Cakka mengangguk. "Yap." Sahutnya cepat. Ara menggelembungkan pipinya.
Sesaat semua kerisauan menjalar dibenaknya. Entah kenapa. tapi, ah pasti tak akan ada apa-apa. Timpalnya.
"Mereka udah jadian?" Lanjut Ara. Masih penasaran apa yang menurutnya menarik untuk diulas.
Cakka mengangguk-lagi-. Ara kini mengatup mulutnya. Berhenti untuk bertanya. lagi. Dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
***
Ara melangkahkan kakinya melewati koridor. Langkahnya dipercepat semakin dipercepat karena sehabis ini ia akan ada ulangan. Takut-takut ia akan telat untuk masuk ke kelas.
Brak..
"Aduh. Maaf." ucap seorang gadis yang tengah memunguti buku yang jatuh berserakan dibawah.
Sedangkan Ara merintih sembari memegangi kakinya akibat benturan yang cukup keras tadi.
"Lo gapapa kan?" tanya gadis itu. Raut wajahnya seperti merasa bersalah.
Ara mendongak kemudian mengangguk lantas mencoba bangkit berdiri. Kemudian menatap gadis manis dihadapannya itu.
"Eh, gapapa kok. gue juga yang salah. Tadi ga liat-liat. Maaf juga ya." ujarnya.
Gadis lain itu tersenyum."Iya. oh iya, kenalin. Gue Ify. Alyssa Saufika.."
Masih sibuk mengepakkan tangannya pada roknya. Sekiranya menghapus sedikit buliran debu yang menempel diroknya itu. Tiba-tiba saja dikejutkan dengan nama yang diutarakan gadis lain itu.
Ara mendongak. Ify? diakah gadis yang pernah masuk kedalam garis kehidupan Rio? Dia juga kah yang sekarang adalah bagian dari hidup Alvin kakaknya?
Gadis bernama Ify itu masih tersenyum simpul. Masih menunggu jawaban dari gadis yang masih membisu dihadapannya itu.
"Eh iya. Gue, Ara. Ashilla Zahrantiara" sahutnya. Ify tersenyum lagi. Manis sekali.
Pantas saja Rio dan Alvin yang pamornya sama-sama terkenal sebagai cowok jutek, cuek bisa terpikat dengan gadis itu. Dia terlihat anggun dan kalem. Kalo dibayangkan, sangat jauh berbeda dengan dirinya.
"Eh iya. gue kekelas dulu ya. byeee." Ara melengos pergi begitu saja dengan berlari kecil menuju kelasnya yang sudah tertangkap oleh pandangannya
Ify terdiam. Kemudian membalikkan badannya dan saat ingin melangkah ia diam kembali. Sosok pemuda yang kemarin ditemuinya itu kini kembali ditemuinya. Kenapa akhir-akhir ini ia malah sering bertemu pemuda itu?
"Ketemu lagi." Gumam pemuda itu, nyaris tak terdengar. Ditatapnya bolamata teduh milik gadis itu. Sedangkan Ify masih diam, dan heran dengan pemuda yang sepertinya tengah memperhatikannya itu.
Kemudian, Ify tersenyum singkat. "Emm, gue ke kelas dulu ya." pamitnya. Tanpa melihat apa tanggapan Rio, Ify sudah terlebih dahulu pergi. Melangkahkan kakinya meninggalkan Rio yang masih diam seribu bahasa.
Ara melirik keluar sedari tadi. Bahkan, ia melihat bagaimana kedua pasangan lama itu bertatapan. Berbincang. Eskpresi mereka masing-masing tak bisa terbaca olehnya setitikpun.
Jelas saja ia bisa melihat. Toh, sekarang ia tidak lagi duduk dipojok belakang. Melainkan duduk di bangku paling depan. Dan cukup sampai, untuk melihat Rio-dan-Ify tadi.
Rio berjalan cepat menuju kelas. Melihat itu Ara cepat-cepat membuang pandangannya. Ditatapnya deretan huruf dibuku tepat diatas mejanya itu. Membaca dengan simak beberapa teori untuk ulangan beberapa menit lagi.
Didalam kelas. Baru saja Rio memasuki kelas. Ternyata Guru juga menyusul dari belakang. Tanpa perintah, Ara langsung memasukkan bukunya kedalam tas purplenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen Love Story
Novela JuvenilAra itu... "Anak Haram" katanya. Menyakitkan ya? Dia dibenci oleh kedua kakak laki-lakinya sejak kecil. Tapi semakin dewasa satu kakaknya itu menyayanginya, sekarang hanya sisa satu kakaknya yang masih membencinya. Tapi kebencian kedua kakaknya pada...