Keesokan harinya..
Seorang guru wanita memasuki ruang kelas dengan membawa beberapa buku dan kemudian duduk di meja depan kelas sembari melemparkan senyum pada semua penghuni kelas tersebut.
"Senin nanti kalian udah exam. Dan kelasnya akan diacak. Nanti ada daftarnya di mading."
Semua murid mengangguk. Kemudian perlahan sang guru pun menjelaskan pelajaran demi pelajaran. Sedikit-sedikit memberi bahan pelajaran untuk exam nanti.
"Ra, kalo kita gak sekelas gimana? Ga asik dong." ucap Rio pelan sembari menulis pelajaran yang baru dijelaskan oleh guru tadi.
Ara menoleh. "Yang penting nanti abis exam kita sekelas lagi." Jawabnya tenang sambil tersenyum. Sejurus kemudian gadis itu melanjutkan kembali menulisnya yang sempat tertunda itu.
***
Brak. Gadis itu terjatuh kemudian meringis merasakan sakit di kakinya yang sedikit lecet dan berdarah.
Sedangkan gadis. lainnya masih berdiri diam menatap gadis tadi itu sambil mengulurkan tangan. "Sorry." Ucapnya.
"Gue bantu berdiri." Ucapnya lagi.
Sedangkan gadis itu menggeleng. "Gak bisa." Masih meringis kesakitan. Tak lama dari itu sosok pemuda menghampiri keduanya kemudian langsung saja menggendong gadis tsb.
"Ara kok bisa begini? Kenapa Fy?" tanya Rio -pemuda itu-.
"Tadi gak sengaja tabrakan sama gue." jawab Ify.
Kemudian tanpa memperdulikan Ify yang masih belum beranjak, pemuda itu sudah membawa Ara masuk kedalam sekolah dan membawanya ke uks.
Rio pelan-pelan mengobati luka yang ada di kaki Ara itu. Keduanya masih belum bersuara. Ara sendiri masih sangat merasakan sakit dikakinya itu.
"Makasih ya yo."
"Iya." jawab Rio singkat dan tersenyum.
Kemudian setelah selesai mengobati luka dikaki Ara itu, Kini Rio ikut duduk disamping Ara. "Kok bisa tabrakan gitu sih? Kamu gak merhatiin jalan?"
Ara menggeleng cepat. "Aku merhatiin kok. Tapi tadi Ify tiba-tiba lari sampe nabrak aku gitu."
"Oh yaudah. Kalo gitu aku anter kamu pulang ya." Ara mengangguk. Kemudian Rio kembali menggendong Ara yang masih belum bisa berjalan sempurna.
Di parkiran. Gadis tadi -Ify- berjalan menghampiri Rio yang hendak menuju mobilnya. "Yo, anter gue ya please. Anter gue ke rumah sakit." ucapnya dengan ekspresi sangat memohon.
"Yah Fy, gimana dong. Ara mau dikemanain?"
"Aku pulang sama kak Alvin aja deh yo. Kamu anter Ify aja." Ucap Ara yang masih dalam gendongan Rio.
"Tapi Ra,...-"
"Gapapa kok yo," ucap Ara memotong ucapan Rio.
Kebetulan Alvin tengah berjalan melewati parkiran. Kemudian pemuda itu menghentikan langkahnya. "Adek gue kenapa?" tanyanya dingin.
"Anter gue pulang ya kak. Please." Alvin mengangguk kemudian menyuruh Rio untuk ikut bersamanya menuju tempat motornya terparkir. Saat Alvin sudah siap dengan motornya. Rio pun membantu Ara untuk menaiki motor tersebut.
Ify yang melihat itu hanya tersenyum. Berhasil. Pikirnya.
***
"Emang siapa yang sakit, Fy?" ucap Rio yang berjalan seiring dengan Ify menelusuri koridor rumah sakit. saat hendak menuju sebuah kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen Love Story
Novela JuvenilAra itu... "Anak Haram" katanya. Menyakitkan ya? Dia dibenci oleh kedua kakak laki-lakinya sejak kecil. Tapi semakin dewasa satu kakaknya itu menyayanginya, sekarang hanya sisa satu kakaknya yang masih membencinya. Tapi kebencian kedua kakaknya pada...