Part 14

22.3K 1K 6
                                    

Sejak insiden tempo hari itu, Ali menjadi seperti sosok suami idaman. Dia selalu menemani Prilly disetiap kesempatan. Bahkan saat ini Ali sedang mengantar Prilly memerikasakan kandungannya yang masih berusia 9 minggu.

"Bapak bisa lihat detak jantung anak bapak? Janinnya dalam kondisi sehat."

Serasa seakan dunia berhenti berputar dan tiba-tiba jantung Ali berdetak lebih cepat dari biasanya. Bukan merasakan sakit tapi dia merasa sangat bahagia, merasa bahwa Tuhan sangat menyayanginya. Dia ingin berteriak pada dunia bahwa sekarang dia akan menjadi seorang ayah.

"Untuk jenis kelamin belum bisa dilihat ya. Karena usianya belum cukup." Jelas dokter paruh baya itu dengan senyumnya. Dokter itupun pamit undur diri karena seorang suster tiba-tiba saja memanggilnya.

Tanpa sadar Ali mencium perut Prilly yang sudah duduk kembali setelah selesai di USG, dan mengucapkan terimasih berkali-kali. "Makasih baby, Ayah gak sabar liat baby lair melihat dunia ."

Prilly tersenyum bahagia melihat pemandangan yang sangat-sangat membuat hatinya bahagia. Jikapun ini semua hanya mimpi, Prilly akan lebih memilih untuk tak bangun dari mimpi ini.

"Makasih udah mau menyayangi anak yang ada di perut aku." Ucap Prilly menahan isak tangis bahagianya.

"sssstttt.....hey kok nangis si." Ujar Ali pelan sambil menangkup pipi cubby itu sayang.

"Hey dengerin aku. Ini anak kita bukan cuma anak kamu aja, baby ini anak kamu sama aku sayang. Kita akan membesarkannya bersama. Maaf sayang kalau selama ini aku cuek dan terkesan tak perduli sama kamu. Sebenarnya aku hanya bingung harus bersikap apa. Aku me..." Ali tersentak kaget ketika tubuhnya sedikit limbung akibat pelukan Prilly yang terkesan tiba-tiba, untung Ali dapat menahan berat badan Prilly.

Ali merasakan jika Prilly tengah menangis dipelukannya, terbukti dengan isak tangis yang dia dengar walaupun kecil dari wanita yang tengah memeluknya. Tanpa banyak kata Ali melingkarkan kedua tangannya, merengkuh erat wanita dengan punggung bergetar itu dan mencium pucuk kepala yang entah kenapa membuat dia begitu senang melakukan hal tersebut.

"ehmmm!" Deheman dari seorang yang tengah berdiri di pintu ruang periksa itu membuyarkan moment romantis yang berhasil mereka bangun, menimbulkan senyum kikuk saat pelukan tersebut berhasil terurai.

Setelah mendengarkan penjelasan dokter dan tentu saja dengan godaan-godaan yang membuat mereka berdua harus menahan malu itu, akhirnya berakhir juga.

Tak ada obrolan antara satu sama lainnya, Prilly tampak hanya menunduk menyembunyikan muka merahnya itu. Sedangkan Ali terlihat melirik wanita yang sedang berjalan selangkah dibelakangnya. Ali menghela nafas kasar, dan tiba-tiba berhenti mendadak membuat punggung kokohnya terbentur dengan kening wanita yang kini menatapnya kaget.

"Aku gak suka kalau saat kita lagi jalan kamu berada di belakang aku." Tanpa pikir panjang Ali menggenggam tangan mungil Prilly yang dirasa sangat pas dengan tangan besarnya itu.

----------

Saat perjalanan pulang entah kenapa Prilly menginginkan pergi kesuatu tempat dan membeli makanan favoritnya disana. Sehingga menyebabkan Prilly gelisah dalam duduknya dan memainkan kedua tangannya. Sedikit banyak Ali tau kebiasaan Prilly ketika sedang gugup ataupun gelisah.

"Kamu kenapa?"

Prilly hanya menggeleng pelan, dia tidak mau membuat Ali kerepotan akan permintaannya yang tiba-tiba ini.

Seketika Ali teringat tentang buku yang baru-baru ini sering dia baca ketika tak memiliki banyak kerjaan dikantor.

"Kamu mau makan apa, baby boo?" ujar Ali sambil mengelus perut Prilly dengan satu tangannya.

Alis Prilly terangkat sebelah "Baby boo?" Prilly melongo sendiri mendengar Ali memanggil bayi mereka dengan sebutan Baby Boo.

"Kok baby boo si?! Gak suka nanti kalau anak kita jadi kaya Baby boo beneran gimana? Kan susah nyarinya Ali."

Ali memandang takjub Prilly, pasalnya selama menikah Prilly tak pernah sekalipun berkata lebih dari satu dua kata pendek. Dan lihat sekarang istrinya itu sedang terlihat merajuk yang menimbulkan mimik lucu yang belum pernah diketahui Ali.

Tanpa sadar Ali terkekeh kecil dan tersenyum lebar, entah kenapa melihat ekspresi Prilly seperti itu membuatkan sangat-sangat bahagia dan geli.

"Kok kamu ketawa si?! Ihk Ali!!!"

"Aw, jangan nyubit dong! Aku lagi nyetir ini. Nanti kalau tiba-tiba nabrak gimana?"

Prilly menghentikan aksi tangannya itu, mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil.

"Jangan ngambeg dong, Pril. Baby bilang sama bunda jangan ngambeg gitu jadi jelek gak cantik lagi."

Prilly tampak tersenyum mendengar rengekan suaminya itu.

"Bilang sama ayah baby, kalau pingin bunda gak ngambeg lagi ayah harus beliin bunda bubur Ayam yang di jual dideket kantor bunda dulu."

"Oke baby kita meluncur!"

XDXDXD

Maaf ya agak lama updatenya....

Kemarin ada hal penting yang harus aku urus duluu

maaf juga ya kalau ceritanya makin aneh selanjutnya aku bakalan ngasih moment-moment romantis meeka insyaAllah....hihihi

happy reading ^^ 

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang