"Obsesi itu rasa dimana lo pengen miliki dia seutuhnya tanpa mikirin perasaan dia ke lo. Tapi sayang itu perasaan dimana lo bahagia ngeliat orang yang lo sayang bahagia. Walaupun kebahagiaan dia bukan berasal dari lo melainkan orang lain. Cukup dari jauh lo pastiin dia bahagia, udah cukup buat lo itu namanya sayang."
"Gini deh, kalau obsesi itu lo bisa bahagia dengan miliki dia. Tapi sayang beda sama obsesi. Sayang itu perasaan bahagia yang murni datang saat orang yang lo sayang bahagia."
"Nah bener tuh yang dibilang Gara sama Bayu. So, lo terobsesi sama Vanessa atau sayang sama dia?"
"Gue… gue nggak tau!!"
"Ahh elaahh lo tuh ya!"
"Serius… gue pengen banget dia ada di samping gue tapi gue juga mau dia bahagia. Tapi bahagianya dia nggak sama gue."
"Bahagianya dia sama Devand kan?"
Jonatan mengangguk lemah, dia tahu kekalahannya namun masih tetap enggan mengakuinya.
"Dari awal udah gue bilang jangan main-main sama cewek! Nah sekarang lo dapet karmanya kan?"
"Iya iya terserah apa kata lo deh Gi."
"Man gue tahu lo lagi terpuruk gini, tapi ada satu hikmah yang bisa lo ambil. Yaitu tanpa lo sadari lo udah bisa membuka hati lo untuk orang lain. Walaupun awalnya niat lo cuma mau balas dendam."
Jonatan merenungkan perkataan Gara. Dia benar, Jonatan tanpa sadar telah meruntuhkan pertahanannya sendiri hanya untuk dimasuki oleh seorang gadis. Namun sayangnya gadis itu memilih untuk mundur teratur daripada memasuki relung hati yang kadar dinginnya dibawah batas normal itu.
***
Sepulang sekolah, Liana, Hifa dan Gea memutuskan untuk pergi ke rumah Vanessa. Vanessa memang izin pulang karena sakit sejak istirahat pertama tadi. Padahal dia hanya ingin menghindar dari Jonatan.
"Nih Nes tas lo gue taruh meja ya."
"Thanks ya udah mau bawain tas gue."
"Santai aja kali. Tapi besok lagi kalau lo mau izin ya ambil dulu kek tas lo, jangan asal nitip dong. Apalagi ini hari selasa, lo kan tahu sendiri buku paket mata pelajaran hari ini tebel semua."
"Iya deh iya maaf."
"Trus tadi gimana? Kok tiba-tiba lo izin sakit? Lo disuruh ngapain sama Bu Marina?"
"Eh tunggu Nes, pipi lo kenapa tuh?"
"Jangan-jangan lo disuruh praktikum tapi hasilnya malah meledak, iya kan?"
"Kampret lo dasar! Gini-gini gue nggak bego juga. Kalau gue nggak yakin ya mana berani gue nyampur-nyampur cairan larutan sesuka gue. Iya kalau meledak kena gue doang. Gimana kalau satu sekolah jadi roboh?"
"Hahaha iya juga ya."
"Ya udah buruan cerita."
"Tapi Liana mana? Nunggu dia kesini aja deh. Males gue kalau ntar disuruh cerita ulang."
"Lo mau nunggu orang pacaran? Udah ntar Liana biar gue yang ceritain."
"Liana lagi mojok sama Kevin?"
"Iya tadi dia langsung ngacir ke taman belakang rumah lo."
"Udah biarin aja namanya juga lagi kasmaran."
"Ngaca woe! Emang situ nggak?"
"Sialan lo! Gue nggak kasmaran sama Gara."
"Siapa juga yang bilang lo kasmaran sama Gara. Emang tadi gue nyebut nama Gara Nes?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Badboys
Teen FictionKehidupan Vanessa berubah semenjak ia bertemu dengan Jonatan, si badboy yang notabene ketua geng SMA Bina Bangsa. Namun bagaimana kehidupannya kini setelah dia juga kembali dipertemukan dengan Devand, badboy yang juga menjabat sebagai ketua geng SMA...