Chapter 14: Bottle

439 59 13
                                    

Makan malam keluarga Autumn-minus Tuan Rush-bersama dengan Claire dan Delisa terasa begitu hangat. Belum lagi ada sedikit candaan dari Autumn dan Delisa yang masih sempat-sempatnya menggoda Claire yang duduk berhadapan dengan Adrian. Ny. Jess yang penasaran pun sempat menanyakan perihal apa yang sedang anak-anak perempuan ini bicarakan hingga bisa membuat pipi Claire bersemu merah.

"Aduh, ada apa sih ini? Sepertinya ada yang Ibu tidak tau."

Ibu memang tidak pernah tau apapun tentang kami. Batin Autumn, yang merasa selama ini memang seperti ada jarak yang membentang luas antara ia dan Ibunya. Bahkan tanggal ulang tahunnya saja Ny. Jess masih lupa hingga sekarang. Ibunya itu wanita karier super sibuk yang pernah ia kenal di dunia ini. Namun Autumn menyingkirkan segala pikirannya itu. Jarang-jarang ia melihat Ibunya penasaran dengan apa yang sedang ia lakukan.

"Tidak apa-apa Tante." Delisa cekikikan bersama Autumn sedangkan Adrian bingung sendiri dengan perilaku kakaknya itu.

"A, mau udang? Sisa satu lho." Adrian menunjukkan udang yang tersisa satu di meja makan pada Autumn. Lagi-lagi kakaknya itu melirik ke arah Delisa yang duduk berhadapan dengannya. Sorot mata Delisa memancarkan sebuah isyarat yang tentu saja sangat dimengerti oleh Autumn.

"Tidak, Ian. Aku sudah kenyang. Berikan pada Claire saja. Asal kamu tau, dia itu maniak udang." Jawab Autumn yang menolak tawaran udang dari Adrian dan melempar tawaran itu pada Claire.

Claire memberengut mendengar Autumn menyebutnya maniak udang. Memang, Claire sangat hobi memakan udang sampai-sampai dari tiga lauk yang ada di meja makan, ia hanya memakan udang dari tadi.

"Oh..." Adrian ber-oh ria lalu mengambil udang yang tersisa satu dan meletakkannya di piring Claire. Tak lupa Adrian memberi senyumnya pada Claire. Adrian memang suka berbagi senyum.

Lantas pipi Claire makin memerah persis seperti udang goreng yang bertengger di piringnya. Usaha Autumn dan Delisa sukses mengerjai sahabat mereka itu. Sedangkan Adrian? Dasarnya pria satu ini tidak peka sama seperti kakaknya. Ia sama sekali tidak melihat pipi merah bersemu milik Claire, ia hanya melanjutkan memakan beef miliknya dengan khidmat.

Ny. Jess yang melihat adegan barusan tersenyum kecil seraya memasukan potongan beef ke mulutnya.

"Jadi, Claire kenapa diam saja?" tanya Ny.Jess. Autumn dan Delisa kembali cekikikan, paham bahwa Ibu Autumn tersebut mengerti bahwa Claire tampak canggung berhadapan dengan Adrian.

"Oh...umm...tidak apa-apa, Tante." Claire kembali terfokus ke piringnya yang kini hanya tersisa satu udang pemberian Adrian.

Sebenarnya Claire sangat sayang memakan udang tersebut, ingin ia bungkus untuk dibawa pulang dan diawetkan karena udang itu pemberian Adrian. Memang tampak berlebihan tapi hampir setiap wanita akan berpikiran yang sama jika berada di posisi Claire.

Berhubung Claire adalah maniak udang seperti yang Autumn katakan dan juga ia tidak ingin disangka gila karena membungkus satu udang untuk dibawa pulang jadilah Claire memakan habis udang tersebut. Ada rasa bahagia ketika udang tersebut masuk melewati kerongkongannya. Claire mengulum senyumnya memikirkan hal memalukan tersebut.

Sehabis makan malam selesai, Autumn, Delisa dan Claire memutuskan untuk bermain ToD di ruang santai namun otak jahil Delisa tidak pernah macet. Ia memaksa Adrian yang setengah mengantuk untuk ikut bermain bersama mereka.

"Anggap saja ini malammu, Ian. Kapan lagi kamu dikelilingi 3 wanita cantik di sini?" ucap Delisa seraya menarik Adrian untuk duduk melingkar bersama mereka. Adrian hanya mendesah pelan, memutar bola matanya. Pasrah.

"Sebenarnya semakin ramai akan semakin seru. Andai saja ada David, pasti tambah seru." Claire melirik ke arah Delisa penuh arti. Dibalas dengan cengiran kecil dari Delisa.

17 Reasons I Love Autumn [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang