Chapter - 16

986 49 5
                                        

Keke menatap heran pemuda tadi. Sebenarnya ada masalah apa diantara mereka? Mengapa sampai seperti itu Rio marah pada gadis tadi?

"Sebenernya ada masalah apa lo sama Ara?" Tanya Keke sambil ikut duduk disamping pemuda itu. Gadis itu memandang lekat wajah pemuda tadi, sedangkan pemuda tadi masih belum mengeluarkan suara. "Sebaiknya lo berdua nyelesain masalahnya baik-baik deh."

Rio berdecak. "Gak akan bisa. Masalah ini udah fatal. Gue udah mutusin bakal jauhin dia."

Kini Mata bulat Keke membelalak. "Why? emang masalah kalian apa?"

Tiba-tiba saja raut wajah Rio terlihat melemah. "Ara udah dijodohin sama cowok lain." Jawab Rio. "Dan cowok itu, Gabriel." lanjutnya. Jujur ini membuat Keke sangat-sangat shock. Kenapa Gabriel tak mengabarkannya?

"Dan denger-denger pertunangan ini bakal dilaksanain saat Ara lulus nanti." Kata Rio lagi. Kini Keke pun ikut merasakan bagaimana perasaan Rio.

"Lo tau kan kenapa gue nyerah? karna mama gak bakal dengerin apapun omongan gue."

Keke masih diam. Ia juga mengerti bagaimana keadaan Rio saat ini. Di satu sisi Gabriel sudah terlalu sering merebut haknya walaupun secara tidak sengaja. Dan itu pasti membuat Rio semakin membenci pemuda itu.

Pencair tembaga milik Rio itu terlihat berkaca-kaca. Pasti pemuda itu tengah merasakan sedih. Tak lama dari itu Rio melangkah pergi meninggalkan Keke sendiri yang masih diam ditempat. Dan kali ini Keke mencoba mengerti bahwa Rio butuh waktu untuk sendiri.

Tapi tanpa disadari ada dua orang gadis tengah berdiri didekat pintu. Kedua gadis itu juga sama-sama tengah membelalak. Sepertinya shock juga mendengar percakapan Keke dan Rio tadi.

"Ify, Acha."

Acha tersenyum singkat. Kemudian menatap Ify sebentar yang nampak masih sangat kaget. "Tadi kata Rio bener Ke? kalo Gabriel dijodohin sama pacarnya Rio? kok bisa?" Tanya Acha. Masih sangat penasaran terhadap apa yang terjadi sebenarnya.

Keke hanya tersenyum tipis. "Gue juga ga tau Cha. Bahkan Gabriel belum ngasih tau gue soal ini." Ujarnya.

*

"Dia lagi butuh waktu sendiri cha. Ngertiin dikit dong." Ujar keke. Gadis bernama Acha itu tetap saja melangkah menggunakan tongkatnya itu menghampiri Rio dikamarnya.

Setelah mengetuk pintu. Ia langsung saja meraih kenop pintu dan membukanya. Didalam, ia melihat Rio tengah duduk di pinggir ranjangnya. Sepertinya memang saat ini pikiran pemuda itu sudah sangat kacau.

"Yo." Panggilnya dengan halus. Tapi Rio masih tak berkutik. Tatapannya masih tetap kosong menatap ke depan.

"Rio." panggilnya lagi. Dan kini Rio menoleh tapi tatapannya masihsangat datar.

Gadis itu pun mendekat ke arah Rio kemudian ikut duduk disamping pemuda itu. "Kamu ngapain kesini?" tanya Rio tapi tatapannya masih tetap kedepan.

"Gapapa sih. Cuma mau nemenin kamu aja."

Kini Rio mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu. Menatap lekat profil wajah gadis itu sambil tersenyum. "Makasih ya." katanya singkat.

Acha hanya mengangguk sambil tersenyum manis."Kamu bakal gimana? ngapain?" Kata Acha.

Rio mengernyit. "Bakal gimana apanya?"

"Kan Gab sama Ara mau dijodohin kan?"

Sejurus kemudian raut wajah Rio sudah berubah kembali. "Aku juga gak tau." Jawabnya. Mungkin kali ini Rio sudah tidak tau harus berbuat apa lagi. Toh Mama dan Papanya pasti tak akan membatalkan pertunangan ini.

Teen Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang