Chapter - 27

797 35 1
                                    

Dua hari kemudian..

     "Riooo, cat yang warna putih kamu simpen dimana?" Teriak Ara dari atas.

     Rio yang sedang sibuk mengecat bangku dan meja panjang yang dibawah pun hanya bisa menyahut tanpa menoleh ke atas, "Masih di mobil kayaknya, Ra."

     "Ambilin dongg.." teriak Ara lagi.

     Kali ini akhirnya Rio meletakkan kuas catnya dan mendongak ke arah Ara yang sedang melongok kebawah, "Ambil sendiri dong, masa harus di ambilin."

     "Ah mager tauuu."

     "Gue juga mager." Sahut Rio santai dan kembali mengambil kuas dan melanjutkan mengecat meja dengan warna coklat itu.

     Ara memanyunkan bibirnya dan akhirnya ia menyerah dengan terpaksa  dan beranjak turun dari rumah pohon itu. "Awas ya.." gumam Ara.

     "Menyebalkannnn." Ucap Ara begitu sudah turun dari rumah pohon sambil sedikit mendorong pundak Rio saat melewatinya.

     Rio hanya tertawa kecil tanpa menghentikan pekerjaannya. "Mandiri dong." Ucapnya begitu Ara sudah berjalan kembali dari mobil.

     Ara nampak terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun sambil mengangkat dagunya, bertingkah sok-sok jutek namun Rio malah semakin gemas melihatnya. Rio pun menghentikan pekerjaannya dan menahan tangan Ara.

     "Gemesin deehhh." Ucap Rio, kedua tangannya mencubit pipi gadis itu dan menggoyangkannya. Membuat kepala gadis itu bergerak ke kanan dan ke kiri.

     Ara tak marah, anehnya ia diam saja saat Rio memainkan pipinya seperti itu. Setelah Rio melepaskan kembali tangannya, Ara mulai berbicara. "Makan yuuu."

     Rio tertawa, "Tuan putri yang lagi ngambek ternyata laper tohh."

     "Hm. Aku ambil makannya dulu ya."  Cat putih yang tadi dibawanya, ia letakkan dibawah dan ia mulai beranjak mengambil makanan yang sempat mereka beli tadi.

     Sementara itu, Rio beranjak mengambil air mineral yang ditaruh di bawah pohon untuk mencuci tangannya.

     Setelah Ara kembali, Rio menatap meja yang sedang ia cat barusan. "Tapi catnya masih belum kering, Ra. Kita makan dimana dong?"

     "Di atas aja." Sahut Ara tanpa berpikir lagi, ia langsung melangkah mendekati tangga dan menyuruh Rio mendekat, "Sini, pegangin makanannya dulu."

     "Rempong deh." Gumam Rio sambil berjalan menghampiri gadisnya.

     Sementara Ara menaiki tangga, Rio yang memegang makanannya. Begitu Ara sudah dekat dengan rumah pohonnya, Ara mengulurkan tangannya agar Rio memberikan kantung makanan itu lagi. Setelah itu, barulah gantian Rio yang menaiki tangga.

     "Menu makanan terlezaatttt." Gumam Rio sambil cengar-cengir sendiri sedangkan Ara mencibir melihat tingkah sang pacar itu.

     "Cuma tempe, ayam goreng, lalapan, sama sambel doang aja girang banget."

     Rio tertawa, "Ini enak tauu, apalagi kalo makannya pake tangan gini. Duuuh nikmatnya makin terasa." Ucap Rio sambil memasang ekspresi yang menjanjikan seperti sebuah iklan dan itu membuat Ara tertawa geli.

     "Yaudah cepet makan! Jangan banyak omong." Tutur Ara.

     Selama melahap makanan masing-masing, Rio terus saja memperhatikan gadis itu, tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun.

Teen Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang