EPILOGUE

819 59 38
                                    

Pria itu tampak sangat tampan dengan setelan tuxedo putih dan dasi hitam yang membalut tubuh atletisnya. Rambutnya terlihat begitu rapi dan lebih klimis dari biasanya karena di hari sakral ini ia harus tampil indah di hadapan semua undangan. Dia kembali mematut diri di depan cermin sambil merapikan sedikit dasi hitam miliknya dan menjepitkan penjepit dasi berwarna silver di sana. Senyum tipis penuh kebahagiaan itu terpatri di wajahnya untuk menyambut hari ini.

"David, acara segera di mulai. Cepat ke luar," panggil seseorang yang baru saja membuka pintu ruangan David. Menoleh ke belakang sebentar, David mengangguk pada orang itu yang tak lain tak bukan adalah sahabatnya, Will.

"Lima menit lagi Will,"

Will mengangguk. "Aku tunggu di bawah," jawab Will kemudian berlalu pergi meninggalkan David.

Sekali lagi David memeriksa penampilannya dengan teliti lalu bergumam. "Aku siap."

***

Perasaan sangat bahagia kini menyelimuti semua orang yang ada di ballroom hotel. Semua tentu merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh kedua mempelai ini. Banyak orang yang menyanjung betapa cantiknya mempelai wanita hari ini dibalut dengan gaun pengantin berwarna putih yang sangat elegan.

David memandang mempelai wanitanya, menggenggam jemari sang wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu.

"Kamu sangat cantik hari ini, Miho," ucap David lembut sembari mengecup dahi sang mempelai wanita.

Miho mengulum senyumnya. Ada semburat merah di pipinya yang menandakan bahwa gadis berwajah oriental ini sedang tersipu malu atas pujian dari suaminya.

"Kamu juga tampan, David."

Dengan penuh kasih, David merangkul tubuh Miho sambil menyambut para undangan yang berdatangan untuk memberi ucapan selamat atas pernikahan mereka.

"Hai Dave," sapa seorang wanita sebaya David dengan long dress berwarna putih dan rambutnya yang di bun rapi sambil menyalami David.

"Hai, Autumn," jawab David semringah menyambut uluran tangan Autumn.

"Selamat atas pernikahanmu dengan Miho," ucap Autumn sembari memberikan senyumnya pada Miho yang berada di sebelah David. "Akhirnya kamu menemukan gadis oriental impianmu juga, Dave," kata Autumn dengan nada candaan.

David hanya membalasnya dengan sebuah kekehan.

"Sekali lagi selamat," kata Autumn lalu memeluk tubuh David lembut.

Mungkin ini akan menjadi pelukan terakhir antara Autumn dan David karena setelah ini Autumn mengerti bahwa ia tidak mungkin bisa memeluk David lagi. "Jaga Miho baik-baik seperti kamu menjagaku selama ini," bisik Autumn sebelum ia benar-benar melepaskan pelukannya dari David.

Ada sedikit perasaan sesak yang memenuhi dada Autumn namun bukan Autumn namanya kalau ia tidak pandai menyembunyikan perasaannya itu dengan ekspresi wajah yang selalu menampakkan senyuman.

Menepuk pundak David sejenak, Autumn beralih memeluk Miho dan disambut antusias oleh gadis berparas Asia itu.

"Selamat Miho, kamu beruntung mendapatkan David. Semoga rumah tangga kalian selalu utuh hingga maut memisahkan."

"Terima kasih Autumn. Aku berdoa semoga kamu cepat menyusul kami," kata Miho sedikit usil dan hanya dijawab dengan senyuman tipis dari Autumn.

Perasaan bak disayat itu masih terasa tajam mengiris bagian sensitif di lubuk hati Autumn yang paling dalam. Rasanya perih. Perih. Namun tidak seperih hari itu. Setidaknya hari ini dia sudah bisa merelakan segalanya.

17 Reasons I Love Autumn [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang