Where Are You?

742 15 3
                                    

Next To Me - 'Where Are You?'

*****

Ben pun sampai di sebuah caffe yang jaraknya agak jauh dari rumah sakit. Ben pun mengunci mobilnya lalu menuju ke dalam caffe.

Saat di dalam caffe, pandangan Ben menyusuri semua pengunjung di caffe.

Lalu, saat Ben hendak berpaling ke kanan, ada suara perempuan yang memanggilnya.

"Ben!"

Ben pun menoleh ke kiri. Mendapati seorang perempuan berambut hitam panjang sedang melambaikan tangannya ke arah Ben. Perempuan itu tersenyum manis sambil duduk di kursi konsumen dekat jendela.

Ben yang melihatnya, juga tersenyum. Segera, dia hampiri temannya itu.

"Hai, Amanda!" sapa Ben kepada Amanda.

Amanda pun berdiri hendak menyapa Ben. Saat, Ben ingin bersalaman dengan gadis itu, Amanda malah memeluknya erat.

Canggung? Tentu saja.

"Nice to meet you again, Ben!" sapa Amanda setelah melepaskan pelukan mereka.

Ben dan Amanda pun duduk di kursi yang ada di samping mereka. Di halangi sebuah meja. Mereka saling melontarkan senyum.

"Mau pesan apa, mas, mba?" tanya seorang waitress berpakaian ala pelayan datang sambil memberikan daftar menu ke meja mereka.

Amanda pun melihat daftar menu itu lama.

"Hmm,.. saya pesan dessert aja deh. Hmm... saya pesan pancake bertopping madu dan ice cream coklat, ya? Oh, dengan segelas jus jeruk..." kata Amanda seraya memberikan daftar menunya ke waitress.

"Kalo saya pesan pancake bertopping ice cream vanilla dan segelas minuman soda yang tersedia saja. Terima kasih!" ucap Ben.

Amanda hanya tersenyum dan menatapnya tak berkedip.

Si Waitress itu pun berlalu.

"Ternyata lo memang tidak berubah, ya? Hehehe..." kata Amanda terkekeh.

Ben hanya tersenyum dan ikut tertawa kecil dengan Amanda.

"Jadi, apa yang mau lo bicarakan disini?" tanya Ben, memulai pembicaraan.

"Well, gue cuman mau memberikan lo ini..." jawab Amanda seraya merogoh isi tasnya lalu mengeluarkan amplop berwarna coklat.

Ben hanya berkerut kening saat Amanda menyodorkan amplop itu kepadanya.

"Apa ini?" tanyanya.

"Ambil aja! Ayolah, Ben! Ini bukan surat kematian lo, kok!" kata perempuan yang berparas cantik ini.

Ben pun mengambil amplop yang isinya agak tebal. Lalu, dia membuka amplop itu dan seketika matanya terbelalak.

"Amanda? Ini........."

"Iya, gue tahu. Itu gaji lo selama bekerja. Karena lo sahabat gue, jadi, gue kasih gaji ini sama lo terlebih dahulu. Pekerjaan lo di perusahaan gue, cukup bagus. Maka dari itu, gue beri lo gaji terlebih dahulu...." jelas Amanda seraya bertopang dagu di atas meja.

Ben melongo sejenak lalu mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Hmm... terima kasih banyak, ya! Gue sangat menghargainya!" ucap Ben seraya melipat amplop itu lalu memasukkannya ke saku kemejanya.

"Iya, sama-sama. Gue seneng kalau lo seneng..." ucap Amanda.

"Oh, iya, lo kok aneh, sih, masa' kakek lo yang punya perusahaan, tapi, lo mau jadi asisten gue? Kan gue jadi gak enak, Nda...." kata Ben menampilkan ekspresi bersalahnya.

Next To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang