Part 10

22.7K 1.1K 11
                                    

Walaupun pernikahan mereka dilakukan secara sederhana di tanah kelahiran prilly, banyak sanak saudara dan tetangga yang datang. Sedangkan dari pihak ali hanya beberapa kerabat dekat yang datang, tidak mengurangi uforia pernikahan sederhana mereka.

Setelah berbagai prosesi telah mereka jalani, ali membawa prilly ke hotel di sekitar Puncak. Sebenarnya ali maupun prilly tak berminat dengan acara bulan madu yang di inginkan neneknya. Akhirnya Ali berdalih bahwa pekerjaannya tidak bisa di tinggalkan dan akhir-akhir ini memang benar perusahaan yang ali pimpin sedang pesat-pesatnya.

Selesai prosesi pernikahan Ali membawa prilly ke apartermennya. Hal itu dilakukan untuk membuat keluargan prilly maupun keluarganya tak curiga dengan kecanggungan mereka.Selama di dalam mobil Ali maupun Prilly hanya terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing. Ali yang sibuk dengan kemudinya hanya menghadap kedepan dengan serius. Sementara prilly memandang keluar jendela mobil yg dikemudikan Ali. Banyak hal yang dipikirkan prilly kedepannya terutama masalah pernikahan yang seharusnya tak pernah terjadi ini.

Sebuah mobil mewah keluaran terbaru tampak memasuki sebuah gedung pencakar langit yang sangat megah. Terlihat sepasang suami istri yang terlihat sangat serasi itu keluar dari dalam mobil mewah dengan membawa sebuah koper tepatnya sang istrilah yang membawa koper berwarna biru langit dengan pandangan kagum. Kagum akan interior bangunan pencakar langit yang ia ketahui sebagai salah satu kondominium terbesar di ibukota. Tampak beberapa orang berpakaian hitam membungkuk hormat pada mereka.

Wanita itu, prilly yang terpana dengan bangunan megah tempatnya berada segera menarik koper birunya kedalam kotak besi karena sang suami atau ali tampak sedikit berdehem yang mengintrupsikan agar dirinya segera mengikuti langkah ali yang terlebih dulu masuk ke dalam kotak besi tersebut.

"Kita akan menuju lantai paling atas dimana panthouse ku berada." ucap ali berusaha memecahkan keheningan yang hanya dibalas anggukan prilly. "Kita akan tidur bareng dimakarku, karena nenek sudah berpesan jika nenek akan tinggal bersama kita."
Prilly tampak tercengang dengan perkataan Ali. Bagaimana bisa dia tidur dengan orang asing dalam satu kamar, yah walaupun ali sekaranf adalah suaminya. Tapi tetap saja ini hal baru bagi prilly.

Dengan hembusan nafas berat prilly akhirnya bersuara,"ki..ki..kita bakalan tidur bareng?sekamar?dikasur yang sama?"pertanyaan itu lolos dari bibir mungil prilly.

"Kamu bisa tidur di sofa mengingat badanmu yang kecil itu." ujar ali sarkatis.

"Dasar gak punya hati, mentang-mentang yang punya rumah enak aja nyuruh aku tidur di sofa. Gak papa lah daripada tidur dilantai." batin prilly

"Baiklah aku akan tidur di sofa." jawab prilly.

Maaf ya telat baget updatenya q bingung mau lanjutin kayanya amburadul banget ceritaku haha
Kalau tak ganti aja gmn? Dari part awal???

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang