"Jangan marah-marah dulu, sini turun. mobilnya udah siap nih, jadi beli es krim kan?"
Rain mematung, lidahnya tak sanggup untuk menjawab. Bingung dengan jalan fikiran zaldi. Belum sempat rain menjawab, zaldi sudah berbicara lagi.
"Raina carissa lo dengerin gue ngga sih? Dalam satu menit lo ngga turun, kita batal beli ice cream." Seketika lamunan rain tersadar dan tersentak kaget.
"Demi tuhan zaldi! Sampe lo berani mbatalin gue bakal cekek lo sampe mati! Tunggu gue!" Perintah rain yang kemudian menutup telfonnya.
Rain berlari menuju ke lemari, mengambil jaket hitam dan penutup kepala yang cocok, tak lupa rain juga menyambar tas nya yang kemudian berlari menyusul zaldi.
Zaldi mengarahkan mobilnya menuju tempat penjualan ice cream langganan rain. Sepanjang perjalanan rain tak lepas dari senyuman, membuat hati zaldi menghangat.
Setelah sampai di penjual ice cream, rain langsung turun dari mobil dan menghambur ke arah penjual ice cream dan memesan.
Rain memesan dua buah ice cream untuk zaldi dan dirinya sendiri. Karena bingung memilih untuk zaldi akhirnya rain memutuskan untuk membeli dengan rasa yang sama.
Rain kembali ke arah zaldi dengan membawa kedua eskrim yang berada di kedua tangannya. Tangan kanan rain terulur untuk memberikan ice cream kepada zaldi.
Keduanya memakan ice cream milik mereka masing-masing. Sesekali zaldi melirik ke arah rain sambil tersenyum. Tak lupa juga zaldi memotret berbagai ekspresi wajah rain saat makan ice cream tanpa sepengetahuan rain sendiri.
Setelah selesai, zaldi mengajak rain untuk berkeliling sambil berjalan kaki. Dengan senang hati, rain pun menyetujui ajakan zaldi.
Rain dan zaldi berjalan mengitari seluruh isi pasar, hingga rain tertarik untuk masuk ke dalam suatu toko yang berisikan tentang benda-benda unik.
"Zaldi masuk ke sana yuk" ajak rain. Dengan malas zaldi pun mengikuti rain dari belakang.
Rain memutari seisi toko, saat asik memutari, perhatian rain tertuju pada salah satu boneka kecil yang kira-kira besarnya se telapak tangan, berwarna coklat. Rain berjalan mendekat ke arah rak yang terdapat boneka tersebut, kemudian rain mengambil dan menyermati dengan teliti boneka itu. Baru pertama kali melihat, rain langsung jatuh cinta pada benda ini.
Rain mencari keberadaan zaldi untuk meminta pendapatnya mengenai benda yang di taksirnya ini.
"Zaldi siniii" panggil rain. Zaldi pun mendekat ke arah rain .
"Liat deh, ini lucu banget. Iya kan?"
"Biasa aja." Kata zaldi singkat.
"Kok gitu? " tanya gue.
"Iya soalnya gue ngga suka lo muji barang yang dibikin orang lain." Kata zaldi lagi.
"Yakan gue hidup di dunia zaldi, gue juga bakal pake sesuatu yang dibikin sama orang lah."
"Pokoknya engga sama boneka ini, biar gue aja yang bikinin."
"Ngga mau ,nanti lo ngibulin gue lagi."
"Gue serius rain, yaudah biar percaya yuk sekarang kita beli bahannya." Dengan langkah semangat rain berjalan mengikuti zaldi menuju ke toko peralatan menjahit.
Sesampainya di sana, benar saja zaldi langsung memesan kain, jarum dan perlengkapan yang lain untuk membuat boneka seperti yang di janjikan tadi.
Senyum rain tak terlepas, meski sekarang rain sudah berada di dalam mobil dan beranjak untuk pulang, senyumnya masih terus terpampang.
![](https://img.wattpad.com/cover/55459842-288-k619690.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain
Teen Fictionjika aku masih mempunyai waktu yang lebih, aku pasti akan memutar waktuku, memikirkan baik buruk yang akan terjadi, dan aku akan memilih pergi menjauh. karena sejauh dan sedalam apapun perasaan ini, ini adalah perasaan yang salah. tapi semuanya su...