-Author-
Detik demi detik, menit demi menit Vanessa lewati dengan ketegangan maksimal. Bagaimana tidak jika seorang panglima perang SMA Bibang akan duduk disampingnya selama tiga jam pelajaran.
Vanessa tahu bahwa sering kali Jonatan mencuri pandang padanya namun ia tetap fokus atau lebih tepatnya berpura-pura fokus pada penjelasan guru di depan.
Jonatan sendiri tahu bahwa mungkin gadis disampingnya merasa tidak nyaman atas kehadirannya, namun amarah yang terpendam didalam dirinya mengalahkan segala akal sehat yang dia miliki. Bahkan harga diri dan ikrar yang sejak dulu ia junjung tinggi yaitu tak akan ada seorang gadis pun yang akan berhasil memasuki ruang hidupnya kini telah ia ingkari.
Pondasi es yang dulu kokoh berdiri menantang siapapun yang berani memasuki hidupnya kini retak akibat seorang gadis bernama Vanessa. Namun dalam hatinya Jonatan yakin bahwa walaupun ia harus mengorbankan seluruh pertahanan yang telah ia bangun bertahun-tahun itu akan membuatnya berhasil membalaskan dendam yang selama ini dia pendam terhadap Devand.
Dendam yang murni akibat kesalahan pribadi masing-masing. Kesalahan kecil namun fatal bagi keduanya.
Vanessa merasa handphone disakunya bergetar. Dirogohnya handphone tersebut lalu membuka line dari Devand. Tanpa disadarinya sosok Jonatan memerhatikan gerak-gerik gadis itu hingga tanpa disadari Vanessa handphonenya kini berpindah tangan.
[Line]
Devand: nanti aku jemput jam berapa?
Vanessa: lo nggak perlu jemput dia -Jonatan-
Devand: ini msh pelajaran gmn bisa lo bls chat Vanessa?
Vanessa: ini msh pelajaran jg jadi ngapain lo ngechat dia? Ganggu pelajaran!
Devand: balikin handphonenya ke dia Nat!
Vanessa: terserah gue!!
Devand: gue nggak main-main!
Vanessa: gue juga!!
Devand: Jonatan!!!"Kak siniin handphone saya dong!"
"Kalau gue nggak mau gimana?"
"Please kak, kalau nanti Devand marah sama saya gimana?"
"Bukan urusan gue."
"Makanya balikin handphone saya kak."
"Oke gue balikin tapi ada syaratnya."
"Apa?"
"Lo jadi pacar gue!"
"What?!"
Spontan Vanessa berteriak mendengar pernyataan Jonatan barusan. Hingga tanpa disadari oleh mereka berdua, seisi kelas langsung mengalihkan perhatiannya kepada mereka. Bu Marina berjalan kearah meja mereka dengan satu alis terangkat.
"Ada apa Vanessa?" Vanessa hanya mampu terpaku ditempatnya. Pernyataan Jonatan barusan masih membuatnya terkejut.
"Ini Bu, Vanessa bingung cara ngerjainnya makanya saya dan Vanessa mencoba mendiskusikannya."
"Benar begitu Vanessa?"
Merasa tidak mendapat respon dari Vanessa yang masih terpaku ditempatnya, Jonatan tanpa kentara menaruh tangannya ditengkuk Vanessa lalu mengangguk-anggukkan kepala Vanessa pelan. Karena tertutup tubuh tegap Jonatan, Bu Marina hanya melihat anggukan aneh Vanessa.
"Baiklah, kalau masih ada yang belum kalian pahami kalian bisa temui saya jam istirahat nanti di kantor guru."
"Baik bu."
Kembali hanya Jonatan yang menjawab Bu Marina dengan cengiran khas Jonatan yang mampu membuat siswi seisi kelas X2 menatap kagum padanya. Untuk pertama kalinya mereka melihat sang kakak kelas super dingin mengeluarkan cengiran yang membuat wajahnya menjadi super cute bagi mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Badboys
Fiksi RemajaKehidupan Vanessa berubah semenjak ia bertemu dengan Jonatan, si badboy yang notabene ketua geng SMA Bina Bangsa. Namun bagaimana kehidupannya kini setelah dia juga kembali dipertemukan dengan Devand, badboy yang juga menjabat sebagai ketua geng SMA...