Rasa

1.7K 56 2
                                    

"Ikut aku" kata Zaldi mengintruspsi, menggeret pergelangan Rain agar ia mampu berjalan mengikuti langkah nya.

"Kamu apaan sih Zal, lepas!" Kata Rain sedikit membentak, mencoba melepas kan tangannya dari pautan Zaldi, namun laki laki itu tetap menggenggamnya dan tak menjawab apapun perkataan dari Rain, ia hanya terus berjalan.

Setelah sampai di tempat yang dulu sangat bersejarah bagi mereka, Zaldi memutarkan tubuh Rain agar ia dapat melihat dengan jelas mata perempuan itu.

"Kenapa sekarang kamu njauhin aku lagi? Kenapa kamu selalu ngehindar dari aku?" Tanya Zaldi

"Lepasin dulu ini Zal" kata Rain yang kemudian menunjukan genggaman tangan Zaldi yang belum terlepas dari tangannya.

Zaldi melepaskan genggaman tangannya kemudian beralih menatap mata Rain. "Sampe kapan kamu terus kaya gini Carissa? Semakin aku mendekat kamu malah semakin menjauh, apa ini cara kamu memberikan jarak di antara kita?" Zaldi menarik nafasnya dalam-dalam sebelum melanjutkan perkataannya. "Sebenernya apa yang buat kamu takut sampe kamu selalu ngehindarin aku kaya gini."

"Jawab aku Carissa." Kata Zaldi yang mulai meninggikan nada bicaranya.

"Aku ngga ngejauh dari kamu. Aku ngga takut sama apapun" Elak Rain yang tak berani menatap mata laki laki yang berada di hadapannya kali ini.

"Aku tau kamu bohong Carissa, aku tau jelas itu." Kata Zaldi mengulurkan tangannya untuk mengangkat wajah Rain.

"Mau kamu apa sih sebenernya?" Tanya Rain yang membarenikandiri menatap Zaldi.

"Kamu ngga nepatin janji buat ketemu aku Carissa, kamu ngga tau kalo aku udah nyiapin sesuatu buat kamu seminggu yang lalu "

"Kenapa kamu nglakuin ini sama aku zal? Kenapa aku harus melakukan apa yang kamu suruh? Aku ngga pernah nyuruh kamu lakuin ini itu. Kamu tau, Aku cape Zaldi, aku bener-bener capek sama kamu! Kamu selalu nyuruh aku ini itu tanpa pernah perduli itu pas sama hati aku apa enggak, kamu egois Zal. Kamu itu egois. Kamu memperlakukan aku seolah aku itu pelayan kamu, yang harus selalu patuh kepada tuannya."

"Carissa! Aku nggak pernah menganggap kamu seperti, itu. Bahkan kamu tau dan aku juga tau perasaan kamu , perasaan aku, kita sama sama tau itu Carissa, aku dan kamu itu saling-"

"Jangan katakan itu Zaldi, aku mohon. Jangan katakan!" Potong Rain cepat, sembari menutup telinganya dengan kedua tangan.

"Sekarang ngga lagiCarissa aku akan mengatakannya." Kata Zaldi menyingkirkan kedua tangan Rain yang menutupi telinganya. "Dengar, aku mencintaimu, dan aku juga tau kamu juga mencintaiku." Kata Zaldi yang membuat pertahanan Rain kali ini runtuh. Ia meneteskan air matanya dengan deras karena Kata cinta yang baru pertama kali Zaldi lontarkan dari sejak jaman dahulu kala. Setelahnya Zaldi langsung menarik Rain kedalam dekapannya, memeluknya erat sampai enggan untuk melepaskan.

Begitu juga dengan Rain, meski pelukan itu tak ia balas. Tetapi Rain dapat merasakan hal yang sama seperti apa yang di rasakan Zaldi dan itu membuat Rain tertekan dimana posisinya ada di posisi yang sulit.

"Kenapa baru sekarang Zal, kenapa?" Lirih Rain yg masih berada di dekapan Zaldi.

"Karena kamu juga ngga pernah mengatakan itu Carissa."

Tanpa mereka berdua tahu ada dua pasang mata yang sedang memperhatikan mereka dari arah yang begitu dekat dengan mereka, hanya saja tidak begitu terlihat.

"Lo liat sekarang Ka, mereka saling mencintai. bahkan waktu juga belum bisa menyembuhkan luka mereka. Rasa cinta mereka masih sama. Yah meski gue baru denger Zaldi ngungkapin itu kali ini"Kata Fanny. Tanpa melihat ke arah Azka karena ia sedang berbahagia melihat sahabatnya telah mendengar ucapan cinta dari seseorang yang selalu ia tunggu.

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang