Chapter 23

68.5K 3.9K 93
                                    

Jonatan berjalan ke arah sebuah pintu kamar lalu membukanya dengan amat pelan. Berbeda sekali dengan apa yang biasa dia lakukan jika di sekolah.

Disana, seseorang tengah duduk di kursi roda menghadap ke arah jendela kamar.

Jonatan mendekat ke arah seseorang itu. Berjongkok di depannya dengan tatapan nanar.

Jonatan menghela nafas panjang lalu memejamkan matanya.

"Ma... mama udah makan?"

Tidak ada jawaban dari orang tersebut. Hal itu sudah biasa bagi Jonatan namun setiap kali dia mendapati kenyataan itu Jonatan seakan ingin berteriak dan membanting semua barang yang ada di sekitarnya.

"Nona ini pacarnya Tuan Jonatan?"

Seorang perawat berdiri disamping Vanessa yang masih terpaku di depan pintu kamar.

"Bukan sus, saya temannya."

"Oh ya? Nona satu-satunya wanita yang pernah diajak Tuan Jonatan kesini."

"Mungkin dia belum siap membawa pacarnya kesini sus."

Perawat itu tersenyum miris sambil menatap Jonatan yang kini tengah menunduk menutupi ekspresi wajahnya dari seseorang di depannya itu.

"Itu mamanya kak Jonatan sus?"

Perawat itu mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Vanessa.

"Maaf tapi sudah berapa lama mamanya kak Jonatan sakit sus?"

"Depresi yang dialami Nyonya Adelia sudah berlangsung lama. Sekitar tiga tahun yang lalu."

Vanessa tidak dapat menahan air matanya ketika Jonatan berusaha menyuapi mamanya namun tak ada reaksi apapun dari mamanya tersebut.

"Suster tahu apa yang disukai mamanya kak Jonatan?"

"Ehh?"

"Maksud saya, mama kak Jonatan suka sama makanan atau barang tertentu?"

"Saya kurang tahu tapi yang jelas Nyonya Adelia sangat benci bunga lily. Waktu itu ada salah satu perawat yang mencoba menghias kamar nyonya dengan bunga lily tapi nyonya malah kalap dan tidak bisa ditenangkan."

"Bunga lily kuning?"

"Sebentar saya tanyakan dulu."

Perawat tadi pergi dari hadapan Vanessa lalu kembali menghampirinya bersama seorang perawat yang lain.

"Dulu kamu bawain bunga lily warna apa buat Nyonya Adelia?"

"Yang bikin nyonya kalap waktu itu?"

"Iya yang waktu itu."

"Kuning atau orange lupa."

"Hmm sus boleh nanya?"

"Boleh. Nanya apa Non?"

"Suster beli bunga dimana ya?"

"Di toko bunga Flowrins."

"Jauh dari sini?"

"Lumayan Non kalau mau jalan kaki."

"Hmm... ada sepeda motor yang bisa saya pinjam?"

"Untuk kesana Non?"

"Iya sus. Tolong gambar peta untuk saya ya."

"Toko bunganya tinggal lurus dari jalan ini, kira-kira 5km di kiri jalan nanti toko Flowrins udah kelihatan dari jalan."

"Ohh makasih ya sus."

"Mari saya antar ke tampat parkir kalau mau pinjam sepeda motor. Tapi kalau boleh saya tahu, Nona mau kesana kenapa ya?"

My Lovely BadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang