Seperti biasa Ali selalu datang kekantor pagi-pagi seperti biasanya, tapi hari ini terasa berbeda pasalnya Ali yang biasa bersikap dingin dan hanya menganggukan kepalanya sekilas saat karyawannya menyapa kini memberikan senyum lebarnya pada semua karyawan. Entahlah dia terasa sangat bahagia sekali, tak pernah disangka makan pagi bersama dengan istri dan memakan makanan yang dimasakan oleh Prilly membuat moodnya hari ini begitu baik. Dia tak pernah sebahagia ini walaupun dengan pacarnya dulu.
"Bahagia amat bos."
"Emang kelihatan banget ya Vin?" ujar Ali terkekeh.
"Orang buta aja bisa lihat kali bos kalo lo bahagia amat." Bukannya marah karena tingkah kurang ajar sekretaris pribadinya itu Ali malah menebuk pundak kevin pelan dan tersenyum lebar. Kevin memang sekretaris Ali tapi dia juga sebenarnya punya kedudukan sama seperti Ali karena mereka adalah sepupu dekat. Kevin memang tak pernah mau menajadi seorang bso karena dia beranggapan menjadi bos itu memang berat. Dan terbukti setelah dia terpaksa menjadi sekretaris Ali dia melihat sendiri kesibukan Ali yang lebih daaripada dirinya. Tak ayal Ali selaku direktur harus lembur jika ada kontrak kerja yang harus mereka menangkan.
"Sejak kapan orang buta bisa ngelihat. Lo jangan malu-maluin gue lah Vin!" kevin hanya menggerutu mendengar ucapan Ali yang kini sudah berlalu memasuki ruang kerjanya.
-------
Ali tampak menahan bosan melihat tumpukan dokumen yang harus dia periksa dan tanda tangani. Sedari tadi mata elangnya itu melihat jam yang bertengger manis dipergelangan tangannya dan sesekali mengecek ponsel pintarnya sambil mengeram. Pasalnya istri mungilnya itu sama sekali tak memberikan kabar padanya. Memang tadi pagi Prilly pamit akan pergi ke supermarket membeli bahan kebutuhan bulanan mereka yang sudah habis. Sebenarnya Ali sudah menawarkan diri untuk mengantarnya sepulang dari kantor. Tapi yang didapat adalah tolakan halus dari Prilly yang mengatakan bahwa dia tak mau merepotkan Ali dan juga kalau menunggu Ali pulang bisa-bisa Prilly tak bisa menyiapkan makan malam mereka.
"Bos! Woy!" teriak kevin dengan mengibaskan tangannya di depan wajah Ali. Ali hanya memandang Kevin sekilas dan menyingkirkan tangan kevin dengan kasar.
"Gue kira lo kesurupan bos tiba-tiba diem aja kaya patung pancoran." Tawa Kevin meledak melihat muka sebal Ali yang menurutnya lucu. Kevin memang tak pernah melihat Ali terkesan out of control belakangan ini. Dia sangat senang, ngomong-omong sejak Ali menikah memang Kevin belum pernah bertemu dengan istri Ali. Dia memang tak tau tentang pernikahan Ali yang terkesan mendadak itu, bukan hanya kevin tapi semua keluarga besarnya memang tidak tau. Nenek mereka tak memberi tau semua keluarga atas permintaan Ali.
"Sialan lo! Berani banget ya lo sama atasan! Udah bicaranya pake gue-elo ngatain gue kaya patung pancoran lagi! Gue potong gaji lo, tau rasa!"
"Jangan dong bos! Ntar gue makan apa? Kok lo tega si sama gue."
Drama King, memang drama king banget sepupunya satu ini dan dia paling malas meladeni sifat drama king Kevin yang dirasanya sangat lebay. Dalam hati Ali berdoa agar siapapun gadis yang mau dengan sepupu jeleknya itu ditabahkan batinnya. Pasalnya memang paling ajaib diatara sepupunya yang lain ya kevin ini.
Ali memutar bola matanya malas, "Udah balik lagi aja keasal! Hus...hus..."
"Emang lo kira gue kucing bos! Lo jahat! Gue benci sama lo!" ucap Kevin sambil berlari pergi keluar ruangan karena melihat Ali yang siap-siap akan melemparinya dengan map besar.
Setelah Kevin pergi tinggallah Ali di ruangan itu sendiri. Dia menghembuskan nafas kasar memainkan smartphonennya dan menimbang-nimbang apakah dia akan menghubungi Prilly atau tidak.
"Arghh....kenapa si wanita nyebelin itu gak ngabarin gue sama sekali!" ujarnya lirih
Tiba-tiba ponselnya berdering dengan tidak sabaran, membuat Ali yang sedari tadi gugup terlihat saat dia dengan cepat menghembuskan nafas berkali-kali sebelum mengangkat telvonnya itu tanpa melihat siapa yang menelponnya.
"Ehm, kenapa baru sekarang kamu ngabarin aku?!" ujar Ali tidak sabar sebelum suara seorang wanita menayadarkannya.
"Maaf Ali, aku baru bisa menghubungi kamu sayang. Aku sibuk banget."
"Gina?!"
"Iya sayang ini aku, aku kangen banget sama kamu sayang."
-----
Ditempat lain Prilly nampak tengah memilih bahan makan yang akan di belinya. Dia lebih banyak mengisi troly tempat belanjaannya dengan beraneka sayuran. Prilly tau jika Ali sama sekali tak suka makan sayuran. Terbukti dengan pagi tadi saat mereka sarapan bersama. Ali tampak menisihkan sayuran di pinggiran piring.
Dan sebagai pecinta makanan apa saja itu sangat tidak bisa ditoleransi. Sayur sangat baik bagi tubuhdan menambah stamina. Apalagi Ali kan bekerja dari pagi sampe sore, maka sayuran sangat-sangat penting. Biarkanlah nanti Ali marah atau apa tapi dia akan memasak makanan yang tidak menampakan bentuk sayurannya langsung.
"Prilly!" tiba-tiba tubuh prilly sudah dipeluk erat.
"Lo kemana aja! Gue udah nyari elo kemana-mana! Hp lo juga gak bisa dihubungi! Lo jahat banget si!"
"Maafin gue Jes, maafin gue." Prilly membalas memeluk erat sahabatnya itu, dia menagis haru dapat bertemu lagi dengan sahabatnya itu."
"Lo, hutang banyak cerita selama ngilang entah kemana sama gue!" sebelum Prilly menjawab pertanyaan dari Jesy sahabatnya itu sudah menyela dengan delikan mata yang menandakan bahwa tidak ada bantahan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
FanfictionTak pernah disangka liburan yang awalnya dikira menyenangkan membuat seorang gadis muda yang bernama prilly arinda ini terjebak dengan seorang CEO sebuah perusahaan ternama Syarif Company dalam kamar hotel yang sama dalam keadaan yang tdk bisa terba...