Part 8

25.5K 1.2K 13
                                    

1 bulan kemudian
"pril, ada pembelut gak? Gue minta dong! Sakit banget tau mens hari pertama." tanpa banyak bertanya prilly memberikan pembalut itu pada Jessica. Prilly pun melihat kalender karna biasanya dia merasa belum kedatangan tamu bulan ini. Dan betapa tercengang nya prilly yang melihat kalender bulanannya ini sudah hampir awal bulan dan dia belum kedatangan tamu sama sekali. Prasaan was-was mulai menghantui nya, kejadian satu bulan yang lalu terus terngiang di benak prilly. "semoga tidak terjadi apa-apa, aku hanya telat oke hanya telat datang bulan." batin prilly menenangkan pikirannya yang berkecamuk.

Pagi harinya,
Wajah prilly tampak pucat, tangan putih pucat itu bergetar hebat memandang garis dua pada benda putih kecil itu, cairan bening yang sedari tadi telah mengenang di pelupuk mata hazel itu perlahan terjun bebas. Isakan-isakan kecil yang ditahan nya itu terdengar semakin memilukan. Benda putih kecil dibanting begitu saja. Kaki yang menyangga tubuh kecil itu tak mampu lagi menopang nya. Prilly terjatuh menarik-narik rambut indah yang selalu terlihat rapi. Dia tak tau harus bagaimana menghadapi ini semua.

Setelah dirinya agak sedikit tenang dia mengambil iphone dan mengirimkan pesan pada Jessica untuk memintakan ijin cuti yang selama ini dia tidak gunakan. Prilly segera memasukan beberapa potong baju, dia harus bertemu ibunya dan mengatakan yang sebenarnya.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang prilly sampai di kampung halamannya. Tampak masih sangat asri dengan hamparan perkebunan teh luas, walaupun matahari mulai bersinar diatas kepala tapi tak membuat hawa disekitar tempat itu panas.
Dari kejauhan, mata hazel prilly menangkap fokus rumah sederhana yang sangat dia rindukan. Seorang wanita paruh bawa tampak sedang membersihkan halaman yg memang sedang kebanjiran daun kering dari pohon jambu didepan rumah tersebut. Tanpa terasa langkah prilly sudah berada didepan teras rumah itu sedangkan wanita paruh baya yaitu ibu kinan belum menyadari keberadaan anak bungsunya itu. "bunda..." wanita yang dipanggil bunda tersebut menoleh ke arah suara dan menemukan anak bungsu yang sangat dia rindukan itu telah menangis memanggil namanya.

Bunda prilly tentu sangat terkejut dengan kedatangan anak tersayang nya itu. "kenapa sayang kok nangis si anaknya bunda?"
Inilah yang ditakutkan prilly entah prilly harus jujur atau menyimpan sendiri masalahnya. Karna prilly tau cepat atau lambat semua orang termasuk keluarganya pasti akan tau dan mungkin hal tersebut akan berdampak negatif pada keluarganya.
"eh ada prilly rupanya? Gak kangen sama kakak?" ucap cintya kakak prilly dari dalam rumah. Cintya merupakan Kakak pertama prilly yang sudah menikah, sekarang dia sedang mengandung buah hatinya yang pertama dengan Ferry suaminya.

Prilly berhambur memeluk Kakak kesayangannya itu yang dibalas kekehan dan pelukan yang tidak kalah erat.

"dek, kakak kangen banget ma kamu. Eh...kok kamu gendutan si?"ujar cintya meneliti tubuh prilly.

Seperti tersengat listrik tubuh prilly tegang, tapi cepat-cepat dia menetralkan rasa tegangnnya dengan senyum polosnya. Prilly belum siap jika keluarganya mengetahui jika dia tengah berbadan dua, dan yang terpenting dia tak begitu mengenal dekat orang yang tidak sengaja menghamilinya itu.

"ehmm itu prilly lagi stres kak, iya lagi stres makanya gendutan."

"ihk adik kakak ini lho kalo stres bukan makin tambah langsing malah tambah gendut tapi kamu makin cantik lho dek."

"udah donk teh kasian adeknya itu, masuk yuk istirahat dulu, pril." bunda kemudian merangkul bahu prilly dan membimbingnya masuk kerumah."
°
°
Pagi itu sudah 3hari prilly menginap di rumah bundanya dan tiga hari juga prilly mengalami morning sickness. Sebenarnya cintya curiga prilly mengalami morning sickness yang sempat dialaminya saat hamil muda tp dia segera menepis semua prasangka buruk itu karena dia tau prilly adalah adiknya yang sangat lugu dan baik hati.

Akan tetapi, saat bunda kanan akan memanggil bidan kerumah mereka untuk memeriksa prilly secara diam-diam. Akhirnya semua yang ditakutkan prilly terjadi. Bagai disambar petir seluruh keluarga prilly shock, bunda kinan sempat jatuh pingsan.

"bunda maafin prilly, prilly gak tau yang menghamili prilly itu siapa?itu semua kecelakaan bunda. Bahkan dia juga gk tau prilly." mohon prilly bersimpuh di kaki bunda kinan sambil menangis.

Bunda kinan yang tak tega melihat prilly akhirnya merengkuh prilly ke dalam pelukan hangatnya. Bunda kinan tak pernah menyalahkan prilly dan bayi yang dikandungnya karena ini merupakan suratan takdir yang harus di terima keluarganya.

Setelah suasana sudah cukup tenang akhirnya bunda kinan berbicara hati ke hati dengan anak bungsunya itu.

"prilly sayang" bunda mengambil nafas dalam meredakan gejolak didadanya yang selalu muncul saat beliau teringat nasib yang menimpa anak bungsunya itu. "bunda gak akan nyalahin prilly, karena bunda tau prilly bukan anak seperti itu. Tapi bunda harap, siapapun lelaki yang menghamilimu dengan alasan apapun tolong nak tolong beritahu bunda." ucap bunda dengan suara bergetar.

Prilly menggeleng pelan inilah kelemahannya, saat bunda memohon padanya dengan suara menahan isak tangis. Prilly tak pernah tega melihat ibunya seperti itu, tapi disisi lain apakah dia tega mengambil kebahagiaan Ali yang sangat mencintai kekasih yang akan dilamar nya itu. Tanpa dapat dikontrol mulut cherry prilly menyebutkan nama Ali Syarif.

Bunda seketika terkesiap dengan menarik tangan prilly. Pasalnya, bunda kinan sangat menyayangi anak-anaknya. Bunda kinan berjanji pada mendiang suami dan dirinya sendiri akan menjaga dan membahagiakan anak-anak mereka.

"bunda lepas bunda tolong hiks hiks."mohon prilly.
°
°
Ditempat lain, ali dan asisten nya sedang melakukan inspeksi di perkebunan teh mereka. Selain inspeksi untuk mengetahui pengelolaan kebun teh, ali juga berniat akan mendirikan pabrik baru untuk meningkatkan hasil produksi.

Saat ali sedang mendengarkan penjelasan pak rahmat tentang progres perkebunan nya itu. Langkahnya terhenti saat berpapasan dengan seorang ibu yang nampak menyeret anak gadisnya dengan raut muka yang terlihat menahan amarah. "eh...ada bunda kinan." ucap pak rahmat yang tidak dapat membaca situasi. Dia memperkenalkan bunda kinan pada aliando sebagai pemetik teh yang paling rajin bekerja. Ali yang melihat siluet gadis yang dikenalnya itu tanpa sadar berucap, "hey..prilly, masih ingat sama aku? Aku ali yang waktu di Bali itu ingat?"

Prilly tampak bersembunyi di balik pinggang bunda kinan. Tanpa ali sadari, bunda kinan melayangkan tangan kanan pada pipi kokoh ali. Ali tampak kaget dengan apa yang dilakukan oleh wanita tua yang notabene adalah ibu dari prilly.

" jadi kamu yang sudah menghamili anakku?! Hah?!" ucapan yang dilontarkan bunda kinan tajam.

Hay hay maaf ya lama klo ada typo maaf bgt hehehe
Abis q ngetik pake hp meh ngedit ya susah. Kalo alurnya kecepatan maklum ya q bingung harus nulis gmn pdhl di pikiran udah ada gambaran. Ya sudahlah
Terimakasih yang mau baca, ngevote dan komen. Terimakasih banget pokoknya. Khamsahamnida^^

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang