Rain Affair

1.8K 44 1
                                    

"Car, jam tangan ku dimana?"

"Ma, Eval mau mandi."

"Car, kamu belum masangin dasi buat aku."

"Ma, Eval nggak mau minum susu. Buatkan Eval nugget"

"Ya ammpun!! Zaldi Eval! Berhenti berteriak!" Ucap Rain kesal dari arah dapur. Rain berjalan menemui Eval kemudian menggendongnya menuju ke kamarnya dengan zaldi. Sesampainya di kamar, Rain langsung menurunkan Eval dari gendongannya ke atas kasur.

"Sekarang mandikan Eval, dan aku nyiapin semua keperluan kalian." Perintah Rain pada Zaldi. Zaldi melongo, bagaimana bisa Rain menyuruh Zaldi memandikan Eval dalam kondisi Zaldi yang sudah rapi. "Car, mana bisa aku sudah rapi seperti ini." Elak Zaldi.

"Ya udah kalo gitu, kamu bisa nyiapin barang-barang kamu sendiri dan aku yang memandikan Eval." Ancam Rain membuat Zaldi mau tidak mau menurut.

Setelah menyuruh Zaldi mengurus Eval, Rain langsung menyiapkan barang-barang Zaldi setelahnya turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan yang sudah hampir jadi kalau saja Eval dan Zaldi tidak ribut meminta ini dan itu. Eval atau Revaldi Abigail Haris AN anak pertama Rain yang sekarang telah berusia 5 tahun, dengan itu Rain semakin disibukan dengan kegiatan rumah setiap paginya. Terlebih lagi jika Nana atau Reinata Azalia Haris AN putri bungsunya yang baru berusia 5bulan menangis di pagi hari, kepala Rain rasanya sudah ingin pecah. Kalian pasti berfikir kenapa Rain tidak memperkejakan saja pembantu dan baby sister untuk mengurus mereka, jawabannya adalah Pernah, tapi Zaldi dan Eval yang tidak cocok memakan masakan yang bukan di buat oleh Rain mereka yang tidak cocok jika kebutuhan mereka di siapkan oleh orang lain. Dan jika Nana di rawat oleh baby sister dia sering rewel jadilah bulan lalu Rain memberhentikan baby sister. Namun Rain juga masih mempunyai pembantu rumah tangga disini untuk mengurusi rumahnya, Rain hanya bekerja untuk keluarga kecilnya saja. Dan bagian rumah itu akan di tugaskan kepada pembantu rumah tangga disini.

Sedang menyiapkan makanan di meja makan Bi Minah datang dengan membawa sapu di tangannya, ia kemudian menghampiri Rain yang sudah banyak peluh di dahinya.

"Ibu kelihatan capek sekali kenapa?" Tanya Bi Minah pada Rain.

"Biasa bi, Zaldi sama Eval selalu aja ngerengek bikin kepala saya mau pecah. Kayaknya mereka pengen cepet-cepet punya mama baru." Jawab Rain asal.

"Ibu ada-ada saja, jelas bapak dan den Eval sangat menyayangi ibu."

"Hehehe. Nana udah bangun belum bi?" Tanya Rain akhirnya.

"Belum bu, masih tidur nyenyak di kamarnya." Rain menghembuskan nafasnya lega, mungkin beberapa saat ia akan bisa menghirup udara segar setelah lelah mengurus dua jagoan di rumahnya.

"Pagi sayang."

"Pagi ma."

Ucap Eval dan Zaldi bergantian, tak lupa mereka berdua mengecup pipi Rain. Eval dan zaldi kemudian memakan sarapannya dengan tenang.

"Ma, dimana adek." Tanya Eval menyadari Rain tidak menggendong Nana adik kecilnya itu.

"Masih tidur di kamarnya kak." Eval baru berniat untuk turun dari kursinya dan pergi ke kamar adiknya namun Papanya sudah lebih dulu mencegahnya . "Jangan gangu adek kak, kasian Mama kalau nanti adek rewel."

Eval kemudian balik di kursinya dan melanjutkan makannya, biasanya di sarapan seperti ini baik Eval maupun Zaldi akan menceritakan tentang kekesalannya, tapi kali ini mereka berdua hanya menikmati sarapannya. Baiklah, mungkin mereka sedang tidak kesal pikir Rain.

"Aku ada meeting nanti sore, kayaknya aku ngga bisa ikut makan malem dirumah. Tapi aku pengen makan siang buatan kamu, bisakan nanti ke kantor bawa Eval dan Nana." Ucap Zaldi di sela-sela sarapannya.

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang