Chapter - 12

1.3K 59 5
                                        

Sesampainya dirumah gadis itu yang juga tengah bersama seorang pemuda kini menghentikan langkahnya saat menemui ada Alvin disana yang tengah duduk menatap mereka. "Abis darimana?" tanyanya. Ara menatap Cakka.

"Abis ngerayain kelulusan gue."

Pemuda yang tengah duduk itu nampak manggut-manggut saja kemudian kembali ke aktifitas awalnya yang tengah menonton acara tv kesukaannya. Kemudian Cakka melangkah pergi begitu saja menuju kamarnya. Sedangkan Ara ikut duduk di samping Alvin.

Alvin menoleh sedikit, tumben gadis itu tidak mengikuti Cakka dan memilih untuk duduk bersamanya "Kak, lo masih ada rasa gak sama ify ?" tanya Ara tiba-tiba yang membuat Alvin kini memandangnya heran.

Dengan spontan pemuda itu mengernyit. "Kok tiba-tiba lo nanya gitu ?"

"Gapapa nanya aja." Sahut Ara dengan ekspresi yang sangat susah ditebak. Alvin tersenyum tipis kemudian menatap sang adik.

"Lo takut Ify ngerebut Rio dari elo? gitu? makanya lo mau nyuruh gue balikan sama dia?"

Ara membelalak, kenapa Alvin bisa dengan cepat menebak apa yang ada di pikirannya? "Gue udah gak ada perasaan sama dia lagi. Tapi, gue bakal terus awasin dia biar gak ganggu lo." Katanya lagi.

Senyum pun terpeta langsung diwajah cantik gadis itu."Thanks ya kak." Ucap Ara, mengambil ancang-ancang untuk memeluk sang kakaknya yang satu itu. tapi tiba-tiba saja Alvin menghindar dan menahan Ara.

"Ga usah lebay." Ucapnya yang membuat Ara merengut namun tersenyum senyum kembali mengingat Alvin yang cuek dan galak ini akan membantunya.

***

Ara yang baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat ponselnya itu berkedip juga bergetar kini meraih ponselnya kemudian membaca isi pesan yang ternyata dikirimkan oleh Gabriel. kakaknya Rio.

Kak Gabriel
Ara, saya mau ke airport nanti siang.
Hr ini sy brgkt ke aussie.
Apa km bisa ikut mengantar?

Ara
Aku liat dulu jadwal hari ini.
Tp aku usahain bisa kok :)

Kak Gabriel
Okay, smoga bisa ya:D
Berharap bgt km bisa dtg

Masih sembari mengeringkan rambut dengan handuk karna sehabis mandi, gadis itu kini mengalihkan pandangan ke arah pigura yang berdiri tegak disamping beberapa tumpukan buku-bukunya. Tersenyum sekilas kemudian melangkah mendekati dan meraih pigura tersebut.

Seorang gadis yang menggunakan style sangat sederhana menggunakan celana pendek dan t-shirt itu nampak tersenyum bahagia dalam rangkulan seorang pria manis yang juga menggunakan celana jeans biasa dengan t-shirt dan balutan jacket diluarnya.

Saat itu keduanya sama-sama bahagia. Hari itu hari pertamanya mereka menautkan status pada hubungan mereka. Status yang mungkin lebih dari seorang teman atau sahabat. Status yang lebih memperjelas arti sayang pada lawan jenis.

Ara mencoba mengingat-ngingat kejadian dimana ia dikagetkan dalam gedung misterius menyeramkan itu. Tak ada cahaya yang terlihat disana.

Tanpa sadar juga ternyata gadis itu sudah menggenggam erat tangan pemuda disampingnya. Setelah itu ia juga dikejutkan dengan hal yang tak ia sangka. Rio bisa romantis ternyata.

"Semoga bakal bisa bertahan lama." Senyumnya terus mengembang. Merasa betapa hatinya sangat-sangat menyayangi pemuda itu -yang ada dalam pigura bersamanya-. Serasi juga. Pikirnya berpendapat sendiri.

Masih diam menatap pigura tersebut, tiba-tiba gadis itu dikejutkan dengan suara getaran ponselnya yang bertanda ada pesan masuk disana. Sivia ternyata.

Teen Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang