3 years later...
"WOOHHOOO...!! YEAHHH...!!"
Semua mahasiswa melempar topi wisudanya ke udara. Pagi itu semua menampakkan wajah yang ceria sekaligus bangga. Tidak ada yang mengeluarkan ekspresi sedih. Semua mahasiswa dan mahasiswi Columbia lulus.
Beberapa prestasi membanggakan diumumkan saat Kepala Universitas Columbia berdiri di mimbar. Melissa Carol, namanya tercatat sebagai mahasiswi terbaik dalam bidang sejarah dan mendapat beasiswa. Ben Bryan, tidak mau kalah. Dia mendapat penghargaan beserta beasiswa sebagai mahasiswa terbaik dalam bidang bahasa.
Pesta kelulusan itu diadakan di depan gedung Universitas Columbia. Semua mahasiswa atau mahasiswi memakai baju toga berwarna ungu cerah. Cuaca saat itu tidak cukup panas dan tidak cukup dingin.
Semua orangtua dari mahasiswa atau mahasiswi datang untuk menyaksikan anak mereka lulus dengan bangganya. Sedangkan Ben, dia tidak dikunjungi oleh siapa-siapa. Om Danu, selaku 'President' di perusahaannya sangat sibuk mengurus ini-itu. Nino, dia tidak bisa mengunjungi 'best bro'-nya, karena dia pernah memberitahu Ben kalau dia sedang menjalani berbagai macam penawaran kerja di bidang musik beberapa hari sebelum Ben merayakan hari kelulusannya.
Ben sekarang berdiri sendiri diantara kerumunan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Dia dengan baju toga ungunya, melihat kesana-kemari. Dia sedang memikirkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Dia sedang memikirkan bahwa orangtuanya berada disini sekarang. Memeluk dirinya penuh dengan rasa bangga.
"That's not gonna happen..." bisiknya kepada dirinya sendiri.
"Selamat, Ben!" kata seorang perempuan yang ada di belakang Ben.
Suaranya terdengar tidak asing. Tapi, dia tidak begitu yakin. Ben pun berpaling saat orang itu memegang pundaknya.
"Melissa?" Ben kaget saat gadis pirang itu berbicara menggunakan bahasa Indonesia tadi. Dia memberinya selamat.
Melissa bersalaman dengan Ben. lalu melepaskannya.
"Selamat juga untukmu, Melissa!" kata Ben. Melissa tersenyum lebar.
"Thank you!" kata Melissa, "...and thank you for your hard work. Because of you, I can speak Indonesia right now. Well, little bit, (...dan terima kasih untuk kerja kerasmu. Karena kamu, Aku sekarang bisa berbahasa Indonesia. Walau hanya sedikit, )".
"Yeah, you're welcome!" jawab Ben.
"Can we just go somewhere? (Bisakah kita pergi ke suatu tempat?)" ajak Melissa. Ben mengangguk.
"Sure!" kata Ben. Melissa pun menarik tangan kanan Ben dan mereka pergi dari kerumunan itu. Lalu mereka berdiri di samping pepohonan yang disana masih ada beberapa mahasiswa yang berlalu-lalang.
"So, what is 'Graduated' in Indonesian language? (Jadi, apa itu 'Graduated' dalam bahasa Indonesia?)" tanya Melissa sedang berdiri di depan Ben.
"'Lulus', I guess..." jawab Ben.
"Well..." kata Melissa, lalu dia menarik napas dalam-dalam,
"KITA LULUS...! Hahaha...!" teriak Melissa seraya mengangkat kedua tangannya ke udara. Kali ini dia benar-benar menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar.
Selama tiga tahun ini dia belajar di Columbia, tiga tahun juga dia mempelajari cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD. Dan selama tiga tahun itu, dia menghabiskan setiap 3 jam perhari, untuk belajar berbahasa Indonesia bersama Ben di perpustakaan.
Usaha dia selama itu, tidak sia-sia.
"Wow! Kau sangat bersemangat," kata Ben. Melissa menatapnya senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next To Me
RomanceBen Bryan, salah satu seorang mahasiswa yang terpilih untuk berkuliah di Universitas Columbia. Disana, dia bertemu dengan Melissa Carol, seorang gadis berasal dari New York yang sangat menyukai sejarah. Karena Ben, Melissa merasa tertarik untuk perg...