Gadis itu kini malah memandang wajah kakaknya.
Sedangkan Cakka yang diperhatikan sedari tadi masih terdiam. "Oke. Tapi gue takut lo bakal sakit lagi Ra. Gue tuh sayang sama lo."
Ara tersenyum. Spontan ia memeluk pemuda dihadapannya itu. "Gue udah gede kak. Gue bisa jaga hati gue. Tenang aja." Kata Ara meyakinkan.
Cakka juga ikut tersenyum. Sejurus kemudian ia mengelus rambut Ara."Lo emang adek gue paling the best." Tuturnya.
Sedetik setelah itu, ia menjawil hidung Gadis itu. Jahil."Ih kebiasaan deh." Kata Ara sambil mengelus hidungnya.
"Kalo dijawil terus, ntar hidung gue ga makin mancung gimana? Tanggung jawab loh!" katanya dengan gaya manja.
Sedangkan Cakka melihatnya gemas."Lo ada-ada aja deh Ra."
Suasana semakin hening. Tapi, tiba-tiba saja seseorang membuyarkan semua keheningan yang baru saja dirasakan. "Kka. Ikut gue deh!" ajak seorang pemuda.
"Apaan sih?"
"Emm.. liat mading gih sana. Trus, liat disana juga, ada yang lagi marah besar." Tutur pemuda itu yang semakin membuat Cakka penasaran.
Ara yang mencuri pendengaran itupun ikut penasaran. Namun ia masih terdiam, mencoba mendengarkan lagi apa yang diucapkan pemuda yang tak dikenalnya itu.
"Bentar ya, Ra."
"Gue ikut kak!" ucap Ara buru-buru bangkit dari posisi duduknya kemudian berdiri disamping kakaknya itu.
"Yaudah." Cakka melangkah begitu saja membuntuti pemuda tadi, sedangkan Ara mencoba menyamakan langkah sang kakak.
Cakka terdiam. Menatap sosok Alvin yang tengah berdiri dan dihadapannya seorang gadis yang tak asing juga baginya -ify-.
bahkan tidak seperti biasanya. Ify. gadis itu tengah menangis. Airmatanya jatuh perlahan. Isakannya juga terlihat jelas. Sedangkan Alvin. Raut wajahnya seperti menyimpan amarah. Ada apa ini ?
"Pantes ya, ga pernah ada yang lo ajak kerumah lo, taunya lo berdua kakak adek." Kata Angel. Gadis yang sekelas dengan Alvin itu. dan bisa dibilang mantan kekasih Alvin dulu.
Angel tersenyum. "Bahkan dulu, gue pacarnya aja ga pernah dikasih tau!" Katanya lagi.
Cakka dan Ara sama-sama mengernyit. Hey apa ini? semuanya terbongkar kah? Mata Cakka kini tertumpu pada dua sosok yang tengah terdiam. Ify menangis dan Alvin menunduk. Cakka juga melihat Alvin tengah memendam amarahnya, buktinya saja Alvin tengah mengepal tangannya kuat-kuat.
'Kenapa lo gabisa jaga kepercayaan gue fy? lo gue percaya selama ini buat nyimpen ini. Kenapa ?''
Jelas sekali. Alvin membentak gadis itu. oh, jadi ternyata Alvin tengah marah pada gadis itu. dan gadis yang dihadapannya itu masih saja menangis sambil menunduk. Sepertinya enggan untuk menatap mata pemuda itu.
'Gue ga tau apa-apa kak'
'Ga tau apa-apa lo bilang ? Cuma elo yang tau ini semua fy. sumpah gue kecewa!''
Gadis itu bungkam. Dan banyak yang juga memperhatikan adegan dramatis ini.
Ara mendengus, "Kak." Bisiknya pada Cakka.
Cakka menoleh kemudian menjawab. "Apa?" katanya.
"Kasian Ifynya ya. padahal belum tentu loh Ify yang salah."
"Gimana ga salah. Dia satu-satunya orang yang tau selain keluarga kita, Ra." Rupanya Cakka juga diam-diam marah sama seperti Alvin.
Tapi Cakka malah lebih tenang dibandingkan Alvin yang kini tengah meluapkan amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen Love Story
Teen FictionAra itu... "Anak Haram" katanya. Menyakitkan ya? Dia dibenci oleh kedua kakak laki-lakinya sejak kecil. Tapi semakin dewasa satu kakaknya itu menyayanginya, sekarang hanya sisa satu kakaknya yang masih membencinya. Tapi kebencian kedua kakaknya pada...