Chapter 23: Claire

389 45 1
                                    

Autumn mengetukkan jari-jemarinya di meja yang berada si sudut kafetaria kampus sambil menyeruput americano kesukaannya. Sore itu, hari berjalan seperti biasanya. Autumn sudah kembali masuk kuliah atas bujukan Ayahnya dua hari lalu. Setelah malam itu, Autumn tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Dia dan Ayahnya sudah berjanji untuk tetap hidup seperti biasanya tanpa mempermasalahkan hal itu.

Mereka melakukan rutinitas seperti hari biasanya. Tersenyum lebar, tertawa bersama terlebih saat keesokan harinya Connor mengajak Autumn untuk hang out bersama seharian dan malamnya ditutup dengan makan malam romantis berdua. Connor memang Ayah paling romantis sepanjang masa.

"Jadi, hubungan kalian malah semakin membaik atas kejadian ini?" tanya Delisa yang duduk berhadapan dengan Autumn. Binar matanya tampak antusias melihat temannya kembali semangat untuk kuliah.

Autumn menaikkan satu alisnya sambil melepaskan sisi gelas dari mulutnya, ia berdeham. "Tentu. Ada hikmah di balik semua ini. Hubungan keluarga kami malah semakin membaik. Ya, meski aku masih sedikit canggung berbicara dengan Ibu karena dia pelaku utama di dalam masalah ini, tapi setidaknya ya ... kami baik-baik saja."

"Lalu hubunganmu dengan Adrian?" tanya Claire memfokuskan arah pandangnya pada Autumn yang di sebelahnya.

"Aku dan Adrian? Memangnya kenapa? Kami baik-baik saja."

"Bukannya setelah kejadian itu, kalian jarang bertegur sapa, jarang bergurau bersama bahkan kamu terkesan cuek."

Autumn mengernyitkan dahinya, memandang Claire penuh arti. "Aku baik-baik saja dengannya. Memangnya kamu tau dari mana aku tidak bertegur sapa dengan Ian, aku terkesan cuek padanya. Tau dari mana?" selidik Autumn dengan mata memicing seperti mata kucing.

Claire mengulum bibirnya, matanya bergerak kesana-kemari tak ingin memandang wajah jail Autumn.

"Ian cerita padamu ya? Dia curhat padamu? Jadi kalian dekat?" tembak Autumn secara langsung membuat Delisa tertawa melihat wajah Claire yang langsung memerah.

"Bukan! Bukan begitu."

"Oh jadi saat aku menceritakan segala hal kepada David, Ian juga punya tempat ceritanya sendiri. Oh...," Autumn ber-oh ria dengan sebuah senyuman jail yang terukir di bibirnya membuat Claire semakin memerah.

"Oh Claire sayang. Adrian menjadikanmu target selanjutnya bahkan sebelum dia putus dengan Lucy," tawa Delisa berderai. Claire hanya bersungut mendengar perkataan Delisa barusan.

Claire jadi ingat tentang cerita Autumn dulu tentang adiknya. Autumn bilang Adrian itu laki-laki berengsek. Tapi, jika bersama Autumn, Adrian tidak pernah menjadi laki-laki berengsek malah sebaliknya. Semua orang tau betapa Adrian sangat manis jika bersama Autumn. Tapi, Autumn mengakui bahwa di luar sana Adrian suka bergonta-ganti kekasih.

Autumn pernah melihat isi chat Adrian melalui pesan instan di mana di dalamnya banyak sekali gadis yang mengiriminya pesan namun hanya di balas singkat oleh Adrian tapi tak jarang juga berisi modus sederhana yang sebenarnya tak ada maksud apa-apa namun bisa dipastikan setiap gadis yang membacanya akan langsung meleleh.

Entah Adrian dapat dari mana bakat menjadi pria berengsek seperti itu tapi sikapnya berbanding terbalik jika sudah di rumah. Si Adrian penebar pesona semasa sekolah maupun kuliah sekarang dengan banyak gadis yang menggilainya akan menjadi Adrian yang manis di rumah dengan sikap overprotective-nya pada kakak perempuan tercintanya itu.

Bahkan Autumn tak pernah tau alasan utama Adrian bergonta-ganti pasangan kurang dari dua minggu lalu mencari target selanjutnya. Dia bilang, ia hanya tidak bisa menolak setiap gadis yang menyatakan cinta padanya, ia tidak mau menyakiti hati gadis itu dengan menolaknya jadi ia akan menerimanya dengan senang hati. Namun sudah dapat dipastikan tak sampai dua minggu maka gadis itu akan memutuskan Adrian karena gerah melihat Adrian dekat dengan banyak gadis.

17 Reasons I Love Autumn [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang