Maaf ya kakak-kakak kalau banyak typo hehe...
Happy reading ^^
"Ali, jangan dekat-dekat! Kau membuatku mual!"
Ali yang kala itu baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya ke Singapur terperangah kaget. Pasalnya beberapa menit yang lalu saat dirinya baru saja menginjakan kaki di Bandara, Prilly dengan manjanya menelvon dan menyuruhnya untuk segera pulang.
"Aku bilang jangan mendekat Ali!" pekik Prilly yang membuat Ali semakin kaget.
Ali sangat ingin memeluk tubuh sintal istrinya itu. menghirup lama-lama veromon Prilly yang begitu memabukan baginya.
"Kau tak merindukanku sayang?" air muka Ali terlihat bertambah frustasi kala Prilly berlari menjauhinya.
"Ayah!" seorang anak laki-laki berlari kecil menghampirinya dan langsung berhambur memeluknya.
"Jagoan Ayah. Kakak nggak nakal kan?" ujar Ali menciumi pipi gembul anaknya itu dengan gemas.
"Nggak dong, yah. Udah Ayah lepas Davin mau nonton Tayo dulu." Davin beringsut meminta turun pada Ali. Ali hanya memandang geli pada jagoan tercintanya itu. jagoan kecilnya itu memang penggemar berat sebuah film kartun yang bertemakan mobil itu.
Segera saja dia berlari menemui kekasih hatinya. Pasalnya dia begitu rindu dengan aroma tubuh istrinya yang beberapa hari ini tak dihirupnya.
Ali melihat Prilly yang tengah duduk di sofa panjang yang memang berada di kamar kami. Dia terlihat begitu cantik dengan badan yang lebih berisi. Ali langsung saja berhambur memeluk Prilly.
"Jangan deket-deket, Li." Prilly beringsut menjauhi Ali. Bau badan Ali yang semula membuatnya tenang, sekarang berubah sebaliknya.
"Sayang, kamu kenapa?" ujar Ali penuh dengan nada sayang. Ali benar-benar tak mengerti perubahan istrinya ini.
Setelah perdebatan sengit antara Prilly yang benar-benar tak tahan menghirup bau lelakinya itu. Mau dicoba dengan berbagai carapun Prilly tetap tak bisa menahannya. Termasuk menyuruh suaminya itu untuk mandi sebanyak lima kali, dia yang memakai parfum Prilly, dan lain sebagainya. Tapi hasilnya sama saja, akhirnya Ali mengalah karena mungkin memang anak mereka sedang marah padanya karena beberapa hari ini tak mengelusnya.
.
Beberapa hari ini Ali benar-benar frustasi karena tak sedetikpun dirinya bisa mendekati istrinya.
"Lo kenapa, Bro? Kucel amat." Kevin mengejek bosnya yang terlihat seperti orang gila itu. Lingkaran hitam pada mata semakin lebar saja dari beberapa hari yang lalu. Ali yang sering ijin dari kantor dan pulang tepat waktu itu sekarang tampak lesu.
Ali tak memiliki minat untuk membalas komentar Kevin tentang penampilannya. Dia hanya dapat menghela nafas beratnya untuk kesekian kali. bahkan kertas-kertas laporan yang biasanya tak pernah menumpuk dimeja karena kerajinan Ali, kini terlihat menggunung.
"Jangan bilang Prilly ngidam di cariin boneka ikan berkepala badak?" tak tahan juga rasanya melihat Ali yang biasa bersemangat itu terlihat tak memiliki daya. Seperti pohon cabe yang tak pernah di siram oleh sang pemilik. Prilly memang pernah dengan ajaibnya meminta ikan berkepala badak, gara-gara melihat kartun spongebob yang Davin tonton waktu itu. tentu saja hal tersebut membuat Ali melongo heran.
"Bahkan aku memilih dia meminta aku membawakan boneka Naga berkepala kucing." Ujarnya frustasi. Rasa-rasanya tak memeluk tubuh sintal istrinya membuat sistem otaknya kacau. Apalagi sekarang Prilly bahkan tak mau menemuianya dengan intensitas waktu yang lama.
Kevin tertawa melihat bagaimana frustasinya Ali karena istrinya yang sedang ngidam. "Emang apa yang dia minta sampai Bos dengan harga diri tinggi ini sampai menundukan kepalanya?"
"Kau belum merasakan saja bagaimana mempunyai seorang istri yang sedang hamil dengan permintaan yang luar biasa membinasakan seorang suami dalam sekejap mata." Tawa Kevin semakin kencang kala mendengar ucapan Ali yang sangat bukan Ali sekali.
.
"Oh-jadi penyebab kau uring-uringan beberapa hari ini?" Kevin terlihat manggut-manggut mendengarkan keluh kesah bos sekaligus temananya itu. Tak menyangka ternyata Ali memang benar-benar amat sangat mencintai istri yang dulu sempat tak diharapkannya. Kini mereka sedang berada di sebuah cafe shop yang cukup ramai.
"Kasih solusi kenapa, Bro." Ali benar-benar frustasi sekarang. Ngidam istrinya itu sangat menyiksa lahir dan batin Ali. Apalagi sekarang Prilly menghindari bertemu dengannya.
Yang diajak bicara malah sekarang tampak menatap ke arah lain, yang pastinya membuat Ali sangat kesal. Sial!
Karena melihat Kevin yang tak kunjung kembali memberikan solusi dan mata keranjangnya itu masih saja menatap satu titik di depannya membuat Ali penasaran juga. Seperti apa wanita yang berhasil membuat mata Kevin hampir copot.
Seketika wajah Ali berubah mengeras ketika melihat siapa yang sedari tadi dilihat Kevin. Mata hitamnya memandang tak suka melihat dua orang perempuan dan satu laki-laki yang terlihat sangat akrab. Apalagi laki-laki itu adalah laki-laki terfokus hanya pada satu orang perempuan yang tengah berbadang dua. Tanpa babibu Ali menghampiri mereka dengan wajah mengeras.
Salah satu dari dua orang wanita itu tampak kaget karena dirinya kini tengannya telah berada di kungkuman tangan besar oleh Ali, yang menimbulkan banyak sekali pasang mata yang melihat ke arah mereka.
"Pulang." Ujar Ali tajam dengan pandangan mata mengarah ke arah laki-laki berlesung pipit itu.
"Ali apaan."
"Aku bilang pulang." Tanpa menunggu jawaban dari wanita Ali menyeret wanitanya- Prilly. Tak ingin membuat membuat drama Prilly hanya pasrah tanpa membantah.
.
"Ali jangan diem kaya gitu." Tak ada respon Ali masih tetap diam di balik kemudinya. Mereka kini berada di dalam mobil yang terparkir di sebuah taman kota yang lumayan sepi. Prilly yang sebal didiamkan oleh Ali lalu memiliki ide yang cukup brilian baginya.
"Aw..." Prilly memegang perutnya yang sebenarnya baik-baik saja.
"Sayang, apakah ada yang sakit? Dimana?" terlihat jelas jika Ali saat ini begitu khawatir sehingga saat Prilly tersenyum menangpun dia tak melihat karena fokus pada daerah perut Prilly.
"Kau tau Ayah, sepertinya dedek hanya kangen sama ayah." Ujar Prilly tersenyum lebar. Seketika Ali menatap mata hazel istrinya dalam, seakan meminta persetujuan untuk memeluk tubuh itu. Prilly yang mengerti arti tatapan suaminya tersenyum lebar. Tanpa banyak bertanya Ali memeluk tubuh yang selalu dirindukannya.
"Jangan tertawa lagi dengan laki-laki lain, aku tak suka." Rajuknya mengeratkan pelukan pada tubuh kecil istrinya.
"Apakah kau cemburu, Li?" Prilly melepaskan pelukan Ali dan memandang wajah suaminya dengan raut wajah yang begitu lucu. Bolehkah Ali mencium bibir merah yang sedikit mengerucut lucu itu.
"Apakah harus aku perjelas apa yang aku rasakan nyonya Syarif? Sepertinya untuk hari ini Davin harus menginap bersama ommanya.
"Hey, aku sedang hamil Mr. Ali." Ujar Prilly masih nyaman dengan posisi memeluk tubuh suaminya. Ali menyeringai misterius.
"Kau tau sayang melakukan hubungan saat istri sedang hamil diperbolehkan oleh dokter? Ah-sepertinya sekarang kau tak lagi membenci bau tubuhku sayang?" sudut bibir Ali terangkat. Prilly merutuki perubahan moodnya sekarang, mengapa malah sekarang dia yang lebih bergairah. "Baiklah ayo kita mampir ke hotel sayang, aku akan menelvon ibu mertua untuk menemani jagoan kita karena ayah dan bundanya harus melakukan sesuatu yang mendesak.
Huhu....
Aku nggak bisa berimajinasi liar T.T
Agak liar gpp ya... tapi tetep gk bisa liarrrr.....T.T
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
FanficTak pernah disangka liburan yang awalnya dikira menyenangkan membuat seorang gadis muda yang bernama prilly arinda ini terjebak dengan seorang CEO sebuah perusahaan ternama Syarif Company dalam kamar hotel yang sama dalam keadaan yang tdk bisa terba...