-Author POV-
"Kamu mau ngomongin apa Ca?"
"Hmm.. ini soal Jo. Kamu tahu Jonatan?"
"Jonatan kakak kelasmu di SMA Bibang?"
"Iyaa.. Jo kakak kelasku."
"Iya aku tau, kenapa sama dia? Dia ganggu kamu?"
"Eng... nggak gitu sih Dev."
"Mending kamu pindah ke sekolahku aja Ca. Biar aku bisa jagain kamu kayak dulu."
"Sorry ganggu, gue mau jemput pacar gue! Takut di makan buaya!! Ayo kita pulang!!!"
Jonatan memberikan tatapan mengintimidasi ke Vanessa. Dia menarik tangan gadis itu dengan paksa pergi meninggalkan cafe.
Dengan sedikit atau mungkin banyak(?) paksaan dari Jonatan, Vanessa mengikuti perintah Jonatan untuk naik ke motornya. Masih dengan kemarahan yang memuncak, Jonatan mengendarai motornya dengan gila-gilaan.
"Jangan salahin gue kalau lo jatuh gara-gara nggak mau pegangan ke gue."
Jonatan membaca keterdiaman Vanessa sebagai penolakan terhadapnya. Dengan seringaian yang tak dapat terlihat oleh Vanessa, Jonatan menambah kecepatan laju motornya.
Karena terkejut dengan kecapatan laju motor Jo, Vanessa segera mencengkram jaket kulit yang dipakai oleh Jo.
Merasakan jaketnya ditarik oleh gadis dibelakangnya, Jo segera mengambil kesempatan dengan menarik tangan gadis itu yang membuat tubuh sang gadis ikut tertarik ke depan membentur punggungnya.
"Rumah lo dimana?"
"Kompleks Bumiputera blok E no 7."
Jonatan mengangguk lalu kembali fokus pada jalanan didepannya.
"Udah sampai."
Vanessa segera turun dari motor Jo. Dia ragu-ragu menawarkan pada kakak kelasnya tersebut untuk masuk atau tidak.
Dia diajarkan oleh orangtuanya untuk sopan kepada siapapun namun dia sendiri masih sangat dongkol atas perlakuan Jo yang seenaknya tadi.
"Lo nggak suruh gue masuk dulu?"
"Ehh... emm itu kak, orangtua saya pada belum pulang kayaknya jadi nggak enak kalau saya bawa masuk cowok yang belum dikenal orangtua saya ke rumah."
Jonatan hanya mengangguk pelan lalu tersenyum. Senyum yang menurut Vanessa mencurigakan.
"Ya udah buruan lo masuk. Gue pulang dulu, bye sweetheart."
-Vanessa-
"Ya udah buruan lo masuk. Gue pulang dulu, bye sweetheart."
Ap.. apa?! Dia manggil aku apa tadi?! Sebelum aku sadar apa yang terjadi, dia sudah tancap gas hingga tak terlihat olehku.
Setelah mandi aku memutuskan untuk bersantai-santai di kamarku. Baru saja aku akan mengambil novel yang kemarin belum sempat aku baca sampai akhir, ponselku berbunyi.
From: 08**********
Save nomor gue!
-Jonatan-Tak selang berapa lama, sebuah pesan kembali masuk.
From: 08**********
Bsk gue jemput lo!Baru syok dengan pesan dari Jo, sebuah notifikasi chat muncul dari contact Devand.
[Line]
Devand: Bsk aku jemput km, ada yg mau aku bicarain! Good night babe.Dan tertegunlah aku. Bagaimana bisa dua orang ini secara bersamaan akan menjemputku?! Aaarrrgghh... aku harus minta pendapat, harus!! Liana!! Iya aku harus minta pendapat Liana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Badboys
Novela JuvenilKehidupan Vanessa berubah semenjak ia bertemu dengan Jonatan, si badboy yang notabene ketua geng SMA Bina Bangsa. Namun bagaimana kehidupannya kini setelah dia juga kembali dipertemukan dengan Devand, badboy yang juga menjabat sebagai ketua geng SMA...