Janji zaldi

1.5K 74 0
                                    


Zaldi menghentikan motornya ketika lampu lalu lintas menyala merah, ia memaki-maki dalam batin kesal karena lampu lalu lintas tak kunjung berwarna hijau.

Setelah lampu lalu lintas menyala hijau, zaldi memacu motornya cepat kilat untuk menjemput rain terlebih dahulu. Sesampainya di rumah rain, benar saja dia sudah bersungut-sungut sebal, karena ini kali kedua zaldi menjemputnya terlambat.

"Lo lelet banget sih zal, dua kali nih lo jemput gue telat." Bukan menjawab zaldi semakin mengencangkan motornya untuk mengejar waktu.

Tanpa rain sadar, zaldi telah membawanya sampai di sekolah tepat waktu. Cepat cepat zaldi menuruni motornya dan menarik tangan rain untuk berlari ke kelasnya. Zaldi tidak mungkin membiarkan dirinya dan rain terlambat karena kali ini adalah pelajaran pak genta, satu detik saja dia telat maka lebih baik dia tidak masuk ke kelas.

Rain dan zaldi wajib bersujud sukur sekarang bukan karena ia lebih datang terlebih dulu dari pak genta, hanya saja pak genta baru mendapat telfon dan keluar dari kelas. Dengan cepat rain dan zaldi duduk di bangkunya dengan tangan yang masih bergandengan. Sontak seluruh anak di kelasnya meneriakinya.

Tanpa zaldi tau, rain menyimpan rasa kesal, malu dan sanggat bingung karena harus di hadapi oleh situasi seperti ini.

Pak gentan masuk kedalam kelas disusul keheningan anak  kelas rain  membuat situasi mencekam. Mereka semua kembali memasang muka sok seriusnya untuk mendengarkan penjelasan pak getan yang menurutnya itu tidak bisa di pahami.

Dari arah depan zaldi berkali-kali melemparkan potongan kertas kecil ke arah meja rain. Rain membuka potongan kertas kecil itu dan membaca pesannya.

'Kabur yuk. Bete'

Rain tersenyum,dia juga merasakan hal yang sama seperti zaldi, dengan cekatan ia membalas pesan zaldi dan melemparkan ke arah meja zaldi.

'Pengen banget!!! Tapi bego lu ya gimana caranya?!!'

Bukannya membalas pesan rain, zaldi malah menuliskan tulisan di potongan kertas itu dengan tulisan 'zaldi ❤️ Rain' dan lebih mengejutkannya lagi bukan melempar ke arah rain, zaldi justru melempar ke arah pak gentan.

Zaldi memasang wajah pura-pura takut, semua anak merunduk saat pak gentan mulai membuka isi potongan kertas itu, di luar dugaan zaldi, pak gentan membacanya keras-keras sehingga seluruh anak kelas mengetahuinya dan langsung menertawakannya ada juga yang bersiul-siul menggoda keduanya. Pak gentan lalu bangkit ke arah zaldi memberikan instruksi ke pada anak-anak lain untuk diam. Dengan kekesalan yang memuncak pak gentan kini sudah berada di hadapan zaldi.

"Raina zaldi!!!" Kata pak gentan kesal.

"Keluar dari kelas saya sekarang!!" Perintah pak gentan yang dengan cepat zaldi dan rain keluar kelas.

Saat berada di luar kelas rain dan zaldi cekikikan karena aksinya telah berhasil.

"Heh dodol! Gila lo ya tadi, ntar kalo anak kelas mikir aneh-aneh gimana."

"Ngapain mikir aneh, itu beneran kok, lagian berhasilkan. Yuk pergi." Ajak zaldi yang tanpa rain sadari kini tangan zaldi sudah melingkarkan tangannya di bahu rain, hatinya bergetar entah apa yang di rasakannya. Namun ia mencoba menetralkannya.

Sesampainya di depan gerbang rain dan zaldi tidak langsung keluar,  mereka melihat ada satpam
yang berjaga-jaga yang pasti jika tau zaldi dan rain akan kabur pasti dia akan memarahinya.

"Zal gimana dong, masa kita tetep disini aja?" Tanya rain. Zaldi diam beberapa saat dan kemudian mengeluarkan suaranya.

"Sekarang lo peluk gue."

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang