka. Tanpa melepaskan helemnya sehingga suaranya terdengar samar-samar.

"Tau nih zaldi belum jemput juga. Kok lo bisa ada di sini?"

"Gue kalo berangkat sekolah emang lewat sini, cuma gue berangkat pagi jadi ngga pernah ketemu lo. Mau bareng gue ngga?"

"Hah-kemana? O-oh kesekolah ya? Gausah deh, ini gue mau minta kak rafa buat anterin."

"Kalo kita searah kenapa lo ngga ikut gue aja ?"

Rain tersenyum, sebenarnya rain ingin menerima tawaran azka karena jika ia meminta rafa untuk mengantarnya mungkin ia akan menunggu lebih lama lagi, karena hari ini rafa kuliah sore pasti dia belum mandi. Tapi mengingat zaldi dulu pernah memarahinya karena dekat dengan azka karena menurut penuturan zaldi, azka ini lelaki yang tidak baik. Jadilah rain mengurungkan niatnya.

"Takut zaldi marah lagi ya?" Tanya azka dengan nada yang  berbeda membuat rain merasa tidak enak hati menolak azka.

"Bukan gitu juga si, gue takut ngrepotin lo" bohong rain. Berusaha menutupi ketidak mauanya nebeng azka adalah karena zaldi.

"Kita searah kali rain. Kita juga satu sekolahan yang sama."

"Yaudah deh " balas rain akhirnya

....

"Gimana sama zaldi?" Tanya azka yang membuyarkan lamunan rain.

"Baik kok. Lo gimana, pacarnya siapa sekarang?" Tanya rain yang kini mencondongkan tubuhnya agar suarannya dapat di dengar oleh azka. Tetapi tidak terlalu dekat, karena ia masih menjaga jaraknya.

"Gue jomblo. Lo masih belum jadian juga ya?"

"Hah-sama siapa?"

"Zaldi lah" mendengar nama zaldi membuat rain tersenyum.

"Kita emang ngga ada hubungan apa-apa kali."

"Masa?"

"Bodo" keduannya pun tertawa di atas motor. Membuat pengendara yang ada di sekelilingnya menoleh ke arah mereka.

"Eh ka, abis lulus lo mau kemana?"

"Gue di sini aja."

"Kenapa?"

"Lo juga disini aja kan?"

"Iya sih."

"Yaudah gue ikut lo." Satu buah toyoran mendarat di helem azka membuat azka terkekeh.

"Tapi serius rain. Gue masih suka kok sama lo. Apalagi kalo zaldi nyakitin lo. Gue siap kok ada di samping lo gantiin dia" rain terkekeh kemudian menggeplak helem azka keras membuat keduannya tertawa.

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang