Chapter 16

82.1K 4.5K 156
                                    

Sudah tiga hari Vanessa menghindar dari Jonatan. Tentu saja berkat bantuan ketiga sahabatnya dan sedikit banyak dibantu juga oleh teman-teman kelasnya. Ada saja ide dari temannya untuk menghindar dari senior mereka itu.

Namun pagi ini kelas Vanessa bukan dipusingkan oleh Vanessa yang mencoba menghindar dari Jonatan melainkan disibukkan oleh tugas fisika yang diberikan oleh sang guru untuk menggantikan absennya beliau pada hari ini. Mereka harus menyelesaikan dan mengumpulkan tugas tersebut sebelum istirahat pertama selesai.

"WOE YANG NGAMBIL PENGHAPUS GUE, GUE SUMPAHIN LO JOMBLO SEUMUR HIDUP!" Teriak Mike menggema di ruang kelas.

"NYUMPAHIN YANG BAGUSAN DIKIT CUK! ANJIR JELEK AMAT SUMPAH LO!" Dani juga tak kalah keras volume suaranya. Bahkan Gea yang duduk didekat Dani langsung menoyor kepala cowok itu.

"LO KAN DAN YANG NGAMBIL? SINI BALIKIN!"

"ETDAAH FITNAH LO FITNAH! INGET FITNAH LEBIH KEJAM DARIPADA NGGAK FITNAH!"

"DASAR BEGO DIPELIHARA!" Kini gantian Hifa yang ikut dalam percakapan tersebut dan memberikan jitakan ke kepala Dani.

"Ngomong bener aja kena jitak gimana kalau gue bohong."

"INI PENGHAPUS SIAPA? KALAU DALAM WAKTU TIGA DETIK NGGAK ADA YANG NGAKU GUE KLAIM INI JADI MILIK GUE! SATU... DUA... TI..."

"WOE KAMPRET ITU PUNYA GUE! LO YANG NGAMBIL JON?"

"Elaahh ditemuin bukannya makasih malah nuduh. Tau gitu gue ambil aja tadi."

"Sorry deh sorry abis daritadi gue cari di gerombolan mana aja nggak ada. Lo nemu ini dimana?"

"Dibawah meja Firda."

"Kok bisa sampai sana?"

"Mana gue tahu, tanya sama penghapus lo aja tuh."

"Berisik banget sih lo berdua. Diem napa? Nggak konsentrasi nih gue." Vanessa yang berada disamping kedua orang tersebut bersungut-sungut karena konsentrasi mencontek jawaban milik Giska hilang.

"Duuhh iye iye maap neng."

"TINGGAL NYONTEK AJA PAKAI KONSENTRASI SEGALA LO!"

"HARUSLAH! GIMANA KALAU GUE SALAH NYALINNYA?"

"LO BERDUA DIEM BISA KAGAK? BACOT AMAT DAH BERDUA!" Gea menimpuk Vanessa dan Jono bergantian agar mereka berdua menyudahi perang mulutnya.

"LO JUGA BACOT GE!"

"WOE PADA BISA DIEM KAGAK SIH SEMUANYA? BERISIK AMAT DAH INI KELAS."

"SUKA-SUKA DONG LAGIAN MULUT JUGA MULUT GUE."

*buummkraaakk

Suara pintu yang terbuka paksa membuat semua mata kini menatap kearah yang sama. Disana berdiri dengan angkuhnya sambil menyandarkan dirinya dipintu dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.

Dari bahasa tubuhnya saja sudah terlihat bahwa cowok tersebut masih memiliki aura yang sama seperti tiga hari yang lalu. Ditambah menghindarnya sang gadis yang diklaim sebagai kekasihnya membuat dia semakin geram.

"Kok pada diem? Tadi kayak pasar kenapa sekarang kayak kuburan?"

Bahkan tak ada satu siswapun yang berani membuka mulutnya hanya untuk mengeluh seperti sebelum kedatangan sang pentolan sekolah mereka tersebut.

Jonatan melangkahkan kakinya menuju segerombolan anak perempuan dan beberapa anak laki-laki disana. Tepat di sebelah gadis itu dia berhenti. Menatap buku tugas milik gadis itu lalu merogoh saku celananya untuk mengambil handphone.

My Lovely BadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang