Sementara itu, di rumah Yoshiki dan Mika masih berdiam diri. Yoshiki duduk di sofa sambil membaca buku dalam diam sedangkan Mika membereskan dapur.
Ring...! Ring...! Ring...!
Telepon rumah mereka berdering.
Mika pun mengangkatnya.Namun, tidak berapa lama setelah ia mengangkat telepon itu, Mika terdiam dan gagang telepon terjatuh dari tangannya.
Yoshiki langsung menoleh padanya. Ia mulai berpikir ada sesuatu yang terjadi setelah melihat ekspresi Mika.
Mika menoleh perlahan ke arah Yoshiki dengan syok.
"Yoshiki..." kata Mika dengan bibir bergetar. Yoshiki memperhatikannya dengan serius.
"Micchan kecelakaan !!!" jerit Mika histeris dan ia menangis kuat.
Yoshiki terkejut mendengarnya dan tanpa berkata apapun, ia langsung menarik tangan Mika membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Mika langsung menghampiri ibunya yang sedang menunggui Micchan di depan ruang perawatan.
"Ibu ! Apa yang terjadi pada Micchan ???" tanya Mika dengan panik.
"Micchan ditabrak mobil saat pulang dari rumah ibu..." jelas beliau dengan sedih.
Mika menutup bibirnya dengan kedua tangan dan air mata lagi-lagi mengalir.
Tak berapa lama, dokter keluar dari dalam ruangan dan mereka langsung menghampirinya.
"Dokter, bagaimana keadaan anak saya ?" tanya Yoshiki yang diam dari tadi.
"Anak anda hanya mengalami pendarahan ringan di bagian kepalanya. Tapi, tidak fatal dan akan segera sembuh." jelas dokter sambil tersenyum.
Yoshiki menarik napas lega sementara Mika langsung berhambur masuk ke kamar Micchan. Yoshiki pun mengikutinya.
Micchan masih belum sadarkan diri. Mika terus menggenggam tangan Micchan dari sebelah kiri sedangkan Yoshiki duduk menatap anaknya dari sebelah kanan.
Perlahan-lahan, Micchan siuman. Mika dan Yoshiki langsung beranjak dan memandang anaknya.
"Micchan, kau sudah sadar sayang ?" tanya Mika hati-hati dengan senyum lega.
"Ibu...ayah..." ujar Micchan lemah sambil menoleh lambat pada mereka berdua.
Melihat kedua orangtuanya tidak berdiri pada sisi yang sama, Micchan menyadari keduanya masih bertengkar.
Ia memandang sedih pada mereka.
"Ayah dan ibu masih bertengkar ya ?" tanya Micchan sedih.Yoshiki dan Mika tertegun mendengarnya hingga mereka terdiam.
Melihat kedua orangtuanya berdiam diri, Micchan kembali menangis.
"Keluar....keluar !!! Ayah dan ibu keluar...!!! Micchan tidak mau bertemu ayah dan ibu sebelum kalian berbaikan..!!!" jerit Micchan dengan menangis histeris. Ia meronta-ronta hingga selang infusnya bisa lepas kapan saja.
Yoshiki dan Mika terkejut melihatnya hingga akhirnya suster datang dan membawa mereka keluar dari ruangan itu.
"Maaf, tapi kehadiran anda berdua bisa memperburuk kondisi pasien. Mohon keluar dari ruangan ini." usir suster itu dengan halus. Micchan masih terus menjerit-jerit.
"Nenek !!! Nenek !!! Bawa ayah dan ibu keluar !!! Micchan tidak mau melihat ayah dan ibu bertengkar terus menerus !!!" tangis Micchan meraung-raung.
Neneknya segera menyuruh mereka keluar dari ruangan itu.
"Lebih baik kalian urus dulu masalah kalian sebelum menemui Micchan... kondisinya sedang tidak stabil hingga ia gampang tertekan..." ibu Mika memandang mereka berdua dengan penuh harap dan langsung menutup pintu kamar Micchan.
Akhirnya Mika dan Yoshiki keluar dari ruangan itu dengan sedih.
Mika langsung menoleh tajam ke arah Yoshiki yang berada di sampingnya.
"Semua ini salahmu !!! Kau membuatku tidak bisa melihat anakku sendiri !!!" tuduh Mika sambil menangis histeris.
"Jangan selalu menuduhku seperti itu, Mika !!! Memangnya kau sendiri tidak salah ??? Kau selalu menyalahkanku padahal kau sendiri yang memulai semua ini ! Aku benar-benar tidak mengerti denganmu Mika !!!" balas Yoshiki keras.
Mereka kembali bertengkar dan membuat Micchan yang mendengarnya menjadi lebih sedih.
Mereka berdua pun berdiam diri dan Mika langsung membalikkan badannya untuk memunggungi Yoshiki.
Ia menangis tersedu-sedu tanpa berkata apapun.Yoshiki yang emosinya telah mereda pun memandang punggung Mika yang bergetar dengan sedih.
Ia berbalik dan mengulurkan tangan untuk menyentuh pundak Mika.
Namun, sebelum ia berhasil menyentuhnya, Mika tiba-tiba berbalik dan memeluknya langsung.Yoshiki tertegun dan ia dengan perlahan mengelus rambut Mika dengan tersipu. Mika terus menangis di pelukan Yoshiki.
"Sudah...tidak apa-apa... semua akan baik-baik saja..." kata Yoshiki perlahan sambil terus menenangkan Mika.
Entah sudah berapa lama Mika terus menangis hingga begitu ia melepaskan pelukannya, Yoshiki tiba-tiba ambruk dan pingsan.
Mika terkejut dan dengan panik langsung berlutut di samping Yoshiki.
"Yoshiki ! Yoshiki ! Ada apa denganmu ??? Bangun Yoshiki !" panggil Mika panik dan ia mulai menangis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Kiss
Romance#Rank 12th at Daily Life (May 11th,2018) #Rank 8th at Daily Life (Aug 10th, 2018) Gadis cantik itu namanya Mika Nakashima. Bukan artis hanya seorang gadis SMA biasa dengan rambut panjang merah menyala. Pertemuannya dengan Yoshiki Kimura membuat dun...