Aussie, disanalah pemuda bernama Gabriel itu menetap. Pemuda itu kini tengah disibukkan dengan aktivitas barunya, menjalani kuliahnya disana. Sebenarnya ada sebuah rahasia dalam hatinya baru-baru ini. Ia tak bisa membohongi hatinya bahwa ia telah menyayangi gadis yang sudah dijodohkan olehnya.
Ia menyukai Ara.
Mulai dari setiap pahatan cantik diwajah itu, sikapnya yang lucu, dan yang jelas gadis itu telah memikat Gabriel dari segi apapun yang ia miliki.
Bisakah Gabriel disebut penghianat? tapi bukankah rasa itu datang dengan sendirinya? Ia sendiri saja tidak tau kalau akan seperti ini jadinya. Ia menyukai gadis yang adalah gadis adiknya sendiri.Tapi,Gabriel sendiri masih belum mampu untuk membuka rahasia ini. Biarkan rasanya ini berjalan seiring waktu. Toh kalaupun ia tak mengungkapkan rasa itu, Ara juga pasti akan tetap menjadi miliknya. Ya kan? simple sekali.
***
Sion. Pemuda itu kini terpaku pada gadis didalam kelas yang tepat berada dihadapan kelasnya. Ia terdiam, gadis itu cukup memikat hatinya. Manis. Pertemuan singkatnya pertama kali itu kini membuatnya terus mengingat wajah cantik gadis itu.
Gadis yang sedang diperhatikannya itu tiba-tiba menoleh kearahnya. Memberikan senyuman tipisnya yang membuat Sion sedikit berbunga. Dibalasnya senyuman tipis gadis itu dengan senyuman simpul khasnya.
Ia sedikit memberi isyarat untuk gadis itu agar menemuinya nanti di parkiran setelah pulang sekolah. Gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum manis. Senyuman yang memikat hati Sion sejak pertama bertemu.
Masihdengan posisi duduk menghadap kelas gadis itu, ia disadarkan dengan seorang gadis lain yang tiba-tiba saja duduk disampingnya.
"Eh ketemu lagi." Katanya tiba-tiba sambil tersenyum.
Sion ikut tersenyum. "Iya,eh lo mau kemana?"
"Kekelas gue. Tuh disana." Kata gadis itu sambil menunjuk ke arah kelas tempat dimana gadis yang ia sukai berada disana.
"Wah kebetulan." Kata Sion refleks membuat gadis tadi mengernyit. Ada pertanyaanyang tersirat dari ekspresi wajah gadis itu.
Gadis itu menatap Sion lekat. Masih penaaran. "Kebetulan apanya?"
Tiba-tiba saja Sion disadarkan. Eh apa-apaan mulut ini, tak bisa menjaga perkataan. Huh... "Eh enggak kok." katanya membetulkan. Gadis itu hanya mengangguk kemudian melangkah masuk ke kelasnya setelah pamit pada Sion.
***
Ifymasih terpaku pada pena dan buku di mejanya. Tapi pandangan matanya tak bisa sama sekali fokus ke arah tulisan yang berada dipapan tulis. Banyak pikiran yang mengganggunya akhir-akhir ini. Menyebalkan...Gadis itu mengangkat tangan meminta izin untuk ke belakang, berniat merefreshkan otaknya walau hanya beberapa menit. Setelah diizinkan oleh guru yang sedang mengajar itu, ia melangkah keluar kelasnya itu kemudian berjalan menelusuri koridor menuju ke arah toilet. Sekedar mencuci muka untuk menyegarkan pikiran dan wajahnya, setelah itu Ify masih belum memutuskan untuk beranjak pergi keluar. Ia masih berdiam dihadapan kaca yang cukup lebar diatas wastafel disana.
Gadis itu masih bingung dengan niatannya untuk menyatukan Acha dan Rio kembali bersatu. Masa lalu yang cukup kuat diingatan Rio itu ternyata tak bisa mengalahkan kekuatan cintanya dengan gadis bernama Ara. Walaupun Ara dan Rio akhir-akhir ini lebih sering menjauh tapi nyatanya tetap saja tak ada perubahan terhadap kedekatan pemuda itu dengan Acha.
Jika ia tak bisa mendapatkan Rio lagi, maka Acha lah yang harus bisa mendapatkan Rio dan menghancurkan hubungan pemuda itu dengan Ara. Tekadnya! Tapi ternyata tak semudah itu menghancurkan, memisahkan hati kedua insan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/49794267-288-k301384.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen Love Story
Fiksi RemajaAra itu... "Anak Haram" katanya. Menyakitkan ya? Dia dibenci oleh kedua kakak laki-lakinya sejak kecil. Tapi semakin dewasa satu kakaknya itu menyayanginya, sekarang hanya sisa satu kakaknya yang masih membencinya. Tapi kebencian kedua kakaknya pada...