Ara dengan perlahan melepas helmnya, lalu turun dari motor yang sudah terparkir rapi. Setelah pemuda si pengemudi motor itu juga sudah turun, ia pun memberikan helmnya "Yo, nanti kita ke toko buku juga ya, ada yang mau aku beli." Katanya.
Rio menoleh kemudian mengangguk "Oke." Jawabnya. Dan keduanya pun mulai memasuki gedung mall.
Tangan Rio dan tangan Ara terus bertautan sepanjang jalan sampai akhirnya mereka memutuskan untuk pergi memesan tiket bioskop terlebih dahulu. "Jadi, kita mau nonton apa?" Tanya Rio saat mereka sudah tiba disana.
Ara mengedarkan pandangannya, menatap beberapa poster film yang sedang ditayangkan saat ini. "Itu kayaknya seru." Ucap Ara menunjuk poster film bergenre romance.
Rio mendengus kemudian mencibir "Romance? No.. Ra, kita harus nonton orang pacaran gitu?"
"Emang kenapa? Seru kali. Pasti bukan cuma pacaran, ada masalah juga didalemnya."
"No no no.. kita yang itu aja." Telunjuk Rio terarah pada poster film bergenre yang beda, action.
Kali ini Ara yang mencibir "Nggak ah. Gak seru tau, yo. Aku pusing kalo nonton action gitu."
"Please deh, masa kita harus berdebat disini. Terus kita mau nonton apa?" Kata Rio dan Ara hanya mengangkat bahu.
Rio pun mendengus sambil mengedarkan pandangan hanya ada film kartun dan film horor. "Ra, ayodong. Masa aku yang mikir sendirian.."
Akhirnya Ara ikut mengedarkan pandangan, melihat film yang tersisa. "Aku nggak mau kartun." Katanya.
"Kalau horor?" Tanya Rio ragu.
Ara berfikir sebentar "Gapapa sih, daripada action atau kartun."
Rio pun menghela nafas panjang "Oke, fix ya. Aku pesen nih tiketnya. Awas kalo nanti teriak-teriak didalem." Katanya kemudian melangkah menuju tempat pemesanan tiket. Tak hanya tiket, ia juga memesan satu popcorn porsi besar dan minuman soda untuk dua orang. Setelah selesai pun ia melangkah menghampiri Ara yang tengah duduk menunggunya.
"Udah?"
Rio mengangguk "Iya, masih ada waktu dua jam. Kita mau ngapain nih?"
Ara tersenyum kemudian bangkit dari duduknya "Temenin aku belanja baju dulu ya, mau kan?"
"Buat apaan?"
"Ya buat dipake lah." Sahut Ara santai kemudian mulai berjalan ke tempat perbelanjaan pakaian. Rio hanya mengikutinya dari belakang.
Ara mengedarkan pandangannya mencari pakaian yang sekiranya ia sukai. Sedangkan Rio hanya terdiam disamping gadis itu.
"Yo, bagus yang warna putih apa hitam yaaa.." kata Ara sambil menepuk tangan pemuda itu.
Rio pun menoleh dan menatap kedua pakaian yang dimaksud Ara tadi "Bagus semua."
"Kalo yang ini?" Tanya Ara lagi sambil menunjukkan baju lain pada Rio.
Rio menatap ketiganya bingung "Itu juga bagus." Sahut Rio seadanya.
Jawaban Rio memang tidak membantu. Ara pun mencibir kesal "Ah kalau aku tanya semua baju disini juga pasti kamu bilang bagus semua."
Rio tertawa "Kamu pake baju apa aja bagus kok, Ra. Ayo cepetan, kita ke toko buku abis ini."
"Ya udah deh, yang ini aja." Ara pun akhirnya sudah menjatuhkan pilihan pada baju yang berwarna putih. Ia pun melangkah menuju tempat pembayaran.
Setelah selesai berbelanja mereka pun melangkah menuju toko buku. "Kamu juga pengen beli buku?" Kata Ara.
Rio menggelengkan kepala "Enggak, kan kamu yang mau beli. Aku cuma mau cari alat tulis. Itupun kalo ada yang kusuka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen Love Story
أدب المراهقينAra itu... "Anak Haram" katanya. Menyakitkan ya? Dia dibenci oleh kedua kakak laki-lakinya sejak kecil. Tapi semakin dewasa satu kakaknya itu menyayanginya, sekarang hanya sisa satu kakaknya yang masih membencinya. Tapi kebencian kedua kakaknya pada...