Lalala.....lalala.....aku balik lagi nihhh kawan... ehhh tanya dehhh, ak bgung sama yang mirror web itu lohhh, qo ak gag bsa bukak ya? apa emang nggak bsa di bukak? alamat webnya apa sih? takut jg nihh lama-lama hehehe....
ya udah balik ke topik utama, ak bawa si nona penghibur dan tuan es kutub nihhh, langsung aja di intip dan di baca yaaa, di hayati jg bleh malah lebih bagus tuh.
okeee....Happy Reading...
.
.
.
...........................................................
Story 11
Author Point of View
"Hari ini temani aku dulu, okay?" Shin Ji Yeong tersenyum sambil melingkarkan kedua tangannya pada lengan Han Tae Jun, sedangkan yang di gandeng malah acuh. Merasa di acuhkan Shin Ji Yeong mengubah ekspresinya yang awalnya berbinar-binar menjadi merengut.
"Tae Jun-ahh..."
"Hmm..."
"Kau tidak dengar apa yang ku katakana tadi?"
"Aku mendengarnya Ji Yeong."
"Lalu kenapa diam?"
"Lalu kau mau aku bagaimana?"
"Cium aku..." kedua mata Tae Jun seketika membulat sempurna. Ia menengok pada Ji Yeong, yang di tengok hanya tertawa dan nyengir ke arahnya.
"Ini tempat umum, kau gila ha?"
"Bukankah kita teman kencan? Aku pastikan istrimu tidak akan melihat kita berdua." Tae Jun memperhatikan sekitarnya, setelah aman dia dengan cepat mengecup bibir Ji Yeong sekilas.
CUP
"Gomawo..." Ji Yeong tersenyum bahagia. Ia mengelus pipi Tae Jun dan mereka kembali berjalan menuju mobil. Tak lama setelah itu mobil mereka melesat pergi dari parkiran.
PRAK
"Ohh astaga....kau menjatuhkan ponselmu nona." Wanita paruh baya itu memungut ponsel yang sudah terbelah menjadi dua dan tergeletak di atas lantai. Wanita paruh baya itu memberikannya pada Rose.
"Ini milikmu nona." Rose tersentak dan bangun dari ketidak sadarannya.
"Ohh Kamsahamnida(trimakasih)....Ahjumma."
"Kau baik-baik saja nona?"
"Ne, saya hanya sedikit pusing saja."
"Kau bisa pulang sendiri?"
"Ne, saya pulang Ahjumma."
"Oke, hati-hati nona." Rose mengangguk dan berjalan keluar dari parkiran. Ia memijat pelipisnya dan ia berhenti. Ia bersandar di sebuah dinding yang menghubungkan pintu keluar dengan parkiran restaurant tadi.
Dia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Ia melihat adegan itu live dengan mata kepalanya sendiri. Entah kenapa rasanya luar biasa sakit disini, ya! Disini loh, di bagian dada sini. Perlahan airmatanya luruh dan membasahi kedua pipinya. Tapi untuk apa dia menangis? Tae Jun? hey...untuk apa menangisi Tae Jun? sangat tidak penting.
Ia menggeleng cepat, ia tepis rasa aneh itu. Ia memukuli dadanya sendiri dengan kuat. Kenapa dia bisa melihat suami palsunya itu berciuman dengan Ji Yeong? Kenapa harus dia yang melihatnya? Dan kenapa Tae Jun begitu tega padanya? Tega? Hey, siapa dia di mata Tae Jun? Rose hanya gadis yang di belinya untuk menjadi istri palsunya, hanya itu dan tidak lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn, My Husband (sudah terbit self publish)
RomanceUdah terbit (Open PO buat Damn My Husband. Segera chat ajah yaaa) . kenapa aku harus terjebak dalam hal konyol ini? kenapa dia memaksaku untuk menikah dengannya? dan pada akhirnya aku harus terjebak dalam cinta yang harusnya tidak pernah terjadi. s...