Bruno Mars - When I was your man
"Devand?"
Gadis yang bernama Jessica memanggil Devand dengan nada terkejut yang tidak mampu dia sembunyikan.
Vanessa menatap gadis itu penuh pertanyaan.
Devand kenal cewek ini? Ciihh tadi pagi Jonatan, sekarang Devand. Mau tuh cewek apaan sih?
"Dev... kamu kenal dia?"
Vanessa berbisik pelan kepada cowok disampingnya itu. Namun bukan jawaban yang Vanessa harapkan yang keluar dari bibir cowok itu.
Devand hanya tersenyum ke arah Vanessa.
"Ca... kita pulang yuk."
Devand segera menarik tangan Vanessa menjauh dari kedua orang tersebut. Namun langkahnya terhenti ketika suara Jonatan terdengar oleh mereka berdua.
"Masalah nggak akan selesai kalau dibiarin gitu aja."
"Bukan urusan lo! Ayo Ca."
***
Devand yang berada disampingnya kini terasa berbeda bagi Vanessa. Entah mengapa sejak kejadian tadi di depan restaurant sikap Devand berubah.
"Aku pulang dulu ya Ca."
"Hati-hati Dev."
Devand berpamitan kepada Mama Vanessa lalu menuju motornya. Devand tahu ada banyak pertanyaan yang ingin dilontarkan gadis di depannya itu namun untuk saat ini dia masih tak ingin menceritakan apapun.
Sebelum meninggalkan rumah itu, Devand kembali memberikan senyum simpul kepada Vanessa lalu mengacak pelan puncak kepala gadis itu.
Maaf Ca, sekali lagi aku minta maaf.
Ingin sekali Devand mengatakan hal itu secara langsung kepada Vanessa namun rasanya lidahnya kelu. Ada banyak kemungkinan yang terjadi bila dia bertindak gegabah.
***
Pagi ini Vanessa merasa sangat amat malas pergi ke sekolah. Awalnya dia ingin bolos, namun tidak ada tempat yang dia tuju.
Besok gue bakalan bikin mall sendiri yang buka 24 jam! Jadi kalau gue bolos langsung bisa cuci mata ke mall. Hiihh kalau gini kan gue jadi nggak ada tujuan lain selain ke sekolah.
Saat melewati lapangan basket, disana ada Jonatan dan anak-anak lain yang sibuk tertawa sambil sesekali main jitak kepala satu sama lain.
Tatapan Vanessa bertemu dengan pemilik mata hazel itu. Jonatan hanya melirik sekilas saat menyadari Vanessa menundukkan kepalanya untuk menghindar dari tatapan mematikan milik Jonatan.
To: Vanessa
Kalau jalan liat ke depan, nanti lo jatuh.Setelah mengirim pesan itu, Jonatan kembali sibuk mengobrol dengan teman-temannya.
Sangat kontras dengan Vanessa yang langsung kelimpungan membaca pesan dari Jonatan. Pasalnya ini baru kali pertama Jonatan kembali mengiriminya pesan dan isi pesan itu sendiri menunjukkan bahwa Jonatan masih memerhatikan.
Hal itu membuat pipi Vanessa merona. Dia tahu tidak seharusnya dia begitu bahagia. Namun apa daya kalau hatinya tak mampu ia kendalikan.
Tanpa Vanessa sadari dia memasuki kelas masih dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
"Kenapa lo? Dapet undian berhadiah?"
"Apa sih lo Dan? Minggir sana, main dudukin bangku orang aja lo!"
![](https://img.wattpad.com/cover/56223226-288-k2564.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Badboys
Dla nastolatkówKehidupan Vanessa berubah semenjak ia bertemu dengan Jonatan, si badboy yang notabene ketua geng SMA Bina Bangsa. Namun bagaimana kehidupannya kini setelah dia juga kembali dipertemukan dengan Devand, badboy yang juga menjabat sebagai ketua geng SMA...