Suasana ramai tampak memenuhi rumah prilly yang berada di kawasan Puncak. Walaupun hanya beberapa tetangga dan sanak saudara tapi tidak mengurangi kegembiraan hari ini.
Tampak seorang pemuda gagah dengan balutan jas hitamnya terlihat tersenyum, akan tetapi bukan senyum tulus tapi senyum palsu yang dia tunjukan pada semua orang. Pemuda itu jelas tak ingin mempermalukan keluarganya dan tak ingin membuat gadis itu sedih, karena inilah keputusan yang terbaik yang harus mereka lakukan untuk kebaikan bersama. Pikirannya menerawang pada kejadian beberapa hari yang lalu yang mengharuskan dia menikahi gadis yang baru dua kali ia temui.
Flashback
prilly tampak bimbang mencari solusi atas permasalahan ini tanpa harus menikah dengan orang yang sudah memiliki kekasih bahkan akan dinikahi. Prilly bingung, akhirnya dengan segala tekat prilly memutuskan akan pergi jauh meninggalkan keluarga maupun pemuda yang mau mempertanggungjawabkan perbuatan mereka yang tidak mereka sengaja.
Prilly tak mau membebani siapapun dan memilih pergi. Saat fajar akan menjelang prilly keluar dari rumah diam-diam menuju terminal terdekat. Meninggalkan sepucuk surat yang dia letakkan diatas nakas.Ali tampak meremas sepucuk surat yang baru di temui nya diatas nakas rias milik prilly. Dia tak menyangka prilly memilih meninggalkan semuanya dan membawa bayinya, bayi mereka. Dia tidak mau di cap sebagai orang tua yang tidak bertanggung jawab. Apalagi sang nenek sudah mengetahui segalanya dan akan melamar prilly besok.
Dengan langkah lebar ali berlari kesetanan. Bunda kinan dan semua orang yang ada di sana juga ikut mencari prilly. Ali tak memperdulikan berapa banyak orang yang dia tabrak. Hanya ada prilly dan bayi nya yang ada di dalam otaknya. Ali juga tak sempat mengganti baju tidurnya itu.
Saat tiba di terminal ali mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Mata elangnya mencari sosok yang ia cari. Seperti melihat sebuah harta karun, mata Ali tampak berbinar menampakkan kelegaan yang luar biasa.
"prilly!!"
Merasa terpanggil, prilly mengedarkan pandangannya. Mata hazel itu tampak berkabut melihat sosok pemuda yang tampak kelelahan berlari dan menatapnya dengan tajam. Prilly buru-buru melangkahkan kakinya bersiap untuk berlari, tapi belum sempat dia berlari cekalan tangan besar dan hangat itu menariknya sekali sentakan.
Ali membawa tubuh prilly keluar dari terminal dengan sangat kasar ke sudut terminal yang sepi. Mata hitam legam itu menatap nyalanang wanita mungil yang sekarang tampak menunduk. Tangannya terkepal kuat, rahang tegasnya mengenai menimbulkan suara yang timbul dari gigi yang bersentuhan.
"apa yang kamu lakukan, hah!!!" prilly masih menunduk menahan air mata yang akan segera tumpah. "lu pikir lu siapa?! Berani-beraninya misahin gue sama calon anak gue!" bentak ali.
Suara isakan prilly membuat ali sedikit melunak. Tangan besar itu kini menangkup pipi tembam prilly dan mengusap air mata yang mengalir di pipinya. "sstt...jangan nangis, maaf ya maaf gue gak bermaksud bentak elu. Maaf gue hanya gak ingin disebut orang yang gak bertanggungjawab, gue juga udah bilang nenek perihal masalah kita dan nenek nanti malem mau nglamar elu."
Prilly membelalakkan matanya, menatap mata hitam itu untuk mencari kebohongan, akan tetapi yang dia temui hanya kesungguhan. Tanpa banyak kata Ali membawa prilly kembali ke rumahnya.
Maaf ya segitu dulu
Part ini nyeritain gimana mereka bisa nikah haha sorry ya kalo bosen in
Part selanjutnya itu after wedding mereka...
Gimana ya kalo dua org yg ga saling kenal tnggal dalam satu atap hihi
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
FanfictionTak pernah disangka liburan yang awalnya dikira menyenangkan membuat seorang gadis muda yang bernama prilly arinda ini terjebak dengan seorang CEO sebuah perusahaan ternama Syarif Company dalam kamar hotel yang sama dalam keadaan yang tdk bisa terba...