Chapter 4

98.7K 5.6K 35
                                    

-Vanessa-

Pagi ini aku masih penasaran dengan pertanyaan kak Jo kemarin. Tapi sepertinya dia kenal dengan Devand. Aahh entahlah.. aku nggak berani bertanya lebih lanjut ke kak Jonatan. Gimana mau nanya lebih lanjut, natap mata hazelnya aja aku nggak berani. Tatapannya itu loh.. mengerikan! Membuat semua orang terintimidasi.

Aku heran saat sampai dikoridor, kelasku tampak sepi dari luar. Padahal kelasku termasuk kelas yang siswanya sangat bawel dan siswinya sering bergosip ria di depan kelas setiap ada waktu luang. Jangan-jangan kelasku sepi karena ada PR. Oh my god!!
Gara-gara mikirin kak Jo dan Devand semalaman aku jadi sama sekali tidak mengecek tugasku.

Aku berlari sepanjang koridor, berharap masih bisa meminjam tugas teman. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan bahwa limabelas menit lagi jam pertama dimulai.

Saat aku memasuki kelasku, aku sedikir terkejut karena kelasku sepi bukan gara-gara tugas melainkan karena kak Jo!

Dia duduk santai di salah satu meja di kelasku. Dia tidak sendiri melainkan bersama kedua temannya. Salah satu dari temanny berdiri lalu berbisik pada kak Jo sambil melirik padaku.

"Lo semua keluar dari kelas ini!"

Teman kak Jo yang tadi berbisik padanya berteriak membuat semu yang ada diruang kelas segera bergegas keluar. Melihat semua orang keluar aku juga ikut keluar.

"Kecuali elo Vanessa." Suara bass kak Jo membuat langkahku terhenti. Aku berbalik dan menatapnya takut-takut.

"Sini lo!"

"I.. iya kak."

Mendengar perintah kak Jo, entah mengapa aku nggak berani membantah. Takut diamuk macan.. ahh adakah binatang yang lebih menyeramkan dari macan? Ya itu berarti kak Jo!

"Lo sama Bayu juga keluar Gi!"

"Tapi Jo gue pengen tau apa yang mau kalian bicarain."

"Ntar gue kasih tau."

"Yaaahh.. nggak seru Jo kalau lo yang cerita."

"Egi! Ayo keluar!"

Teman kak Jo yang bernama Bayu menarik kerah seragam Egi dari belakang sambil menyeretnya. Mereka keluar lalu menutup pintu kelas dari luar.

"Lo ada hubungan apa sama Devand?"

Mendengar Jo -oke mulai sekarang aku panggil dia Jo tanpa embel-embel kak dibelakang dia, abis mukanya jutek gitu bikin orang kesel- menyebut nama Devand membuatku berani menatap mata hazelnya.

"Jawab!"

"Eh.. anu kak. Itu, dia ituu.."
"Jangan anu itu anu itu aja!"
"Aduuhh gimana jawabnya ya."
"Gue bilang jawab!"
"Dia first love saya kak." Keceplosan deh. Aduh mampus, malu banget aku.
"Hmm.. dia pacar pertama lo."
"Eh bukan kak." Jo menatapku meminta penjelasan lebih.
"Duuhh.. jadi gini kak. Dulu dia kakak kelas saya waktu SMP di Jogja, nah waktu itu saya naksir berat sama dia. Dia sih ngerespon tapi dia keburu ikut pindah orangtuanya ke sini. Saya udah lost cantact sama dia lama banget dan baru kemarin saya liat dia lagi."

-Jonatan-

Jadi cewek di depan gue ini pernah segitu dekatnya sama Devand. Bisa gue jadiin umpan buat naklukin Devand dan gengnya.

"Lo mau deket lagi sama Devand?"

"Mak.. maksud kakak?"

"Lo mau gue kasih kesempatan buat deket lagi sama Devand nggak?"

Dia terkejut tapi dia segera mengangguk senang. Gila nih cewek beneran suka sama Devand kayaknya.

"Tapi lo janji kalau lo bakalan bantu gue sama temen-temen gue buat jadi mata-mata."

Seperti ada alarm di otaknya dia segera menggelengkn kepalanya keras-keras.

"Jadi lo nggak mau?"

"Nggak! Aku yakin pasti kakak dan geng kakak itu berniat yang nggak baik sama Devand. Iya kan?"

"Kalau iya kenapa? Lo nggak bisa ngelindungin Devand lo tersayang itu dari gue!"

"Terserah kakak! Tapi yang jelas saya nggak mau nyakitin dia! Saya nggak mau dia kecewa sama saya!"

Bentakan cewek didepan gue ini membuat gue sedikit tersetak. Selama ini nggak ada cewek yang segitu membela gue bahkan di depan musuh gue.

Dan ini cewek yang menurut gue nggak bisa dibilang cewek kuat, berani membela Devand?!

Gue, seorang Jonatan Lazuardi kalah dengan seoranv Devand?! No way!!

Gue nggak terkalahkan! Gue bakal nunjukkin ke cewek ini kalau dia salah pilih Devand buat dibela mati-matian!

My Lovely BadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang