Ali benar-benar tak memperbolehkan Prilly membantunya membuat pakaian untuk calon anak mereka. Perdebatan-perdebatan kecil yang menghiasi tempat duduk mereka sontak membuat beberapa pasang ibu-ibu yang sedari tadi membantu suami mereka yang bahkan belum bisa memasukan benang kedalam jarum itu memandang kedua pasang yang terlihat asik berdebat itu. Sesekali Ali menggerutu karena arah jahitannya melenceng tidak sesuai garis alhasil Ali yang notabene adalah seorang perfectionis harus mengulang kembali sampai jahitannya benar-benar rapi. Hal tesebut tentunya membuat Prilly harus benar-benar ekstra sabar dan tersenyum canggung ketika beberapa pasang ibu-ibu hamil itu memandang kearahnya karena kekesalan yang keluar dari mulut Ali dan didengar oleh mereka.
"Udah dong Ali, gak harus rapi asal jadi aja. Kalau gini terus mah gak bakalan jadi." Ucap Prilly pelan.
Seketika kening Ali berkerut tak suka, bisa-bisanya Prilly berkata seperti itu padanya.
Alipun tak mau kalah dan berbisik pelan ditelinga Prilly, "Gak boleh kaya gitu. Baju ini adalah baju pertama yang bakalan anak kita pakai nantinya kalau dia lahir, dan dia harus tau bahwa baju yang dipakainya buatan dari ayahnya yang tampan ini. Masak kamu mau anak kita ngeledek aku kalau pakaian yang aku buat ini jadi jelek?"
Entah kenapa mendengar kata "anak kita" yang keluar dari mulut Ali membuat Hati Prilly menghangat seketika perut Prilly tergelitik geli serasa ada ribuan kupu-kupu terbang kesana. Mungkinkah Ali sudah menerima kehadiran anak mereka di rahimnya. Prilly tersenyum geli membayangkan bagaimana jika anak mereka lahir dan mereka akan menjadi keluarga bahagia.
Lamunan Prilly buyar ketika Ali menepuk pundaknya pelan, "Ayo pulang. Kelasnya udah selesai, besok aku bakalan ikut kelas ini lagi."
"Y-ya" ucap Prilly terbata memandang Ali yang hari ini membuat berbagai kejutan untuknya.
"Udah, aku tahu kalau aku tampan. Ayo kita pulang." Ali menggenggam tangan mungil Prilly yang dirasa sangat pas berada digenggamannya. Tangan Prilly begitu hangat dan entah kenapa membuat hati Ali juga menghangat. Sangat nyaman.
Prilly sangat syok ketika tangan besar Ali menggenggam tangannya seolah-olah dia merasa begitu dilindungi. Dia berharap jika Ali memang benar-benar telah menerima dirinya dan anak mereka tanpa ada modus lain didalamnya. Karena bagi Prilly, Ali adalah sosok lelaki baik yang mau bertanggung jawab atas dirinya dan bayi yang dikandungnya walaupun sebenarnya mereka sama-sama adalah korban disini. Jika Prilly boleh berharap dia ingin Ali menjadi yang terakhir baginya karena sebenarnya dia sudah jatuh cinta saat dimana Ali dengan bertanggung jawa, ketika dia ingin pergi jauh dan menggugurkan kandungannya itu
Maaf ya kalau banyak typo q ngetik ini bonus buat kakak-kakak yang masih setia sama cerita ubsurtku ini dan lagi karena hatiku lagi bahagia...hihihi
Selamat membaca......^^
�������v���
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
FanfictionTak pernah disangka liburan yang awalnya dikira menyenangkan membuat seorang gadis muda yang bernama prilly arinda ini terjebak dengan seorang CEO sebuah perusahaan ternama Syarif Company dalam kamar hotel yang sama dalam keadaan yang tdk bisa terba...