Sesekali Vanessa menengok ke belakang, berharap masih dapat melihat sosok itu. Dia tahu kini Jonatan semakin sulit untuk kembali direngkuh.
Eca, fokus sama Devand! Lo masih punya sosok yang sejak dulu menjaga lo, sosok yang sejak dulu mengerti lo, sosok yang sejak dulu ada buat lo, sosok yang sejak dulu sangat perhatian sama lo. Sialnya, sosok itu nggak bisa gantiin lo di hati gue, Jo. Trus kalau kayak gini gue mesti gimana? Berbalik mencoba meraih lo? Atau gue menjaga apa yang gue miliki sekarang?
"Ca, nggak mau turun?"
"Ohh... iya hehe."
"Makan dulu ya, aku laper."
"Iya, aku juga kok."
Vanessa dan Devand memasuki restaurant jepang dan memesan menu favorite masing-masing.
Tak perlu menunggu lama, pesanan mereka datang. Namun disaat bersamaan handphone milik Devand berbunyi, membuat sang empunya mencari benda itu di dalam tas.
"Hallo..."
"..."
"Di... dimana?"
"..."
"Sekarang?"
"..."
"Oke, tunggu sebentar."
Devand menatap gadis di hadapannya penuh kekhawatiran. Hal itu jelas dapat terbaca oleh Vanessa.
"Ada apa Dev?"
"Hmm... kayaknya aku harus pergi Ca."
"Makan dulu sedikit, nanti kamu sakit."
"Tapi aku harus pergi sekarang Ca."
"Satu suap?"
"Ca, aku nggak ada waktu. Ini urgent."
"Ya udah kamu pulang duluan nggak apa-apa."
"Beneran kamu nggak apa-apa aku tinggal?"
"Iya..."
"Aku pergi dulu ya. Besok aku janji aku bakalan ganti makan siang kita hari ini."
Devand menuju kasir untuk membayar makanan mereka lalu menuju tempat parkir. Terlihat dari cara dia mengendarai sepeda motornya bahwa dia sangat terburu-buru.
Aneh, kenapa gue ngerasa ada yang disembunyiin Devand dari gue ya. Kenapa dia terburu-buru gitu?
Namun sebuah notifikasi line membuat pikiran Vanessa buyar.
[Line]
Jonatan: Nggak enak tuh ramen kalau udah dingin.Darimana dia tahu kalau gue makan ramen?
Vanessa mengedarkan pandangannya ke segala arah. Namun tak ada batang hidung Jonatan di restaurant tersebut.
Kembali sebuah notifikasi line muncul.
[Line]
Jonatan: Nyari gue?Sialan nih orang! Dia dimana sih? Bodo amat lah.
Vanessa mencoba mengabaikan chat dari Jonatan namun sekali lagi dia gagal. Kembali dia mengedarkan pandangannya dan tak ditemuinya sosok Jonatan di dalam restaurant tersebut.
Hingga tanpa sengaja dia melihat ke arah dinding kaca restaurant tersebut. Dari situ terlihat jelas bahwa di seberang jalan sana, Jonatan sedang duduk di bangku kayu dekat tukang tambal ban. Dia tersenyum geli ke arah Vanessa yang langsung dibalas kerucutan bibir oleh gadis itu.
[Line]
Vanessa: Ngapain kakak disitu?
Jonatan: Kalau ke tempat tukang tambal ban berarti ngapain?
Vanessa: Ngapel kali -,-
Jonatan: Iya, ngapelin tukang tambal ban.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Badboys
Teen FictionKehidupan Vanessa berubah semenjak ia bertemu dengan Jonatan, si badboy yang notabene ketua geng SMA Bina Bangsa. Namun bagaimana kehidupannya kini setelah dia juga kembali dipertemukan dengan Devand, badboy yang juga menjabat sebagai ketua geng SMA...