Chapter 26

101K 4.1K 121
                                    

"Saya nggak maksa kakak buat cerita ke saya sekarang. Tapi kalau kakak butuh tempat berbagi, saya akan ada buat kakak."

Tuhan... apapun garis yang telah Engkau takdirkan untukku. Bisakah Engkau mempertemukan jalanku dan jalan gadis dihadapanku ini? Bisakah Engkau jadikan cerita hidupku dan hidupnya menjadi satu kesatuan cerita hidup yang akan kami lalui bersama kelak? Tuhan... aku hanya ingin satu. Jangan jadikan dia hanya sebagai bagian dari hidupku sekarang tetapi jadikan dia sebagai pelengkap cerita masa depanku nanti.

"Aaww..."

Sebuah jeritan kecil membuat Vanessa maupun Jonatan menatap ke arah yang sama.

"Aduuhh Mama ganggu moment romantis kalian ya?"

Vanessa buru-buru berjalan ke arah beliau, sedangkan Jonatan hanya menggaruk tengkuknya sambil memberikan senyuman kepada mamanya.

"Tante nggak apa-apa kan?"

"Nggak apa-apa kok. Tadi cuma ada nyamuk yang gigit tante."

"Ohh gitu, tante mau pulang sekarang?"

"Sebenarnya tante mau menginap disini."

"Eh?"

"Haha tante bercanda sayang. Kita pulang yuk."

Vanessa tertawa kecil, sungguh berbeda sekali sikap antara Jonatan dan mamanya. Jonatan memiliki kepribadian super dingin sedangkan mamanya tampak hangat dan bersahabat.

Jonatan berjalan ke arah mamanya untuk menggantikan Vanessa mendorong kursi roda tersebut. Sedangkan Vanessa berlari kecil ke arah mobil untuk bersiap membukakan pintu.

"Mama suka nggak sama Vanessa?" Jonatan berbisik kepada mamanya.

"Bahkan Mama lebih suka Vanessa daripada kamu."

"Waahh Mama jahat banget nih."

"Hehe... Pokoknya kamu nggak boleh menyerah buat dapetin dia lagi. Buruan ajak Vanessa balikan!"

"Iya Ma. Jonatan nggak akan ngelepasin dia apapun yang terjadi."

"Itu baru anak Mama."

***

"Lo kenapa man?"

"Vanessa nggak bisa dihubungin."

"Udah lo telepon ke rumahnya?"

"Udah, tadi kata Kevin dia belum pulang dari sekolah."

"Lagi belanja atau ke salon sama temannya kali. Cewek kan suka lupa waktu kalau udah ngelakuin hobby dua itu."

"Masalahnya Vanessa nggak maniak ke salon ataupun belanja. She's different from the other girls."

"And that's why you love her?"

"Heem... tapi gue bisa apa kalau dia sekarang udah mulai jauh dari gue gini?"

"Penyesalan emang datang belakangan bro. Tapi asal lo tahu, Tuhan nggak tidur! Kalau lo berusaha dapetin dia, Tuhan pasti bakalan kasih jalan buat lo tapi itu kalau lo jodoh sama dia. Kalau lo nggak ditakdirin sama dia, ya pasti Tuhan bakalan ngasih yang terbaik buat lo untuk gantiin dia."

"Gue nggak mau yang lain. Gue cuma mau Vanessa!"

"Terserah lo deh. Tenang aja, gue bakal selalu dukung lo!"

Devand merogoh saku jaketnya untuk mengambil handphone. Tak ada chat ataupun pesan dari Vanessa, tidak seperti biasanya.

[Line]
Devand: besok aku jemput ya

Devand memandangi ponselnya lama, dia mengirim chat tersebut pada Vanessa sudah sejak pukul enam sore dan sampai pukul tujuh malam chat tersebut belum dibalas, bahkan diread saja juga belum. Devand memutuskan apabila sampai pukul setengah delapan malam Vanessa tak juga membalas chatnya, dia akan ke rumah gadis itu. Memastikan keadaannya baik-baik saja.

My Lovely BadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang