31. That's for sure

4.7K 209 0
                                    

Yoshiki benar-benar tidak bisa tidur karena terbiasa tidur memeluk Mika.
Karena gelisah, ia bangun dan pergi ke dapur untuk minum air sambil berharap ia akan mudah tertidur nanti.

Tanpa diduga, Mika yang haus juga keluar dari kamar dan cukup kaget melihat Yoshiki di dapur.

"Eh, kau belum tidur Yoshiki ?" tanya Mika dengan terkantuk-kantuk.

"Un...aku tak bisa tidur..." jawab Yoshiki sambil menghela napas.

Mika pun menenggak airnya dan bergerak untuk tidur kembali.
"Selamat malam, Yoshiki." kata Mika sambil berjalan kembali ke kamar.

Namun, Yoshiki tiba-tiba menarik tangannya dan menciumnya sehingga Mika sadar seketika dari kantuknya.

"Selamat malam..." balas Yoshiki pelan sambil menatapnya dalam-dalam.

Tiba-tiba, nenek memergoki mereka.
"Yoshiki !!! Apa yang kau lakukan ???" kata nenek tegas sambil berkacak pinggang.

"Ah...aku hanya mengucapkan selamat malam saja kok nek..." jawab Yoshiki cepat dan langsung berjalan ke kamarnya.
Nenek pun langsung menghampiri Mika.

"Apa Yoshiki berbuat macam-macam padamu, Mika ?" cemas nenek.

"Tidak kok nek...Yoshiki hanya menciumku saja dan itu sudah sering dilakukannya..." jelas Mika sambil tersenyum.

"Eeehhh ???" kaget nenek.

"Ah, kami hanya berciuman saja kok nek ! Tidak lebih dari itu selama ini ! Kami tidak akan melakukan hal yang melebihi batas sebelum menikah...nenek tenang saja..." kata Mika cepat sebelum nenek salah paham.

"Ohh, syukurlah..." lega nenek.

***

Esok paginya, nenek terbangun karena mendengar suara orang yang sedang memasak di dapur. Nenek pun menoleh dan tidak melihat Mika di sampingnya.
Nenek bangun dan berjalan ke dapur. Dilihatnya Mika sedang memasak.

"Pagi sekali kau bangun, Mika..." tegur nenek hingga Mika menoleh ke arahnya.

"Ah, selamat pagi nek." balas Mika tersenyum.

"Kau tidak perlu bangun sepagi ini hanya untuk membuat sarapan..." kata nenek mengambil segelas air.

"Aku sudah terbiasa, nek. Ah, maaf nek aku seenaknya memakai dapur nenek..." kata Mika cepat.

"Tidak apa. Kau bebas menggunakannya sekarang. Anggap saja rumahmu sendiri." senyum nenek. Mika pun tersenyum mendengarnya.

"Sudahlah, kau pergi bangunkan Yoshiki. Dia memang malas sekali bangun pagi. Biar nenek yang mengurus sisanya." ujar nenek mengambil celemek. Mika pun meninggalkan dapur dan pergi ke kamar Yoshiki.

Dilihatnya Yoshiki masih tidur menelungkup dan Mika berjalan menghampirinya.
Gadis itu duduk di tepi ranjang kayu itu.

"Yoshiki, bangun...sudah pagi nih." panggil Mika. Namun, Yoshiki tidak bergerak. Ia masih tidur.

"Hei, Yoshiki...ayo bangun..." panggil Mika lagi dan mengguncang tubuh Yoshiki.

Yoshiki mengerang dan berbalik telentang tanpa membuka matanya sama sekali.

"Benar-benar deh...ayo bangun..." kata Mika mengguncangkan Yoshiki lagi.

Namun, Yoshiki tiba-tiba menarik Mika dan memeluknya. Mika pun gelagapan dan wajahnya memerah sementara Yoshiki hanya tersenyum.

"Yoshiki ! Lepaskan aku ah !" Mika berusaha melepaskan diri tapi Yoshiki memeluknya erat.

"Biarkan aku begini sebentar lagi..." kata Yoshiki pelan. Mika pun membiarkan Yoshiki memeluknya selama beberapa menit.

A Thousand KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang